• November 25, 2024
5 Upaya efisiensi Pertamina pasca Petral dibubarkan

5 Upaya efisiensi Pertamina pasca Petral dibubarkan

Pertamina menargetkan efisiensi sebesar US$100 juta dari perolehan minyak dan produk minyak pada tahun 2016.

JAKARTA, Indonesia – Persaingan mengejar efisiensi manajemen antar perusahaan pelat merah menjadi tema pengembangan badan usaha milik negara. Pada akhir Februari tahun ini, Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengingatkan BUMN untuk meningkatkan efisiensi dan mampu bersaing tidak hanya di lokal, tapi juga di kawasan. Salah satu upaya untuk mendorong efisiensi adalah melalui pembentukan menyimpan yaitu perusahaan induk yang mengelola BUMN di bidang yang sama.

Efisiensi juga diupayakan oleh manajemen bisnis. PT Pertamina (Persero), misalnya, menargetkan efisiensi proses pengadaan minyak dan produk minyak melalui Integrated Supply Chain (ISC) pada tahun 2016 mencapai US$100 juta.

Vice President Corporate Communications Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan sepanjang tahun 2016, Pertamina terus melakukan penataan sistem ISC yang diharapkan dapat membawa efisiensi bagi perusahaan. Perubahan dalam pengadaan minyak dan produk minyak oleh ISC tetap menjadi bagian penting dalam hal ini Proyek terobosan alias terobosan Pertamina.

Peran ISC adalah menggantikan perusahaan pemasaran Pertamina, Petral, yang sempat kontroversial dan akhirnya dibubarkan pada Mei 2015. Setelah Petral dibubarkan, Pertamina mengaku meraup untung Rp 250 miliar per hari.

Penataan sistem ISC telah dilakukan dan terbukti berhasil pada tahun lalu dalam menciptakan efisiensi bagi Pertamina sebesar US$208,1 juta atau jauh melebihi target sebesar US$91,7 juta dari proses pengadaan minyak mentah (mentah) dan produk. Tahun ini kami akan terus menata sistemnya. “Kami menargetkan efisiensi pengadaan minyak dan produk minyak sebesar US$100 juta,” kata Wianda dalam keterangannya kepada media.

Nilai efisiensi tersebut diharapkan dapat diperoleh dari berbagai inisiatif strategis, antara lain memaksimalkan pembelian minyak mentah dalam negeri, efisiensi kegiatan pengadaan minyak mentah, bahan bakar minyak dan gas petroleum cair, pengolahan minyak mentah di kilang luar negeri, termasuk pengadaan kondensat, bahan bakar minyak. dan LPG. berbagai negara dalam rangka kerja sama antar pemerintah atau G to G.

Pada tahun 2015, Pertamina menambah investasi hilir dan hulu senilai US$5,31 miliar, termasuk penandatanganan kerja sama dengan Aramco, raksasa minyak asal Arab Saudi. Kerja sama ini terwujud usai adanya pertemuan antara Presiden Jokowi dan Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdul Azis.

Peningkatan permintaan pada tahun 2016

Berdasarkan catatan Pertamina, kebutuhan bensin pada tahun 2016 diperkirakan mencapai 164,6 juta barel, sedangkan untuk bensin mencapai 171,1 juta barel per tahun. Kebutuhan LPG diperkirakan mencapai 7,45 juta metrik ton (MT). Bensin adalah minyak dengan oktan 88, 90, 92 dan 95 yang digunakan sebagai bahan bakar. Sedangkan bensin adalah solar yang kini menjadi biodiesel karena harus dicampur dengan biofuel sebesar 20 persen.

Sepanjang tahun 2015, nilai minyak mentah dan produk minyak yang dikelola ISC Pertamina mencapai US$27,41 miliar, dimana US$14,85 miliar merupakan minyak mentah dan US$12,56 miliar produk. Tahun lalu, ISC melakukan transformasi fase 1.0 melalui lima program strategis, yaitu:

  • untuk menghilangkan perantara dari rantai pasokan,
  • peningkatan utilisasi dan fleksibilitas armada maritim Pertamina,
  • memberikan kesempatan yang sama dan adil bagi seluruh peserta pengadaan,
  • menerapkan proses evaluasi penawaran yang transparan dan
  • mengurangi biaya dengan menerapkan pembayaran transmisi telegraf (TT).

“ISC juga mengurangi porsi pembelian online tempatKhusus untuk produk Premium yang semuanya berjangka, solar dan LPG masing-masing berjangka 96%, Avtur 86%. Sementara volume pengadaan melalui minyak mentah berjangka meningkat menjadi 70% dari sebelumnya 60%. Intinya, upaya apa pun bisa dilakukan dan sesuai dengan aturan dan ketentuan praktik terbaik “Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai efisiensi berapa pun sen yang kami dapat,” kata Wianda.

Transformasi ISC merupakan bagian dari upaya peningkatan efisiensi dan penguatan transparansi pengadaan minyak mentah dan produk minyak yang selalu menjadi perhatian publik. Menurut Wianda, Pertamina telah mengundang daftar mitra usaha terpilih (DMUT) untuk terlibat dalam pengadaan produk minyak mentah dan bahan bakar tersebut.

Ketentuan DMUT juga cukup ketat karena harus memenuhi sejumlah kualifikasi tertentu seperti rincian bisnis perusahaan, laporan keuangan rinci, rincian bank dll.

“Kami membuka informasi tender melalui website Pertamina yang dapat diakses semua orang dan ini merupakan terobosan penting dimana seluruh proses pengadaan dan penjualan minyak dan produk minyak oleh ISC dilakukan secara terbuka dan transparan,” kata Wianda.

Terkait pembentukan holding, Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno mengatakan Pertamina memiliki potensi besar untuk menjadi holding BUMN energi.

“Proses pembentukan saham energi antara PT Perusahaan Gas Negara dengan anak perusahaan Pertamina, Pertamina Gas (Pertagas), masih berlangsung. Arahnya efisiensi, seperti arahan Presiden kepada BUMN, kata Rini kepada Rappler – Rappler.com

BACA JUGA:

Keluaran HK