Anak-anak dan perempuan dievakuasi, Kementerian Dalam Negeri mengirimkan tim ke Papua
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Kelompok bersenjata telah mengisolasi sekitar 1.300 orang di dua desa di Papua
JAKARTA, Indonesia – Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin mengatakan pihaknya telah mengevakuasi sejumlah anak dan perempuan untuk disandera kelompok bersenjata di Timika, Papua.
“Anak-anak dan perempuan terselamatkan, hanya pekerja dan laki-laki yang tersisa. Jadi jumlahnya semakin hari semakin berkurang, kata Syafruddin di Mapolres.
Syafruddin mengatakan, proses evakuasi dilakukan secara bertahap agar tidak memicu baku tembak dengan kelompok bersenjata yang mengisolasi sejumlah kampung di Papua.
“Secara bertahap, tidak sembarangan. Jadi mohon ditunggu dan dukung operasi ini,” ujarnya.
Selain mengisolasi sekitar 1.300 orang, kata Syafruddin, kelompok bersenjata juga menyita alat berat milik PT Freeport.
“Makanya kami akan menindak tegas dan tegas terhadap mereka. Namun sebelum itu, tugas utamanya adalah menyelamatkan para sandera terlebih dahulu, kata Syafruddin.
Saat ini, lanjut Syafruddin, pemerintah sudah memberikan makanan kepada para sandera agar mereka tidak kelaparan.
Ia berharap upaya penyelamatan warga tersebut tidak memakan korban jiwa. “Tidak ada yang terluka, itu yang paling penting,” katanya.
Kemendagri kirim tim ke Papua
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, pihaknya telah mengirimkan tim ke Tembagapura, Papua, untuk memastikan roda pemerintahan di sana tetap berjalan.
“Kami hanya memastikan pemerintahan di kabupaten dan kelurahan tidak terganggu. Menangani kelompok separatis adalah urusan TNI dan Polri, kata Tjahjo.
Tim yang dikirim dipimpin oleh Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum serta Direktorat Jenderal Otonomi Daerah. Selain memastikan tata kelola pemerintahan, tim juga bertugas memberikan makanan kepada warga yang disandera.
Diberitakan sebelumnya, 1.300 warga Desa Banti dan Kimbely diduga diisolasi oleh TPNPB-OPM beberapa hari lalu.
Polda Papua mengatakan warga di dua kota tersebut dilarang keluar kota oleh kelompok separatis.
Namun kabar tersebut dibantah oleh Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambon yang mengatakan bahwa informasi dan tuduhan tersebut sengaja disebarkan oleh aparat keamanan Indonesia untuk merusak perjuangan kemerdekaan mereka. Sebby mengatakan, pemberitaan tersebut tidak lebih dari propaganda.—dengan laporan Yuli Saputra/Rappler.com