Gereja Katolik di Batu terkena serangan bom
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Sejauh ini toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Kota Batu terjalin dengan baik
BATU, Indonesia — Sebuah gereja Katolik di Kota Batu, Jawa Timur, mendapat ancaman bom pada Senin, 14 November.
Puluhan petugas penjinak bom dari Brimob Divisi B Ampeldento Polda Jatim pada Senin dikerahkan untuk menggeledah seluruh ruangan di Gereja Katolik Good Shepherd yang terletak di Jalan Ridwan nomor 16, Kota Batu. Mereka membawa peralatan pendeteksi logam dan penjinak bom serta anjing pelacak timah.
Seluruh ruangan steril, tidak ditemukan bom, kata Kapolsek Batu AKB Leonardus Simarmata. Sebelumnya, pihak gereja melaporkan menerima ancaman bom melalui telepon.
Menurut polisi, seorang wanita menelepon gereja tersebut sekitar pukul 08.30 WIB pada Senin pagi. Panggilan telepon tersebut diterima oleh seorang satpam bernama Agung Susanto dan langsung menghubungi polisi yang kemudian menurunkan timnya ke lokasi kejadian.
“Hati-hati, ada bom di dalam gereja. “Sebentar lagi akan meledak,” kata Agung menirukan ucapan si penelepon. Ancaman bom teroris, kata Agung, diakhiri dengan bunyi takbir sebanyak tiga kali. Setelah itu, si penelepon terdiam. Agung mencoba memprovokasinya dengan sejumlah pertanyaan, namun tidak ada jawaban.
Beberapa petugas polisi berjaga di depan gereja dan memeriksa setiap orang yang masuk dan keluar. Sementara warga gereja dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Saat ada ancaman bom, tidak ada aktivitas ibadah di dalam gereja. Hanya sejumlah petugas keamanan dan pegawai lokal yang berada di dalam gereja.
Polisi sedang menyelidiki panggilan telepon
Saat ini, polisi sedang melacak panggilan telepon ilegal yang menyampaikan ancaman dan teror bom. Polisi bekerja sama dengan PT Telkom menelusuri nomor telepon yang menghubungi kantor gereja.
“Saat ini kami sedang melakukan penyelidikan untuk melacak pelakunya,” kata Leonardus.
Selain itu, Leonardus mengatakan, pihaknya masih berupaya memberikan rasa aman kepada warga Batu, apalagi saat ini kampanye pemilihan kepala daerah Kota Batu sedang berlangsung.
Sejumlah polisi dikerahkan untuk melakukan patroli keamanan di sejumlah tempat ibadah. Mereka memastikan seluruh tempat ibadah berada dalam kondisi aman.
Jangan takut teror
Pastor Kepala Gereja Katolik Good Shepherd Michael Agung Kristi Putra berharap teror tidak terulang kembali. Dia meminta seluruh masyarakat untuk melakukannya
tidak takut atau khawatir. Namun, mereka diharapkan tetap waspada jika ada pihak luar yang mencurigakan.
“Jangan takut terhadap teror,” kata Michael.
Menurutnya, toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Kota Batu selama ini sudah terjalin dengan baik. Tidak pernah terjadi konflik dan kerusuhan yang disebabkan oleh suku, agama, dan ras. Ia pun memberikan kepercayaan kepada polisi untuk menjaga keamanan pasca teror bom.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Batu, Abdul Rochim pun menyayangkan aksi terorisme tersebut. Pasalnya hingga saat ini kerukunan umat beragama di Kota Batu tetap terjaga dengan baik. Tiga hari lalu, tokoh lintas agama bahkan melakukan komunikasi untuk mencegah gesekan.
“Mereka peduli dan menjunjung tinggi keberagaman, toleransi, dan persaudaraan,” kata Rochim.
Dia menduga pelaku melakukan teror karena iseng dan tidak punya motif lain. Seolah-olah teror dilancarkan dengan sengaja untuk menimbulkan ketakutan dan keresahan.
“Saya yakin pelakunya bukan dari sini, mungkin orang luar,” ujarnya.
Sebelumnya, sebuah gereja di Samarinda, Kalimantan Tengah, dilempari bom molotov oleh mantan narapidana terorisme pada Minggu, 13 November. 4 orang luka-luka, 3 diantaranya anak-anak. Sedangkan satu balita meninggal dunia akibat luka bakar. —Rappler.com