Menteri Luar Negeri Myanmar Aung San Suu Kyi menunda kunjungan ke Indonesia
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Semula Suu Kyi dijadwalkan berkunjung ke Jakarta setelah mengunjungi Singapura pada 2 Desember
JAKARTA, Indonesia – Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi menunda kunjungan ke Indonesia pada Senin, 28 November di tengah protes keras terhadap tindakan penganiayaan yang diduga dilakukan militer terhadap kelompok etnis Muslim Rohingya. . Belum lagi, Minggu lalu Mabes Polri menyatakan baru saja menangkap dua orang yang diduga meledakkan bom di depan Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta. (BACA: Ditangkap di Banten, Terduga Teroris Ini Berencana Ledakkan Gedung DPR)
Suu Kyi sedianya dijadwalkan mengunjungi Indonesia setelah mengunjungi Singapura pada 30 November hingga 2 Desember. Namun, pejabat yang berwenang di Kementerian Luar Negeri menyatakan telah diputuskan bahwa kunjungan tersebut ditunda.
“Kami menunda kunjungan kami ke Indonesia karena adanya masalah di Rakhine dan Negara Bagian Shan bagian utara. “Ada personel militer yang berperang melawan pemberontak etnis tertentu,” kata Wakil Direktur Jenderal Aye Aye Soe.
Ia menambahkan, kunjungan ke Indonesia akan dijadwalkan ulang pada masa mendatang.
Ribuan warga Rohingya kembali berdatangan ke wilayah perbatasan dari Rakhine State, Myanmar. Pekan lalu, mereka memutuskan mengungsi ke Bangladesh karena tidak tega dianiaya oleh tentara Myanmar. Beberapa penyintas mengaku menyaksikan berbagai tindakan brutal seperti penyiksaan, pembunuhan, dan pemerkosaan beramai-ramai yang dilakukan aparat militer.
Suu Kyi, yang sebelumnya memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian, mendapat kritik dari komunitas internasional setelah insiden tersebut. Selain itu, pejabat resmi PBB menuduh militer Myanmar melakukan upaya pembersihan etnis.
Namun Suu Kyi membantah tudingan tersebut. Dia mengatakan, aparat militer sebenarnya sedang mencari teroris yang berada di balik penyerangan pos polisi bulan lalu.
Namun jurnalis asing dan penyelidik independen dilarang menginjakkan kaki di Negara Bagian Rakhine untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di sana.
Ketika perhatian publik terhadap masalah ini menyebar, protes juga meningkat. Dalam beberapa hari terakhir, Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta menjadi sasaran protes. Para pengunjuk rasa menuntut agar hubungan diplomatik diputuskan dan pemerintah mengusir duta besar Myanmar untuk Indonesia.
Sementara itu, nasib sekitar 30 ribu warga Rohingya yang sudah mengungsi ke Bangladesh menghadapi persoalan baru. Bukannya diterima oleh pemerintah Bangladesh, mereka malah ditolak. Bangladesh sebenarnya mengimbau pemerintah Myanmar untuk menghentikan warga Rohingya meninggalkan tanah airnya.
Penjaga di daerah perbatasan menangkap kembali delapan perahu berisi warga Rohingya yang telah menyeberangi Sungai Naf untuk kembali ke Bangladesh selatan. – dengan pelaporan AFP/Rappler.com