• November 24, 2024
Indonesia mengutuk pengeboman di Lahore, Pakistan

Indonesia mengutuk pengeboman di Lahore, Pakistan

Bom bunuh diri menewaskan sedikitnya 65 orang saat perayaan Paskah di Lahore, Pakistan pada Minggu, 27 Maret

JAKARTA, Indonesia – (UPDATED) Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengutuk aksi bom bunuh diri yang terjadi saat perayaan Paskah di Lahore, Pakistan. Dalam kejadian tersebut dilaporkan 65 orang meninggal dunia dan jumlah korban luka mencapai 340 orang.

Pelaku bom bunuh diri diketahui memasuki Taman Gulshan-i-Iqbal di Lahore, lalu meledakkan dirinya di tengah kerumunan anak-anak yang sedang bermain. Korban terbanyak adalah warga Kristinai yang merayakan Paskah pada Minggu 27 Maret.

Berdasarkan informasi Kementerian Luar Negeri, tidak ada satupun korban yang berasal dari Indonesia. Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi pun menyampaikan belasungkawa dan simpati mendalam kepada para korban dan keluarganya.

Menurut seorang saksi, mereka mendengar anak-anak menjerit karena mengeluh kesakitan saat dilukai. Sementara itu, kepanikan terlihat di area taman saat keluarga mencari orang-orang tercinta yang diyakini ada di sana saat bom meledak.

Kepanikan juga terlihat di rumah sakit. Dokter dan tenaga medis sibuk merawat korban di koridor dan lantai rumah sakit. Sementara itu, pejabat yang berwenang meminta bantuan donor darah melalui akun Twitternya.

“Itu memang bom bunuh diri. “Pembom berhasil memasuki taman dan meledakkan dirinya di dekat anak-anak,” kata pejabat Lahore Muhammad Usman.

Javed Ali, yang tinggal di seberang taman, mengatakan bom tersebut memiliki daya ledak tinggi sehingga menghancurkan jendela rumahnya.

“Setelah 10 menit saya keluar rumah, tiba-tiba ada potongan tubuh manusia menempel di dinding rumah kami. “Orang-orang menangis dan saya mendengar suara ambulans lewat,” kata pria berusia 35 tahun itu.

Javed mengatakan taman itu penuh dan banyak umat Kristiani yang menghabiskan liburan Paskah di sana.

“Saya bilang kepada anggota keluarga saya untuk tidak bermain di sana,” katanya.

Sementara itu, pria bernama Yousaf Masih terlihat panik sambil terus mencari anggota keluarganya.

“Anak-anakku datang ke sini. Sementara itu, saya di rumah. “Saya melihat berita ini di televisi, sementara anak dan istri saya pergi ke taman ini,” kata Yousaf.

Sementara itu, kantor berita Reuters melaporkan bahwa faksi kelompok Taliban Pakistan bernama Jamaat-ul-Ahrar mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka pun melontarkan tantangan langsung kepada pemerintah.

“Sasarannya adalah umat Kristiani. “Kami ingin menyampaikan pesan ini kepada Perdana Menteri Nawaz Sharif bahwa kami telah memasuki wilayah Lahore,” kata juru bicara Jamaat-ul-Ahrar, Ehsanullah Ehsan.

Kelompok ini sebelumnya mengaku bertanggung jawab atas beberapa serangan besar lainnya setelah memisahkan diri dari Taliban Pakistan pada tahun 2014. Meski berjanji setia kepada kelompok Negara Islam Irak dan Al Sham (ISIS), Jamaat-ul-Ahrar baru-baru ini mengaku bergabung kembali dengan kelompok tersebut. Taliban.

Pengecut yang mengerikan

Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengutuk ledakan yang terjadi pada hari Minggu.

“(Saya) sangat sedih dan bersimpati atas meninggalnya korban yang tidak bersalah,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Beberapa saat kemudian, Sharif dihubungi oleh mitranya, Perdana Menteri India Narendra Modi, yang mengatakan bahwa “Rakyat India berdiri bersama saudara-saudara kita di Pakistan di masa-masa menyedihkan ini,” menurut media resmi.

Amerika Serikat menyebut serangan itu “pengecut” dan “mengerikan”, sementara peraih Nobel asal Pakistan Malala Yousafzai mentweet: “Pakistan dan seluruh dunia harus bersatu. Semua kehidupan berharga, harus dihormati dan dilindungi.”

Seorang juru bicara militer Pakistan menggambarkan ledakan itu sebagai “serangan bunuh diri” dan menambahkan bahwa badan intelijen sedang mencari pelakunya. Tentara juga dikerahkan ke lokasi kejadian.

Pemerintah provinsi Punjab, Pakistan, mengumumkan tiga hari berkabung.

Umat ​​​​Kristen merupakan kelompok minoritas di negara yang mayoritas beragama Islam, dengan persentase 1,6 persen di negara berpenduduk total 200 juta jiwa.

Sebelumnya, serangan yang menyasar anak-anak juga dilakukan Taliban pada tahun 2014 dan menewaskan lebih dari 150 orang.

Operasi militer dilakukan secara intensif pasca penyerangan tersebut. Jumlah korban tewas dalam serangan militan di Pakistan pada tahun 2015 merupakan yang terendah sejak berdirinya Taliban pada tahun 2007.

Kota Lahore cenderung aman dan damai dalam beberapa tahun terakhir, namun pemberontak telah menunjukkan kemampuan mereka untuk menyerang sasaran yang lemah.

Pada bulan Januari 2016, Taliban melancarkan serangan di sebuah kampus di daerah Charsadda, dekat Peshawar, Pakistan, menewaskan 21 orang. —Menurut laporan AFP/Rappler.com

BACA JUGA:

HK Malam Ini