PP Muhammadiyah menyarankan agar ASEAN membekukan keanggotaan Myanmar
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
PP Muhammadiyah juga menyarankan agar pemerintah menyediakan tempat untuk menampung pengungsi Rohingya
JAKARTA, Indonesia – Pimpinan Pusat Muhammadiyah meminta pemerintah Indonesia mempertimbangkan opsi penyediaan wilayah tertentu bagi pengungsi etnis Rohingya. Pemerintah Indonesia menerapkan opsi ini bagi pengungsi yang terkena dampak Perang Vietnam.
“Kami juga meminta pemerintah mengevaluasi kebijakan diplomasi yang diterapkan terhadap Myanmar karena tidak terbukti menghentikan Myanmar melakukan praktik genosida terhadap etnis Rohingya,” kata Ketua PP Muhammadiyah Bahtiar Effendi, Jumat 1 September. di Jakarta.
Pada tahun 1979, pemerintah menyediakan kawasan di Pulau Galang untuk pengungsi Perang Vietnam. Menurutnya, jika krisis Myanmar dibiarkan maka dapat mengancam stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara. Karena dapat menumbuhkan semangat perlawanan negara lain terhadap isu perdagangan manusia dan imigran gelap.
PP Muhammadiyah juga meminta ASEAN memberikan tekanan terhadap Myanmar, termasuk dengan mempertimbangkan pembekuan keanggotaan Myanmar di ASEAN. Organisasi-organisasi di kawasan Asia Tenggara tidak bisa lagi mengedepankan prinsip non-intervensi dan menggantikannya dengan memikul tanggung jawab untuk menyelesaikan krisis ini.
Aktivis hak asasi manusia di seluruh dunia diminta ikut serta dalam isu krisis kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar.
“Dalam hal ini PP Muhammadiyah bersedia memimpin pengumpulan bantuan dan dukungan terhadap etnis Rohingya,” ujarnya.
PP Muhammadiyah juga mendesak Mahkamah Pidana Internasional untuk mengadili pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam kasus ini.
Komite Hadiah Nobel juga diminta turun tangan dengan mencabut Hadiah Nobel Perdamaian yang pernah diberikan kepada pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, karena alih-alih memainkan peran perdamaian, di bawah kepemimpinannya Suu Kyi malah memperburuk keadaan. PBB juga diminta berperan karena Myanmar tidak punya niat baik untuk menyelesaikan konflik tersebut.
PP Muhammadiyah juga meminta pemerintah Bangladesh membuka kawasan perbatasan karena alasan kemanusiaan.
“Rohingya disebut oleh PBB sebagai salah satu etnis paling tertindas di muka bumi. Mereka ditolak di Myanmar dan ditindas di Bangladesh. “Karena ketidakjelasan identitas ini, akses mereka terhadap pendidikan, kesehatan, dan perumahan yang layak pada akhirnya sangat terbatas,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan PP Muhammadiyah dalam sepekan terakhir, 3.000 etnis Rohingya mengungsi ke perbatasan Bangladesh untuk menghindari kebrutalan tentara Myanmar. Jumlah korban meninggal mencapai 800 orang, baik anak-anak maupun perempuan. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com