Kisah heroik siswa SMAN 6 Bandung mengejar pelaku bom
- keren989
- 0
10 siswa SMAN 6 Bandung tak gentar menghadapi teroris yang meledakkan bom pot
BANDUNG, Indonesia – Tanpa pikir panjang, Syafii Nurhikmah mengejar pria yang baru saja meledakkan bom di Taman Pandawa, Kota Bandung, Jawa Barat, awal pekan ini, Senin, 27 Februari.
Awalnya, siswa SMA Negeri 6 Bandung itu sebenarnya ingin membantu pelaku yang terjatuh akibat ledakan bom. Namun saat mendengar teriakan pria tersebut teroris, Syafii langsung bergerak mengejarnya.
Ia tak menyangka sama sekali bahwa orang yang dikejarnya adalah seorang teroris berbahaya yang bisa membahayakan dirinya karena membawa senjata tajam, senjata api, bahkan bahan peledak.
Meski pria tak dikenal itu mengancam akan menggunakan senjata tajam, Syafii dan 9 teman sekolahnya tak gentar. Mereka terus mengejar orang yang mencurigakan tersebut hingga lari ke Kantor Kelurahan Arjuna, Kota Bandung.
“Saya tidak memikirkan apakah saya takut atau gugup, yang ada di pikiran saya hanyalah, otomatis saya mengejar pelaku tanpa saya sadari,” kata remaja berusia 16 tahun itu.
“Ada anak-anak sekolah yang dengan berani berusaha menetralisir teroris. “Mereka luar biasa dalam pengejarannya bahkan turut menyelamatkan petugas kecamatan,” kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
Tak hanya itu, Syafii bahkan mengajak pelaku teroris berduel dengan berlari hingga ke kantor camat. Saat itu, tidak ada satupun petugas polisi yang datang.
“Teman saya mengajak pelaku untuk menyerah dan pelaku tidak mau menyerah. “Dia bilang: ‘Kalau berani, ke sini’,” kata Syafii menirukan ucapan pelaku.
“Saya langsung spontan berkata: ‘Kalau berani datang ke sini dan berduel dengan saya, jangan pakai pisau. Pelaku menjawab: ‘Kemarilah kalau berani’, tapi sambil menodongkan pisau, kata Syafii yang bercita-cita menjadi tentara.
Keberanian remaja yang hobi pencak silat ini mungkin bermula dari keyakinannya bahwa teroris adalah momok bagi masyarakat dan bukan sesuatu yang perlu ditakuti.
Tapi kita juga harus waspada, ujarnya.
Semangat gagah berani juga ditunjukkan teman sekelas Syafii, Lupy Muhamatulah, yang mengejar pelaku. Remaja bercukur bersih itu berhasil mengevakuasi para pejabat kota yang ketakutan. Lupy pun sempat bernegosiasi dengan pelaku.
“Saya pun berdebat dengan pelaku: ‘Pak, lebih baik Anda menyerah sebelum mati’. “Tidak bisa, saya tidak takut,” kata pelaku,” kata Lupy menceritakan interaksinya dengan pelaku yang akhirnya tewas di tangan aparat.
Aksi berani Syafii, Lupy dan 8 temannya lainnya mendapat apresiasi dari Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang menyempatkan diri menemui anak-anak di sekolahnya. Dalam upacara yang digelar di SMAN 6, Ridwan memberikan apresiasi berupa karangan bunga dan jaket kepada Syafii dan Lupy yang mewakili teman-temannya yang lain.
Menurut Ridwan, kejadian teroris ini merupakan kejadian luar biasa yang meresahkan masyarakat Bandung. Namun saat kejadian itu terjadi, kata Ridwan, ada kejadian yang sangat luar biasa, yakni ulah sekelompok anak sekolah pemberani.
“Ada sekelompok anak sekolah di Bandung yang luar biasa keberaniannya dalam menetralisir teroris yang berusaha mengganggu keamanan Kota Bandung. “Mereka luar biasa dalam mengejar hingga ke kecamatan, bahkan ikut menyelamatkan petugas kecamatan,” kata Ridwan yang akrab disapa Emil.
Sikap patriotik siswa SMA dapat menjadi inspirasi bagi siapapun untuk tidak takut melawan aksi teroris, seperti slogan “Kami Tidak Takut” yang marak di media sosial pasca ledakan bom di Jalan Thamrin, Jakarta, di lokasi ledakan. awal tahun lalu. Keberanian mereka pun menginspirasi Emil.
“Kalau anak-anak berani, Insya Allah Wali Kota juga berani,” kata Emil.
Aksi teror bom pot di Bandung yang dilakukan pelaku bernama Yayat Cahdiyat terjadi saat siswa SMAN 6 sedang berlatih di Taman Pandawa pada Senin pagi.
Ledakan bom yang terjadi mengejutkan para siswa sekolah yang berada di taman. Bahkan, suara ledakan terdengar hingga radius 100 meter dari lokasi kejadian. Sementara akibat ledakan bom pan, paku-paku tersebar hingga radius 50 meter.
Usai ledakan, Yayat melarikan diri ke kantor Kota Arjuna yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi ledakan. Ia kemudian tewas setelah terlibat baku tembak dengan petugas polisi yang mengepung kantor kecamatan. —Rappler.com
BACA JUGA: