• October 5, 2024

Jagalah batik dengan tetap mencintai lingkungan

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Melalui program ‘Satu Desa, Satu Produk’, Kemenperin mendorong penguatan merek lokal dan pengentasan kemiskinan. Batik Winoto Sastro meraih penghargaan OVOP bintang 5

YOGYAKARTA, Indonesia – Echa, siswi SMA Al Madania, Bogor, tampak antusias pada karyanya berupa selembar kain belacu yang diwarnai dengan batik, diperiksa oleh pembatik di Batik Winoto Sastro. Ada nama “Echa” disana.

Bersama puluhan teman sekolahnya, Kamis sore, 7 Januari, Echa menikmatinya bengkel membatik di sebuah galeri di kawasan Tirtodipuran, Yogyakarta.

Para siswi tersebut memilih belajar membatik. Sementara itu, para siswa belajar membuat batik cap. Masing-masing dikenakan biaya Rp 100 ribu. Ada juga paket yang lebih murah Rp 50.000 dengan ukuran kain belacu yang lebih kecil. Pesertanya bisa perseorangan, bisa juga dalam kelompok besar, maksimal 100 orang.

Haryani Winoto Sastro, pemilik galeri generasi kedua sekaligus perajin batik terkemuka di Yogya, turut melayani pengunjung. Sore itu dia baru saja tiba untuk menghadiri acara Jumenengan atau pengukuhan Paku Alam X, KPH Suryodilogo.

Dua pekan lalu, galeri batik ini baru saja menerima penghargaan tertinggi bintang lima untuk produk kreatif dari program Satu Desa, Satu Produk (OVOP) yang digelar Kementerian Perindustrian. Penghargaan diberikan kepada industri kecil dan menengah yang mengembangkan cita rasa dan budaya lokal.

Batik Winoto Sastro secara konsisten memproduksi batik tulis dengan pewarna alami yang dikenal dengan nama Indigo.

“Seperti kado ulang tahun Batik Winoto Sastro yang ke-75. “Kami mengembangkan batik dengan pewarna alami sejak tahun 1990-an hingga sekarang,” kata Haryani.

//

Selain menggunakan pewarna alami dari berbagai jenis serat buah-buahan dan kayu pohon, Haryani juga rajin melestarikan dan mengembangkan motif batik khas Yogya, dengan ciri khas masyarakatnya: sogan. kecoklatan.

Salah satu motif yang diciptakannya, Batik Ceplok, telah masuk dalam katalog batik internasional dan dipamerkan di beberapa negara. Aneka motif batik asli yogya dalam satu helai kain dibuat kotak per motif.

Menurut Haryani, galeri batik miliknya menggunakan pewarna alami untuk menghasilkan produk ramah lingkungan. “Jika menggunakan pewarna kimia, pasti akan ada risiko terhadap lingkungan jika limbahnya dibuang sembarangan,” ujarnya.

Apalagi, belakangan ini minat pecinta batik terhadap batik Indigo semakin meningkat. “Anak muda juga senang karena motifnya sudah tua, seperti kain bekas,” kata Haryani.

Program OVOP adalah bagian dari penciptaan ‘merek’

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan program “Satu Desa, Satu Produk” (OVOP) bertujuan untuk membantu membangun merek atau merek lokal hingga tingkat nasional dan internasional.

“Memang seperti itu merek produk desa,” kata Saleh kepada Rappler.

Setelah brand berkembang, kegiatan OVOP pun menjadi daya tarik wisata. Setiap daerah mengolah potensi alamnya menjadi produk tertentu yang kemudian menjadi produk ekspor.

Proses penciptaan suatu produk dan lingkungannya menjadi daya tarik bagi wisatawan. “Mereka mendapatkan pengalaman membatik, menenun, mengolah makanan dan minuman, serta kegiatan kreatif lainnya di desa,” kata Saleh.

Kementerian Perindustrian mencatat pembinaan dan pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) yang dilakukan selama tahun 2014 menghasilkan kontribusi UKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas sebanyak 34,56. persen.

Angka persentase tersebut dicapai berkat dukungan sekitar 0,522 juta unit usaha IKM (yang merupakan 90 persen dari total unit usaha industri nasional). Kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja cukup besar yaitu 9,02 juta orang.

Sedangkan nilai ekspor yang dicapai pada tahun yang sama sebesar US$19,62 miliar, terdiri dari investasi Rp34,94 triliun, bahan baku Rp288,39 triliun, produksi Rp615,02 triliun, dan tambahan Rp252,53 triliun.

“Program ini efektif dalam mengentaskan kemiskinan,” kata Saleh.

Selain Batik Winoto Sastro, penerima kategori bintang lima OVOP lainnya adalah Mawar Art Shop dari Lombok Barat, Nusa Tenggara. —Rappler.com

BACA JUGA:

Data SDY