Pengoperasian pabrik semen di Rembang tinggal menunggu kajian lingkungan hidup
- keren989
- 0
Presiden Joko “Jokowi” Widodo rencananya akan meresmikan pembukaan pabrik semen di Rembang pada bulan April.
JAKARTA, Indonesia – Meski berulang kali mendapat penolakan dari sebagian warga di Pegunungan Kendeng, Rembang, pemerintah tetap akan membuka pabrik PT Semen Indonesia. Mereka bahkan menargetkan pabrik tersebut mulai beroperasi pada April mendatang.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo berencana meresmikan pabrik berkapasitas produksi 3 juta ton semen per tahun tersebut. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, mengunjungi langsung pabrik tersebut dengan menggunakan helikopter pada Jumat, 17 Maret.
“Insyaallah kami targetkan (resmikan pabriknya) pada bulan April. Hanya saja saya tidak tahu tanggal pastinya. “Saya akan laporkan kunjungan saya ke Presiden dan usulkan bagaimana kita bisa mengoperasikannya,” kata Rini media Jumat lalu
Rini menjelaskan, hampir seluruh izin telah dipenuhi oleh PT Semen Indonesia. Mereka kini tinggal menunggu satu syarat yang belum terpenuhi, yakni kajian lingkungan hidup strategis (KLHS). Ditargetkan KLHS selesai pada April untuk area tambang pabrik semen.
“Kita tunggu saja pelantikannya,” ucapnya lagi.
Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengatakan KLHS akan menjadi solusi permasalahan pabrik semen. Bahkan, masukan tersebut menjadi solusi yang langsung diberikan oleh Presiden Jokowi.
Pelaksana KLHS sudah sesuai dengan undang-undang di Kementerian Lingkungan Hidup, kata Teten saat ditemui di Kompleks Presiden, Selasa, 14 Maret.
KLHS nantinya akan menjadi dasar untuk meninjau ulang segala sesuatu yang telah dilakukan. Ke depan, KLHS akan menjadi pedoman bagi semua pihak yang berkonflik, termasuk pemerintah daerah dan pusat.
“Area mana yang bisa dieksploitasi dan mana yang tidak. Sehingga investor pun punya pegangan yang pasti. Karena izin bisa saja keluar, tapi kalau tidak ada KLHS, masa depan investor jadi tidak pasti, kata Teten.
Investasi yang ditanamkan dalam pembangunan pabrik tersebut sebesar Rp 5 triliun. Sementara itu, pabriknya hampir selesai. Jika operasionalnya terus ditunda, kata Teten, mereka akan mengalami kerugian sekitar Rp50 miliar per tahun.
Sementara terkait izin lingkungan yang dikeluarkan Gubernur Ganjar Pranowo, Teten mengatakan pemerintah pusat tidak bisa mencegahnya. Sebab, dia memang punya kewenangan untuk mengeluarkan izin. (BA: Berbagai jurus Gubernur Ganjar menyikapi pembatalan izin pabrik semen Rembang)
Selain menyarankan menunggu KLHS keluar, Jokowi juga meminta Rini mendekati masyarakat sekitar pabrik. Permintaan itu disampaikan Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Istana Negara.
“Khususnya mengenai pembangunan waduk yang harus dibangun untuk memenuhi kebutuhan air warga. Lalu ada juga usulan kepemilikan saham pabrik yang melibatkan warga. Menteri BUMN bilang ide itu sedang diproses, katanya.
Mayoritas mendukung
Saat berkunjung ke pabrik semen di Rembang, Rini juga sempat berinteraksi dengan kepala desa dan warga yang tinggal di kawasan pabrik. Dia mengaku mayoritas warga yang tinggal di sekitar pabrik mendukung operasional pabrik semen tersebut. Menurutnya, hanya sekitar 5 persen yang tidak mendukung.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Rini berjanji akan terus mencari solusi agar warga yang mendukung dan menolak pabrik tersebut tetap bisa beraktivitas sehari-hari.
“Keberadaan pabrik semen ini memberikan dampak perekonomian yang sangat besar, diharapkan dapat memberikan dampak bagi masyarakat sekitar. “Kami bukan hanya Semen Indonesia, tapi juga BUMN yang bersama-sama menciptakan program yang memberikan kesejahteraan terbaik bagi desa-desa di sini,” ujarnya.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan komentar warga yang tinggal di kawasan ring I Pabrik Semen Indonesia Rembang yang sebenarnya ingin pabrik tersebut segera beroperasi. Kepala Desa Kadiwono Rembang, Ahmad Ridwan mengatakan warga yang menentangnya bersifat dinamis dan patut dihormati.
Hal itu disampaikannya menanggapi aksi lempar kaki yang kembali dilakukan sejumlah warga di depan Istana Negara Jakarta. Meski demikian, Ridwan menegaskan, Jokowi tidak boleh menerima gugatan warga yang menolak izin baru Gubernur Ganjar pada 23 Februari lalu. (BA: Tolak Pembangunan Pabrik, Perempuan Kendeng Tanam Kaki di Semen)
“Karena masyarakat di sini merasakan akibatnya, mereka merana ketika izin lingkungan yang pertama dicabut, meski hanya beberapa bulan,” ujarnya.
Ridwan menilai pemerintah harus melihat kepentingan yang lebih besar dari 17 ribu warga sekitar Pabrik Semen Indonesia di Rembang yang merasakan manfaat dari kehadiran pabrik di wilayahnya.
Jangan sampai pemerintah mengorbankan lebih dari 17 ribu masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung merasakan manfaat kehadiran pabrik semen, kata Ridwan.
Ironisnya, para pengunjuk rasa yang sebagian besar perempuan justru ingin menjaga cekungan air tanah yang menjadi sumber air bagi warga desa. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com