Demi KTP elektronik, ribuan warga rela antri panjang
- keren989
- 0
Diperkirakan ada dua ribu orang yang mengantri pada hari Jumat
JAKARTA, Indonesia – Selama 3 hari terakhir, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) disibukkan dengan antrian warga Jabodetabek yang ingin menyerahkan dokumen dan mencetak KTP Elektronik. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Antrean warga yang mengajukan KTP Elektronik pada Jumat, 20 Oktober 2017 bahkan mencapai satu kilometer. Antrian dimulai dari depan Teater Keong Mas hingga berakhir di booth Aula D Kementerian Dalam Negeri pada pameran Nusantara Expo yang menjadi inti acara.
Berdasarkan pantauan Rappler.com, antrean panjang masyarakat masih memenuhi stand Kementerian Dalam Negeri hingga Sabtu, 21 Oktober 2017, namun tidak sebanyak antrean pada hari Jumat. Salah satu pemohon KTP Elektronik bernama Adianti asal Cileungsi menceritakan pengalamannya saat mengantri KTP Elektronik di TMII.
“Kemarin parahnya, saya datang jam 12, baru masuk data jam 3. Kondisi antrean masyarakat pun sudah sangat semrawut, apalagi diguyur hujan. Kami juga mengalami cuaca panas dan hujan. “Sepertinya kemarin ribuan datang,” ujarnya.
Adianti yang didampingi salah satu anaknya dan suaminya yang berprofesi sebagai tukang ojek online mengaku mendengar informasi permintaan dan pencetakan KTP elektronik dari media sosial dan televisi swasta.
“Kemarin suami saya hampir terlambat berangkat karena kami kira hanya setengah jam atau satu jam selesainya, tapi ternyata tidak,” imbuhnya.
Saat meninggalkan rumahnya di Cileungsi, ia rela mengantri di TMII selama 3 jam pada hari Jumat. Pada Sabtu, ia kembali ke TMII untuk mengambil KTP elektronik, namun petugas belum memanggil namanya.
Sistem permintaan dan pendistribusian KTP Elektronik juga terbagi dalam antrian untuk warga DKI Jakarta dan non-DKI Jakarta. Dalam hal ini, warga DKI Jakarta ditempatkan di Hall A dan warga non-DKI Jakarta di Hall D. Mereka akan dipanggil namanya berdasarkan abjad oleh petugas Kementerian Dalam Negeri.
Soal biaya masuk, menurut Adianti, saat kembali ke TMII pada Sabtu untuk mengambil KTP Elektronik, ia mengaku telah dikenakan biaya masuk TMII dengan tarif per orang. Padahal pada hari Sabtu dia hanya dikenakan biaya sepeda motor. “Sepertinya TMII melihat ribuan orang datang ke sini, sehingga dimanfaatkan untuk mencari keuntungan,” jelasnya.
Tidak ada papan gambar
Pemohon E-KTP, Aqila dari Jakarta. “Kondisi di sini sangat panas, tidak ada tanda-tanda pengumpulan/pendaftaran.” pic.twitter.com/SkQ9LaV6ps
— Ananda Nabila S (@anandanabilaset) 21 Oktober 2017
Warga DKI Jakarta yang juga mengantri, Aqila, siswi SMA, pun menceritakan pengalamannya saat mengantri KTP elektronik, “Kondisi di sini sangat panas. Itu saja, belum ada tanda-tanda ini registrasi, ini koleksi. Jadi ya susah bolak-balik tanya ke petugas, ujarnya.
Ucapan Aqila pun tercermin dari semrawutnya antrean di Aula D stand Kementerian Dalam Negeri, Sabtu. Meja dan petugas banyak, namun belum ada plang yang menjelaskan alur dan persyaratan yang harus dilengkapi oleh pemohon KTP Elektronik. Bahkan petugas terkesan kewalahan karena bolak-balik ditanyai warga mengenai persyaratan dan alur antrian.
Penyebaran informasi yang tidak jelas membuat masyarakat bingung harus mulai mengantri di mana dan mendaftar di meja mana.
Akibat membludaknya antrian, booth Kementerian Dalam Negeri terlihat menambah sejumlah fasilitas seperti tambahan tenda dan bangku di Hall D. Sejumlah kipas angin juga ditambahkan untuk mengatasi panas di tempat warga mengantri. Tak hanya itu, penambahan petugas di lapangan juga terlihat dari warga yang mengajukan KTP Elektronik.
Pemohon KTP elektronik lainnya bernama Dian datang dari Jati Asih untuk mengambil KTP elektroniknya yang sudah didaftarkan sebelumnya pada hari Jumat, “Hari ini lebih bagus karena dibagi antara non DKI dan DKI. Kemarin tercampur jadi ramai sekali. Maafkan saya “Saya dengar dari panitia pameran, katanya hanya ada 8 mesin cetak padahal yang mengantri sampai 2000 orang.”
Dian didampingi kedua putrinya mengantri untuk pengambilan KTP elektronik untuk suami dan putranya. “Anak saya baru berusia 17 tahun, sudah setahun menunggu E-KTP dan masih belum keluar.” Ia pun menyayangkan kondisi antrian panjang warga kemarin. “Sebenarnya kalau acara pameran, maksud saya kenapa harus dibagikan kemana-mana, kalau hanya untuk pameran? “Kalaupun rata-rata masyarakat tidak punya E-KTP, tidak heran kalau mereka diserang,” ujarnya.
Warga yang datang ke TMII tidak hanya berasal dari DKI Jakarta, namun berbagai daerah seperti Bekasi, Tangerang, Depok, dan Cileungsi memenuhi antrean tersebut. Layanan KTP Elektronik di stand Kementerian Dalam Negeri akan ditutup hingga besok dan ditutup pada pukul 16.00.
Panjangnya antrian warga yang ingin mendapatkan KTP Elektronik antara lain disebabkan oleh kasus korupsi pengadaan KTP Elektronik. Dari total nilai proyek Rp5,9 triliun, Rp2,3 triliun merupakan korupsi. Kasus ini masih berlanjut di pengadilan tipikor. —Rappler.com