• November 26, 2024
Teroris adalah ancaman serius, bukan gangguan dari permasalahan ini

Teroris adalah ancaman serius, bukan gangguan dari permasalahan ini

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Ketika terorisme terjadi di beberapa negara lain, Indonesia justru berhasil mencegah rencana teroris

JAKARTA, Indonesia – Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Pol Syafruddin menyayangkan rumor yang beredar bahwa penangkapan sejumlah terduga teroris di kawasan Bintara Jaya, Bekasi, merupakan upaya mengalihkan isu. Sejauh ini, anggota Densus 88 antiteror berhasil menangkap 7 orang terkait rencana peledakan bom bunuh diri di dekat Istana Negara.

“Teroris itu serius, bukan? Jangan berkomentar yang dianggap sebagai selingan terhadap persoalan atau semacamnya, kata Komjen Syafruddin, Rabu, 14 Desember, di Gedung PTIK, Jakarta.

Ia menjelaskan, perlu waktu beberapa hari untuk menelusuri pergerakan teroris di kawasan NCO untuk memantau pergerakannya. Bahkan dari Solo, Jawa Tengah.

Untuk memantau aksi teroris lainnya, jelas Syafruddin, anggotanya membutuhkan waktu lebih lama.

“Beberapa bawahan saya sudah setahun tidak pulang. Tidak menemukan istri dan anak untuk dilacak (keberadaan terduga teroris). Mereka tidur di jalan untuk menyelidiki ini dan itu dan kami berhasil menangkap mereka sebelum bom (meledak). Tolong jangan berkomentar, ini adalah pengalih perhatian dari masalah. Hati-hati dengan komentar Anda, kata Syafruddin.

Ia kemudian membandingkannya dengan beberapa serangan teroris di negara lain yang tidak diduga, seperti Kairo (Mesir) dan Istanbul (Turki). Puluhan korban meninggal di kedua negara tersebut. Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan teroris di katedral Koptik di Mesir yang menewaskan 25 orang.

Sedangkan di Indonesia, tidak ada korban jiwa karena Densus 88 berhasil menangkap jaringan terorisme satu hari sebelum mereka beraksi di Istana Negara.

“Di negara lain ada korbannya, tapi di Indonesia kita bisa mengantisipasinya, kita cegah dan tangkap semuanya. “Jadi hati-hati, jangan sampai dikatakan sebagai pengalih perhatian,” tegas Syafruddin.

Kemampuan Indonesia dalam menangani kasus terorisme juga telah diakui oleh negara tetangga. Bahkan, Kapolri Jepang, kata Syafruddin, meminta nasihat untuk mengatasi potensi terorisme yang mungkin muncul menjelang Olimpiade 2020.

Pada Sabtu, 10 Desember, Densus 88 menangkap tiga terduga teroris. Mereka adalah MNS dan AS (laki-laki) dan DYN (perempuan). Dua terduga teroris pria ditangkap di kolong flyover Kalimalang, Bekasi, sedangkan terduga ‘pengantin wanita’ ditangkap di sebuah kamar kontrakan di kawasan Bintara Jaya, Bekasi.

Polisi menemukan barang bukti berupa bom rakitan di rice cooker di kamar 104 rumah petak berlantai tiga itu. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com

lagutogel