Peraih Nobel Fisika Gerard ‘t Hooft akan memberikan kuliah umum di ITB
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Hooft mengatakan ingin menjadi ilmuwan yang bisa dijangkau oleh siapa saja
BANDUNG, Indonesia – Fisikawan peraih Hadiah Nobel Gerard ‘t Hooft akan menyampaikan kuliah umum pada hari Jumat di International Conference on Mathematics and Natural Sciences (ICMNS) yang akan diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB), Kota Bandung. 4 November 2016.
“Selamat datang masyarakat umum atau komunitas ilmiah untuk mendaftar. “Diperkirakan jumlah penonton yang hadir lebih dari seribu orang, melebihi jumlah penonton konser musik,” kata Guru Besar ITB Joko Santoso saat jumpa pers di Gedung Rektorat ITB, Senin, 31 Oktober 2016. Pendaftaran dapat dilakukan secara online di http://portal.fi.itb.ac.id/nobel.
Hooft rencananya akan memberikan kuliah umum bertajuk “Grand Public Lecturer: A Road to the Nobel Prize” yang akan menceritakan kisah perjalanan profesor fisika teoretis di Universitas Utrecht Belanda ini dalam mengamalkan ilmunya hingga ia meraih juara. . Hadiah Nobel pada tahun 1999.
Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Freddy P. Zen mengatakan Hooft merupakan fisikawan peringkat atas dunia yang banyak mendapat penghargaan di tingkat internasional, bahkan mendapat gelar bangsawan di Belanda dan Perancis.
Padahal, saat baru berusia 16 tahun, Hooft sudah berhasil meraih medali perak pada olimpiade matematika nasional di Belanda. Ketika berusia 26 tahun, Hooft di bawah bimbingan Martinus JG Veltman memberikan kontribusi yang signifikan terhadap fisika dengan judul “For Elucidating The Quantum Structure of Electroweak Interactions”.
Dua puluh tujuh tahun kemudian, kontribusinya membawa Hooft meraih penghargaan tertinggi di dunia: Hadiah Nobel. “Kedatangannya diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk mendalami ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Freddy.
Dalam kesempatan yang sama, Hooft mengatakan ingin menjadi ilmuwan yang bisa dijangkau oleh siapa saja. Profesor kelahiran Den Helder, Belanda, 5 Juli 1946, di Belanda, ini merasa harus mengajar di mana saja. “Saya tidak ingin menjadi ilmuwan yang tidak terjangkau. “Saya harus mengajar di mana pun, termasuk di Indonesia,” ujarnya.
Agar pemikirannya bisa tersampaikan, Hooft kemudian memperbolehkan siapa pun mengunduh bukunya secara gratis di Internet. Meski untuk itu, Hooft harus membayar biaya produksi buku kepada penerbit. “Penerbit keberatan untuk ditampilkan di Internet. Jika ditampilkan di internet, orang tidak akan membeli buku tersebut. Jadi, saya bernegosiasi lagi dan pihak universitas membayarnya.”
Hooft juga mendukung lahirnya ilmuwan baru, seperti dukungan yang ia dapatkan dari keluarganya. Hooft lahir dalam keluarga yang mencintai sains. Pamannya Nicolaas van Kampen adalah seorang fisikawan terkemuka di Belanda dan kakeknya Frits Zernike adalah pemenang Hadiah Nobel Fisika tahun 1953.
Namun, menurut Hooft, bukan Nobel atau penghargaan yang harus dituju oleh para ilmuwan, melainkan jawaban atas semua pertanyaan yang muncul. “Memenangkan Nobel jelas berarti Anda menemukan sesuatu dan menjadi terkenal. Yang terpenting bukanlah hadiahnya, tapi penemuannya,” kata Hooft.
Hooft adalah peraih Nobel keempat yang diundang ke ICMNS oleh ITB. Tiga ilmuwan lain yang diundang ITB adalah Pemenang Hadiah Nobel Kimia 1988 Robert Huber, Pemenang Field Medal 2010 Cedric Villani, dan Pemenang Hadiah Nobel Fisika 2011 Brian Schmidt.
Selain kuliah umum untuk masyarakat umum, Selasa 1 November 2016 lalu, Hooft juga menyampaikan kuliah bertajuk “Tantangan Penelitian dan Pendidikan Fisika” dalam sesi telekonferensi yang terhubung dengan enam universitas di Indonesia. Kuliah kedua bertajuk “Standard Model and Beyond” yang berlangsung pada Rabu 2 November 2016 ini di Aula Barat ITB, Jalan Ganesha, Kota Bandung.
Selama di Bandung, Hooft mengunjungi sejumlah situs bersejarah seperti Gedung Merdeka dan Observatorium Boscha. “Dia juga mau naik Bandros (Bandung Tour on The Bus),” kata Joko. —Rappler.com