• November 23, 2024

6 Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Peristiwa Kebakaran Lapas Bengkulu

Kericuhan bermula saat petugas BNN berencana menjemput salah satu narapidana narkoba di Lapas Melabero.

JAKARTA, Indonesia – Pada Jumat malam, 25 Maret, terjadi kerusuhan di Lapas Kelas II A Melabero, Bengkulu. Peristiwa ini menyebabkan sebagian area penjara terbakar dan memaksa aparat mengevakuasi 254 narapidana ke penjara baru di Bentiring.

Berikut enam hal yang perlu Anda ketahui terkait peristiwa kebakaran Lapas Bengkulu:

1. BNN awalnya ingin menjemput salah satu tahanan

Menurut Kepala Humas Ditjen Lapas Akbar Hadi, kericuhan di Rutan bermula saat Kepala Rutan mendapat laporan adanya warga binaan yang masih aktif mengedarkan narkoba. Dia kemudian melapor ke Badan Narkotika Nasional (BNN).

“Petugas BNN datang untuk menangkap dan mengumpulkan barang bukti dari tahanan yang bersangkutan. “Mereka sendiri yang masuk ke sel tahanan,” kata Akbar saat dihubungi Rappler melalui telepon, Senin, 28 Maret.

Kedatangan petugas BNN, kata Akbar, membuat marah sejumlah warga binaan. Mereka kemudian memprovokasi tindakan kekerasan.

“Karena kapasitas (di dalam penjara) berlebihan, jeruji sel berhasil ditembus oleh narapidana. “Fasilitas sel hancur dan terjadi kebakaran,” ujarnya.

2. Bunuh lima tahanan

Akibat kerusuhan di lapas tersebut, lima warga binaan yang menempati ruang blok anestesi dan obat-obatan berbahaya tewas. Mereka diketahui bernama Agung Nugraha, Heru Biliantoro, Agus Purwanto, Hendra Nopiandi, dan Medi Satria.

Posisi korban meninggal dunia berada di sel nomor tujuh, kata Kepala Kepolisian Resor (Kapolresta) Bengkulu Kota, AKBP Ardian Indra Nurinta.

Selain lima narapidana yang meninggal dunia, kerusuhan tersebut juga menyebabkan dua narapidana luka-luka. Mereka dibawa ke BNN Bengkulu dan RS M. Yunus.

3. Kurangnya koordinasi antar petugas

Kepala Humas Ditjen Lapas Akbar Hadi mengakui memang ada kendala koordinasi antar petugas kedua lembaga saat kejadian itu terjadi. Akbar berpendapat, untuk memastikan situasi tetap kondusif, ada baiknya petugas lapas melakukan penjemputan terhadap tahanan.

“Tapi saat itu petugas BNN bilang ingin mengambil bukti. Dan kami memang punya kerja sama,” kata Akbar.

4. Diaktifkan oleh dua faktor

Akbar menjelaskan, ada dua faktor yang menyebabkan kekacauan tersebut. Pertama, menurut dia, narapidana di Rutan Bengkulu masih tergolong baru sehingga kondisi psikologisnya masih belum kondusif.

Kedua, situasi penjara yang terlalu ramai karena kapasitas di dalamnya sudah melebihi kapasitas. Di Rutan terdapat 259 narapidana, padahal jumlah idealnya sekitar 100 orang.

Hal ini menyebabkan emosi mudah bergejolak ketika ada warga binaan yang bandel menyimpan barang terlarang di dalam lapas.

5. Tidak ada tahanan yang lolos

Kepala Kepolisian Resor (Kapolresta) Bengkulu Kota, AKBP, Ardian Indra Nurinta mengatakan, usai peristiwa kebakaran yang terjadi di Lapas Melabero, tidak ada warga binaan yang lolos.

“Ya, tidak ada jalan keluar. “Kami baru saja dievakuasi ke Lapas Kelas 1A Bentiring Kota Bengkulu,” kata Ardian.

6. Keamanan di pusat penahanan diperketat

Kabag Humas Ditjen Lapas Akbar Hadi mengatakan, Polda Bengkulu saat ini masih dalam proses menuntaskan penyelidikan di lokasi sebelum mengambil tindakan. Saat ini garis polisi masih dipasang di lokasi kejadian.

“Kami masih menunggu untuk mengambil tindakan,” katanya.

Namun, lembaga tersebut telah menginformasikan kepada instansi terkait untuk memperketat keamanan.

Salah satu caranya adalah dengan bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk mendidik para narapidana. Petugas polisi juga dapat membantu mengamankan pusat penahanan.

Soal penambahan petugas, Akbar belum bisa berkomentar karena itu kewenangan Kementerian Aparatur Negara. Sedangkan untuk perbaikan dan perluasan fasilitas masih harus menunggu keputusan dan audit dari kementerian. – Rappler.com

BACA JUGA:

Toto HK