• July 23, 2025
Jokowi Ajak Keluarga ke Turki dan Jerman, Istana Bantah Beban Anggaran

Jokowi Ajak Keluarga ke Turki dan Jerman, Istana Bantah Beban Anggaran

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Segala pengeluaran anggota keluarga menjadi tanggung jawab pribadi presiden

JAKARTA, Indonesia — Kunjungan Presiden Joko “Jokowi” Widodo ke Turki dan Jerman yang melibatkan dirinya dan keluarga menarik perhatian banyak pihak. Kunjungan tersebut dinilai membebani APBN.

Namun hal itu dibantah pihak istana. Berdasarkan keterangan tertulis, pihak Istana menyatakan Presiden Jokowi menanggung sendiri pengeluaran keluarganya selama kunjungannya ke Turki dan Jerman.

“Segala biaya perjalanan dan akomodasi anggota keluarga presiden yang ikut dalam perjalanan ke Turki dan Jerman menjadi tanggung jawab pribadi presiden,” kata Kepala Biro Pers Istana Bey Machmudin dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 9 Juli 2017. .

Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Turki dan Jerman pada tanggal 5 hingga 9 Juli 2017. Dalam kunjungan tersebut, Presiden mengundang Ibu Negara Iriana dan lima orang anggota keluarganya, yaitu dua putra Presiden dan satu putri, satu menantu, dan satu cucu.

Bey Machmudin mengatakan, selama penerbangan seluruh keluarga Presiden Jokowi berada di kompartemen yang hanya diperuntukkan bagi Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana.

Kehadiran anggota keluarga Presiden Jokowi sehingga tidak mengurangi kapasitas penumpang rombongan resmi Presiden, kata Bey.

Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyatakan, sejak awal pemerintahannya, Presiden Jokowi telah memerintahkan efisiensi penggunaan anggaran negara, termasuk perjalanan dinas presiden.

“Arahan Presiden sangat jelas dan tegas demi efisiensi dan efektivitas. “Tidak perlu carter pesawat, kalaupun perjalanan sampai ke Amerika, tim pendahulunya dikurangi, dan jumlah delegasi dibatasi sesuai kapasitas pesawat,” kata Pratikno.

Padahal, lanjut Pratikno, untuk perjalanan jauh negara mampu membayar biaya sewa pesawat berbadan besar dari maskapai Garuda. Namun Presiden lebih memilih menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 karena biayanya lebih murah, meski membutuhkan tambahan transportasi dan waktu tempuh.

“Beberapa transit ke Amerika untuk mengisi bahan bakar, ini bukan masalah bagi Pak. Presiden tidak. “Hal ini menunjukkan Presiden sudah sesuai dengan prinsip efisiensi penggunaan APBN,” kata Pratikno.

Di lingkungan Presiden sendiri, Pratikno juga melakukan efisiensi dengan mengurangi jumlah tim lanjutan, baik dalam kunjungan kerja di dalam negeri maupun luar negeri.

Jumlah tim lanjutan yang akan berangkat ke luar negeri juga dikurangi sebesar 40 persen, sehingga semakin mengoptimalkan peran KBRI, kata Pratikno.

Jumlah delegasi juga dibatasi sesuai kapasitas pesawat kepresidenan yang hanya berjumlah 42 orang untuk kunjungan ke luar negeri. Jumlah tersebut tidak hanya delegasi inti saja, tapi juga mencakup aparatur presiden lainnya, kata Pratikno. —Rappler.com