• September 29, 2024

Dibuka Rp 13.840, ditutup Rp. 13.833

Dinamika pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada tanggal 30 November s/d 4 Desember 2015

JAKARTA, Indonesia — Nilai tukar Rupiah hari ini beserta analisa pelaku pasar terhadap berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Kemarin, pasca melemah, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melanjutkan tren penguatan pada hari ini, Jumat 4 Desember, menjadi Rp13.833 per dolar AS dari sebelumnya Rp13.845 per dolar AS.

Jadi berdasarkan Kurs Dolar Spot Antarbank Jakarta Bank Indonesia.

Kenaikan harga minyak global yang memberikan tekanan pada dolar AS dinilai menjadi pendorong penguatan hari ini.

“Harga minyak mentah di New York Mercantile Exchange mencatat kenaikan 0,56 persen menjadi 41,31 dolar AS per barel,” aanalis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong di Jakarta, Jumat.

Peningkatan ini terjadi sebelumnya Pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) berlangsung pada 4 Desember waktu Wina, Austria.

Namun demikian, halRully Nova, Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, menilai peluang dolar AS kembali menguat terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah, masih terbuka.

Hal ini terlihat seiring semakin dekatnya rencana bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuannya. Proyeksi kenaikan suku bunga AS pada pertengahan Desember akan mendorong pelaku pasar uang masuk ke aset berdenominasi dolar AS.

Setelah dua hari berturut-turut menguat, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah pada hari ini, Kamis 3 Desember menjadi Rp13.845 per dolar AS dari Rp. 13.757 per dolar AS kemarin.

Itu yang tercatat Kurs Dolar Spot Antarbank Jakarta Bank Indonesia.

Sinyal dari bank sentral AS atau The Fed mengenai kesiapannya melakukan kenaikan tingkat dana federal dianggap sebagai penyebab situasi ini.

“Dolar AS bergerak menguat terhadap mayoritas mata uang utama dunia setelah Janet Yellen, gubernur bank sentral AS, mengindikasikan bahwa ia siap menaikkan suku bunga.

“Hal ini sejalan dengan data AS yang menunjukkan pasar tenaga kerja menguat,” kata Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Kamis.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dari Rp13.808 per dolar AS menjadi Rp13.757 per dolar AS pada Rabu 2 Desember. Hal ini didasarkan pada data Kurs Dolar Spot Antarbank Jakarta Bank Indonesia.

Menurut analis, situasi tersebut terjadi karena dolar AS secara umum melemah terhadap sejumlah mata uang dunia.

“Untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, manufaktur AS mengalami kontraksi.

Indeks manajer pembelian Institute for Supply Management (ISM) untuk sektor manufaktur AS turun menjadi 48,6 pada November dibandingkan 50,1 pada bulan sebelumnya,” kata pernyataan itu. Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, di Jakarta, Rabu.

Berdasarkan data Kurs Dolar Spot Antarbank Jakarta Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dari Rp 13.840 per dolar AS kemarin menjadi Rp 13.808 per dolar AS pada hari ini, Selasa 1 Desember.

Menurut analis, penguatan tersebut didorong oleh optimisme pasar terhadap kondisi perekonomian dalam negeri.

Mereka juga memperkirakan bank sentral AS atau The Fed pada akhirnya akan menaikkannya tingkat dana federal pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan berlangsung Desember ini.

Tindakan The Fed diperkirakan tidak akan mengikis optimisme pelaku pasar terhadap kinerja investasinya di Indonesia.

Pandangan pasar terhadap perekonomian Indonesia yang relatif stabil menjadi salah satu penopang nilai tukar rupiah, kata Analis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong di Jakarta, Selasa.

“Aliran dana investor asing akan terus masuk ke dalam negeri. “Hasil investasi di Indonesia dinilai masih kompetitif meski Amerika Serikat telah menaikkan suku bunganya,” kata Lukman kembali.

Pada Senin, 30 November, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah dari Rp 13.747 per dolar AS pada akhir pekan lalu menjadi Rp 13.840 per dolar AS. Melalui itu berdasarkan data Kurs Dolar Spot Antarbank Jakarta Bank Indonesia.

Menurut analis, situasi ini terjadi karena sejumlah faktor eksternal.

Faktor eksternal yang cenderung negatif menjadi salah satu pemicu melemahnya nilai tukar rupiah.

“Data perekonomian Eropa yang belum membaik dan disusul negara berkembang lainnya menjadi salah satu faktor penekan nilai tukar rupiah,” kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada, Senin.

Di tengah kekhawatiran tersebut, menurut Reza, pelaku pasar uang akan menempatkan asetnya dalam bentuk uang kartal pelabuhan yang aman untuk melindungi nilainya.

Nilai tukar rupiah juga terus dibayangi melemahnya harga komoditas global.

“Harga komoditas diharapkan segera pulih sehingga kembali membantu menopang perekonomian dalam negeri,” kata Reza.

Laporan Antara/Rappler.com

BACA JUGA:

Sdy pools