• November 24, 2024

Karena desakan ormas, diskusi buku “Salju di Aleppo” di Universitas Brawijaya dibatalkan

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Ormas tersebut menilai buku yang diulas memuat ajaran Syiah.

MALANG, Indonesia – Diskusi dan bedah buku bertajuk “Salju di Aleppo” yang digelar Departemen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang dibatalkan. Awalnya, bedah buku tersebut dilakukan pada Jumat sore, 5 Mei, di ruang rapat 7A gedung Profesor Darsono kampus.

Mahasiswa prodi hubungan internasional dan mahasiswa lainnya juga kecewa dengan pembatalan sepihak yang dilakukan rektor. Kekecewaannya mereka ungkapkan dalam bentuk aksi protes di depan gedung pastoran. Menurut Koordinator Aksi, Nando Pratama mendapat izin dari dekan untuk acara bedah buku tersebut.

Namun rektor tetap membatalkannya secara sepihak karena khawatir akan ada tekanan dari ormas radikal dan intoleran.

“Pembahasan dan bedah buku ini mendapat izin dari Dekanat,” kata Nando.

Ia menilai alasan rektor tersebut tidak masuk akal. Sebab, tidak ada salahnya pembahasan resensi buku.

Buku yang ditulis oleh Dina Y. Sulaeman ini mengupas sisi lain perang di Suriah, termasuk maraknya berita palsu dan berita palsu terkait konflik sipil di sana. Buku tersebut, kata Nando, sama sekali tidak menyebut Syiah seperti yang diklaim sejumlah ormas tertentu.

“Memang ada pembahasan mengenai Presiden Bashar Al-Assad dan kelompok Syiah serta berbagai organisasi lainnya. Tapi ini terkait kajian perang Suriah, bukan buku berisi ajaran Syiah seperti yang diklaim kelompok penekan, ujarnya.

Bedah buku sebenarnya dianggap penting oleh mahasiswa program studi hubungan internasional. Alasannya, buku tersebut berkaitan dengan mata kuliah yang mempelajari regionalisme Timur Tengah, konflik dan keamanan internasional.

Namun sehari sebelum dilaksanakan, pihak kampus mendapat surat dari ormas tertentu yang menjelaskan bahwa isi buku tersebut sarat dengan kegiatan Syiah. Sementara itu, keberadaan kelompok Syiah di Indonesia sebagai kelompok minoritas masih menjadi perdebatan.

Masih ditahan

Menurut Nando, pembatalan acara bedah buku merupakan preseden buruk bagi platform kebebasan akademik di UB. Apalagi dibatalkan secara sepihak hanya karena kekhawatiran terhadap ormas tertentu.

Dekan FISIP Universitas Brawijaya, Unti Ludigdo mengatakan, acara bedah buku dibatalkan karena ada permintaan dari berbagai pihak yang tidak sependapat dengan penulis.

“Ada pihak-pihak yang terkait dengan ormas tertentu yang meminta acara tersebut dibatalkan,” kata Unti melalui pesan singkat, Jumat, 5 Mei.

Unti mengatakan jika diskusi buku terus berlanjut berpotensi menimbulkan keresahan di masyarakat. Sementara itu, saat Rappler menghubungi Rektor UB, Muhammad Bisri, tidak mendapat tanggapan.

Nantinya dilakukan diskusi dan bedah buku di Library Cafe Universitas Negeri Malang. Sekitar 100 orang menghadiri acara tersebut. Kegiatan booking berlangsung meriah dan tidak terjadi kekacauan seperti yang ditakutkan Unti. – Rappler.com

Pengeluaran Sidney