Menlu Retno yang dilarang Israel masuk ke Palestina tetap menunjuk konsul kehormatan
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Maha Abou Susheh dan Menlu Palestina terpaksa berangkat ke Yordania, karena Israel tidak mengizinkan Retno Marsudi pergi ke Ramallah, Tepi Barat.
JAKARTA, Indonesia – (UPDATED) Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akhirnya melantik Konsul Kehormatan Indonesia untuk Palestina, Maha Abou Susheh, ke KBRI Amman, Yordania pada Minggu, 13 Maret. Pelantikan terpaksa digelar di Yordania, karena Retno dan delegasi tidak diberi izin Israel untuk menyeberang ke Ramallah, Tepi Barat.
Pelantikan Konsul Kehormatan RI di Ramallah baru saja selesai. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi resmi melantiknya. Alhamdulillah,” kata Duta Besar Indonesia untuk Yordania dan Palestina, Teguh Wardoyo, kepada Rappler melalui pesan singkat, Minggu, 13 Maret.
Pelantikan resmi Ibu Shusheh sebagai Konsul Kehormatan Indonesia di Ramallah. Peresmian berlangsung di Amman (13/3) pic.twitter.com/Zp3v4aaIKr
— KEMLU RI (@Portal_Kemlu_RI) 13 Maret 2016
Menlu RI juga melakukan pertemuan dengan Menlu Palestina di KBRI Amman, Yordania (13/3) pic.twitter.com/PqmoBdKHVJ
— KEMLU RI (@Portal_Kemlu_RI) 13 Maret 2016
Dia menjelaskan, Susheh bisa hadir melalui jalur darat di KBRI Amman. Peresmian tersebut juga disaksikan oleh Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad Al Maliki, Direktur Jenderal Asia dan Australia Kementerian Luar Negeri Palestina, Duta Besar Mazen Shamiya, beberapa duta besar negara anggota OKI dan negara anggota ASEAN.
Sebelumnya, ada kekhawatiran pelantikan Susheh batal, karena Kementerian Luar Negeri Israel tidak memberikan izin Retno berangkat ke Ramallah.
Kementerian Luar Negeri Palestina pun membenarkan informasi tersebut melalui rilis resmi.
Sebagai apresiasi atas sejarah hubungan Palestina dan Indonesia, serta konsistensi posisi Indonesia dalam memberikan dukungan kepada negara dan bangsa Palestina serta lembaga negara lainnya, Presiden Mahmoud Abbas hari ini berangkat ke Amman untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI. dan delegasi untuk bertemu,” tulis Kementerian Luar Negeri Palestina dalam rilisnya.
Kehadiran Konsul Kehormatan RI di Palestina menjadi bukti dukungan nyata terhadap negara tersebut. Indonesia awalnya berniat membuka gedung kedutaan besar di Ramallah, namun terkendala izin dari Israel. Konsul kehormatan merupakan pilihan yang realistis untuk diwujudkan saat ini. (Baca: 5 Hal yang Perlu Diketahui tentang Konsul Kehormatan Indonesia untuk Palestina). Izin dari Israel diperlukan karena Ramallah berada dalam wilayah negara tersebut.
Susheh akan bertugas meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, khususnya di bidang ekonomi, pariwisata, dan perlindungan WNI. Diketahui, nilai perdagangan kedua negara tidak terlalu besar. Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Luar Negeri, hubungan perdagangan kedua negara mencapai US$3,67 juta pada tahun 2015.
Jumlah WNI yang tinggal di Palestina saat ini tidak terlalu banyak, yakni hanya delapan orang. Namun, sekitar 50 ribu wisatawan Indonesia mengunjungi Palestina untuk berziarah.
Menolak bertemu dengan pejabat Israel?
Kementerian Luar Negeri tidak menyebutkan alasan penolakan Israel memberikan visa masuk kepada Retno untuk menyeberang ke Ramallah, Tepi Barat. Dalam keterangan resminya, Kementerian Luar Negeri hanya menyebut Israel tidak memberikan izin menerbangkan helikopter militer Yordania yang ditumpangi Retno saat hendak berangkat ke Palestina pada menit-menit terakhir.
“Saya tidak tahu kenapa tidak diberikan penerbangan izin. Namun, hal ini bisa saja kita duga sebelumnya, kata mantan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda itu saat Radio Elshinta melakukan wawancara, Minggu malam, 13 Maret.
Menurut laman media lokal, Mata Timur TengahAlasan Retno ditolak visa masuknya karena menolak bertemu dengan otoritas Israel. Tidak disebutkan siapa pejabat berwenang terkait. Sesuai dengan kebijakan Israel, mereka tidak akan mengizinkan menteri luar negeri suatu negara mengunjungi Palestina kecuali dia mengatur pertemuan dengan pejabat Israel.
Namun Retno membantahnya. Menurutnya, dalam komunikasi diplomatik dengan Israel, Indonesia tidak pernah mendapat jadwal bertemu dengan pejabat Israel.
“Kami juga tidak membutuhkan dukungan Israel untuk membuka konsul kehormatan Indonesia di Ramallah,” kata Retno.
Usai dilantik pada Minggu kemarin, Susheh langsung mulai bekerja. Hal itu ditandai dengan keikutsertaan dalam pertemuan bilateral antara Retno dan Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki, di KBRI Amman, Yordania. – Rappler.com
BACA JUGA: