• September 30, 2024
Jokowi di Sidang Tertutup MKD: Lembaga Negara Jangan Dimain-mainkan

Jokowi di Sidang Tertutup MKD: Lembaga Negara Jangan Dimain-mainkan

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Menurut Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Jokowi juga marah karena sidang MKD dengan Ketua DPR Setya Novanto hari ini digelar tertutup.

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pernyataan tegas pada Senin, 7 Desember malam terkait sidang Majelis Kehormatan DPR (MKD) terkait kasus dugaan pencatutan uang.

“PKita harus menghormati bunga mawar yang berjalan di MKD. Tapi lembaga negara tidak bisa main-main, kata Jokowi dengan suara tegas.

“Lembaga negara itu bisa jadi presiden, bisa juga lembaga negara lainnya.”

Pernyataan Jokowi itu menanggapi pemberitaan media yang menyebut Ketua DPR RI Setya Novanto diduga menggunakan namanya dalam renegosiasi perpanjangan kontrak perusahaan tambang di Papua, PT Freeport Indonesia (PT FI).

Menurut Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Jokowi juga marah karena sidang MKD yang menghadirkan Setya sebagai saksi hari ini digelar tertutup.

“Saya tidak keberatan disebut presiden gila, presiden gila. Tapi kalau soal kewenangan, pencatutan yang menuntut 11 persen saham, itu yang saya tidak mau, kata Jokowi.

“Tidak bisa. Ini masalah kesopanan, kesopanan, moralitas. Pertanyaan tentang otoritas negara.”

Teten mengatakan, Jokowi sejak awal kasus ini selalu mengawasi proses persidangan MKD, namun saat mengetahui persidangan Setya digelar tertutup, ia lantas mengungkapkan kemarahannya.

Presiden sebenarnya ingin menunggu prosesnya di MKD, tapi saat sidang dengan Setya Novanto digelar tertutup, dia marah, kata Teten.

Setya bersama pengusaha minyak Riza Chalid dan Direktur Utama PT FI Maroef Sjamsoeddin, terlibat perbincangan yang transkrip rekamannya beredar di masyarakat.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menggunakan sebagian rekaman itu sebagai bukti untuk mengadukan Setya ke MKD.

Menurut Sudirman, ada dugaan pelanggaran etik yang dilakukan Setya selaku Ketua DPR dalam pembicaraan tersebut.

“Mengapa saya melaporkan hal ini? “Karena kita menjaga sektor yang kita kelola, agar praktik seperti ini tidak terjadi lagi,” kata Sudirman.

“Kami tahu Freeport sedang dalam proses negosiasi. Sementara itu, ada PNS yang sepertinya sudah bisa memberikan solusi, namun justru mengulurkan tangan untuk meminta sesuatu. “Sepertinya Pak Setya Novanto bisa mengatur sesuatu yang bukan urusannya,” kata Sudirman. — Dengan laporan Antara/Rappler.com

BACA JUGA:

Pengeluaran Sydney