• November 22, 2024

Baru tiba, empat pesawat Super Tucano masih belum bisa terbang

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Pesawat hanya diperbolehkan terbang untuk proses penerimaan pesawat

MALANG, Indonesia – Empat pesawat Super Tucano buatan Embraer asal Brazil tiba di Lanud Abdulrachman Saleh TNI AU di Malang pada Senin, 29 Februari.

Keempat pesawat tersebut melengkapi perjanjian jual beli yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan Embraer pada tahun 2011 dengan total pembelian 16 pesawat yang dilakukan secara bertahap.

Namun pesawat tersebut belum diperbolehkan terbang seperti 11 pesawat Super Tucano lainnya yang sudah berada di hanggar Skuadron 21 Abdulrachman Saleh Malang.

“Masih belum bisa terbang, empat pesawat bisa terbang hanya untuk cek penerimaan pokoknya,” kata Abdulrachman Saleh Marsma, Komandan Lanud TNI AU, TNI H.RM Djoko Senoputra, Senin 29 Februari 2016.

Keempat pesawat bernomor TT-3110, TT-3114, TT-3115 dan TT-3116 diperbolehkan terbang sesuai perintah Kepala Staf Udara TNI AU menyusul selesainya hasil penyelidikan yang dilakukan. pada pesawat Super Tucano TT 3108 yang jatuh pada 12 Februari 2016.

“11 pesawat lainnya juga tidak boleh terbang, kita tunggu dulu instruksi dari Kasau,” ujarnya.

Empat pesawat tiba di Malang setelah terbang dari Brazil melalui berbagai negara antara lain Maroko, Malta, Mesir, Uni Emirat Arab, India, Thailand, Malaysia dan Indonesia di Malang pada 15 Februari 2016.

Delapan pilot maskapai asal Brasil mendatangkan pesawat tempur taktis tersebut langsung dari pabriknya ke Malang. Pesawat tersebut memiliki spesifikasi yang sama dengan 12 pesawat lain yang sebelumnya telah tiba di Malang.

Setelah keempat pesawat tersebut diserahkan, pihak pangkalan udara belum berencana menambah pesawat baru serupa untuk menggantikan pesawat Super Tucano TT-3108 yang jatuh. “Tidak ada penambahan pesawat, ini yang terakhir dari 16 unit,” ujarnya.

Nantinya, pilot dan teknisi Super Tucano akan tinggal di Malang beberapa waktu untuk melakukan perawatan dan sejumlah prosedur penerimaan pesawat lainnya. Saat itu, tim Dinas Keselamatan Penerbangan dan Keselamatan Kerja (Dislambangja) TNI Angkatan Udara lainnya juga akan tiba di Malang pada Selasa untuk menyelesaikan penyelidikan penyebab kecelakaan pesawat Super Tucano TT 3108.

“Saat ini hasil sementara sudah keluar sebagai dasar kerja tim investigasi selanjutnya. “Pimpinan tahu hasilnya, tapi kita mungkin belum tahu hasil penyelidikan awal,” ujarnya.

Mereka belum bisa memperkirakan kapan hasil penyelidikan awal akan keluar dan pesawat Super Tucano akan diberikan izin terbang. Namun jika terlalu lama tidak terbang, pilot pesawat akan menjalani rekurensi sesuai prosedur penerbangan Siper Tucano. Apabila terlalu lama, Picot akan menjalani penukaran mata uang kembali, sesuai prosedur pada pesawat Super Tucano, jelasnya.

Super Tucano dikenal sebagai pesawat tempur ringan bermesin Turboprop yang mempunyai kemampuan melakukan operasi jarak jauh dengan kemampuan akselerasi hingga 590 km/jam. Pesawat ini juga menggunakan sistem avionik MIL-STD-1553 seperti jet tempur modern AS lainnya. Seperti F-16 Falcon, F-18 Hornet, AH-64 Apache, P-3C Orion, F-15 Eagle dan F-20 Tigershark. Selain Indonesia, sejumlah negara juga telah membeli pesawat Super Tucano, antara lain Angkatan Udara Kolombia, Chile, Republik Dominika, dan Ekuador. – Rappler.com

BACA JUGA:

Togel HK