• November 23, 2024
Serangkaian serangan ISIS dalam setahun terakhir

Serangkaian serangan ISIS dalam setahun terakhir

JAKARTA, Indonesia — Sejak awal tahun 2017, sejumlah serangan teroris dilakukan oleh kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Banyak sekali korban yang berjatuhan akibat serangan teroris yang dilakukan kelompok ini.

Tak hanya warga sipil, sejumlah aparat juga kehilangan nyawa akibat serangan yang dilancarkan ISIS.

Berikut Rappler rangkum serangan teroris yang dilakukan ISIS dalam setahun terakhir:

15 September 2017

Aksi teroris ini dilakukan dengan menggunakan bom rakitan yang menyasar kereta bawah tanah di Parson Greens, Inggris.

Dari 29 korban luka, sebagian besar mengalami luka bakar, sedangkan tidak ada korban meninggal dalam serangan teroris ini. Pasca kejadian tersebut, pemerintah Inggris langsung menaikkan status keamanan dari ‘parah’ menjadi ‘kritis’.

Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan pemerintah setempat telah mengerahkan 1.000 personel polisi dan militer untuk meningkatkan rasa aman di sana.

Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas aksi teroris tersebut. Menurut laporan BBC, ini merupakan serangan pertama di Inggris pada tahun 2017, yang tidak menimbulkan korban jiwa.

Dari analisa mereka, bom tersebut dibuat dengan resep yang salah sehingga tidak bisa menimbulkan ledakan besar.

17 Agustus 2017

Teror tersebut dilakukan dengan menggunakan mobil van di kawasan Las Rambas, Barcelona, ​​​​Spanyol. Pengemudi mobil van menabrak sejumlah orang dan mengakibatkan 13 orang tewas dan 100 orang lainnya luka-luka.

Menurut data yang disimpan Menteri Dalam Negeri Joaquim Forn, 13 orang tewas dan 100 lainnya luka-luka. Korban berasal dari 18 negara, antara lain Perancis, Venezuela, Australia, Irlandia, Peru, Aljazair, dan China.

Yunani juga menyebut tiga warganya menjadi korban. Sedangkan warga asal Belgia ada 1 orang yang menjadi korban.

Belanda juga mengklaim ada 3 warganya yang menjadi korban terorisme di Las Rambas. Tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban aksi teroris tersebut.

ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut melalui majalah propagandanya, Amaq.

Polisi mengumumkan bahwa mereka telah menahan dua tersangka, yang dikenal sebagai warga negara Spanyol dan warga negara Maroko. Namun, pengemudi mobil van tersebut masih diburu.

7 Juni 2017

Gedung parlemen Iran dan makam Ayatollah Khomeini diserang oleh sekelompok orang bersenjatakan Kalashnikov. Berdasarkan pemberitaan media Iran, total pelaku teroris mencapai empat orang.

Pada Rabu pagi, mereka membawa Kalashnikov dan memasuki kompleks parlemen. Menurut laporan, mereka dapat memasuki kompleks tersebut melalui pintu masuk umum. Mereka mengenakan pakaian wanita. Dengan begitu, petugas keamanan pria tidak akan memeriksanya.

Salah satu pelaku juga melakukan ledakan bom bunuh diri di makam Ruhollah Khomeini. Pelaku bom bunuh diri diyakini adalah seorang wanita.

12 orang dilaporkan tewas. Belum diketahui apakah ini termasuk keempat pelaku teroris. Belum diketahui juga apakah sosok 12 orang tewas itu ditemukan hanya di satu tempat, yakni gedung parlemen, atau di dua tempat. Dilaporkan juga sekitar 40 orang mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit.

KBRI Teheran melaporkan tidak ada WNI yang menjadi korban dalam kejadian tersebut.

Sekali lagi ISIS mengklaim serangan itu dilakukan oleh mereka. “Pejuang ISIS menyerang makam Khomeini dan gedung parlemen di Teheran,” kata mereka dalam majalah propaganda mereka, Amaq.

3 Juni 2017

Terjadi tabrakan dan penikaman di Jembatan London dan Pasar Borough. Pelaku berjumlah 3 orang bernama Khuram Shazad Butt, Rachid Redouane dan Youssef Zaghba. Butt diketahui menjadi pemimpin kelompok dan menabrak pejalan kaki di Jembatan London.

Aksinya bermula dari ketiga pelaku yang mengendarai mobil van. Kemudian salah satu pelaku yang mengemudikan mobil tersebut menabrak pejalan kaki yang berada di Jembatan London dalam posisi zig-zag.

Kemudian mereka bertiga keluar dan pergi ke Pasar Borough. Secara kebetulan, pelaku menyerang dan menikam warga di sana dengan pisau. Salah satu saksi mata bernama Eric mengatakan kepada stasiun berita BBC bahwa pelaku menyerang korban sambil berteriak “Ini untuk Allah”.

Akibat aksi teroris ini, 7 orang tewas dan 48 lainnya dirawat di rumah sakit. Diketahui, di antara mereka terdapat 1 warga negara Kanada dan 7 warga negara Prancis. Sementara itu, belum ditemukan WNI yang menjadi korban aksi teroris tersebut.

ISIS mengeluarkan pernyataan tentang aksi teroris di Inggris. “Sebagian pejuang ISIS melakukan serangan di London kemarin,” klaim ISIS seperti ditulis Majalah Amaq.

26 Mei 2017

Puluhan umat Kristen Koptik di Mesir ditembak mati oleh sekelompok pria bersenjata. Sekelompok orang mengenakan masker dan menghentikan bus yang membawa umat Kristen Koptik. Pelaku berjumlah 8 hingga 10 orang dan mengenakan seragam militer.

25 korban luka-luka, dan 23 lainnya tewas. Meski belum ada klaim dari ISIS, namun dugaan kuat mengarah pada kelompok teroris ini karena ISIS sebelumnya bertanggung jawab atas ledakan gereja di Alexandria dan Tanta pada 9 April 2017.

22 Mei 2017

Ledakan terjadi saat konser bintang pop Amerika Ariana Grande di Manchester Arena, Inggris. Dari aksi bom bunuh diri tersebut, 22 orang tewas dan 59 lainnya luka-luka.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, dari 22 korban meninggal dunia, tidak ada satupun warga negara Indonesia. Berdasarkan laporan yang diterimanya dari Dubes Rizal Sukma, anak-anak juga termasuk di antara korban tewas.

Polisi Inggris mengatakan pada Selasa pagi bahwa pelaku bom bunuh diri adalah Salman Abedi dan berusia 22 tahun. Abedi lahir di Manchester pada tahun 1994 dari orang tua yang berasal dari Libya.

Sementara pasca ledakan, kelompok teroris ISIS merayakan “kemenangan” mereka karena misi bom bunuh diri berhasil menimbulkan korban jiwa di Inggris.

22 Maret 2017

Kecelakaan dan penikaman terjadi di Westminster Bridge, Inggris. Akibat bentrokan dan penikaman tersebut, 3 petugas polisi dan 1 mahasiswa tewas.

Polisi mengumumkan Khalid Masood sebagai pelaku teror. Dia berusia 52 tahun dan merupakan warga negara Inggris. Berdasarkan laporan intelijen, Masood tidak menjadi sasaran pengawasan mereka selama ini.

Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bahwa Masood adalah salah satu pasukan mereka. Informasi tersebut disampaikan ISIS melalui media propaganda mereka, AMAQ. Ini adalah pertama kalinya ISIS mengklaim serangan terjadi di wilayah Inggris.

“Pelaku penyerangan kemarin di depan gedung Parlemen Inggris adalah seorang tentara ISIS dan operasi tersebut dilakukan sebagai tanggapan atas seruan untuk menargetkan negara-negara koalisi (melawan ISIS),” tulis Majalah Amaq. —Rappler.com

slot online pragmatic