Berita hari ini : Sabtu 6 Mei 2017
- keren989
- 0
Perkembangan berita terkini yang perlu Anda ketahui.
Halo pembaca Rappler!
Pantau terus halaman ini untuk mengetahui update berita terkini yang dihimpun redaksi Rappler Indonesia pada Sabtu, 6 Mei 2017.
Kepala Pusat Data dan Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menampik informasi yang beredar ada hujan es atau salju di Jakarta siang ini. Menurut Sutopo, benda yang tampak berwarna putih itu adalah busa cair yang bercampur air hujan.
Busa tersebut diduga sisa penyemprotan pipa gas milik PGN bocor di jalur lambat depan SCBD, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. Kemudian bagian yang bocor disemprot dengan busa cair atau Tifol. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.30 WIB, kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya.
Busa tersebut, kata Topo, terbentuk akibat guyuran air hujan bercampur cairan tipus. Selain itu, di sepanjang Jalan Sudirman banyak kendaraan yang lalu lalang, akibatnya busa semakin lama semakin banyak.
“Kalau ada hujan es, kawasannya tidak hanya ada di jalan itu saja, tapi juga di tempat lain. Jadi bukan salju, apalagi kalau dikaitkan dengan perubahan iklim, ujarnya lagi.
Meski kebenarannya belum terverifikasi, dunia maya sudah menyebutnya sebagai salju. Beberapa bahkan mempercayai informasi itu.
Hujan salju di Jakarta? Itu adalah tanda alami bahwa Arsenal akan menang besok pic.twitter.com/neDaSRPw1U
— Indo Gunner (@Indo_Gunner) 6 Mei 2017
Kepala Biro Hukum dan Humas MA Ridwan Mansyur menilai aksi protes dan kedatangan Gerakan Nasional Penjaga Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) di kantornya bukan merupakan intervensi terhadap kasus tersebut. pengadilan. Ridwan menjelaskan, Ormas Islam tersebut hanya memberikan dukungan moril kepada hakim, termasuk yang menangani kasus dugaan penodaan agama yang melibatkan terdakwa Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama.
Selasa, 9 Mei, majelis hakim akan memutus hukuman terhadap Ahok.
“(Mereka datang) tidak hanya untuk kasus Basuki Tjahaja Purnama saja, tapi juga kasus-kasus lain, karena itu prinsip dasar keadilan,” kata Ridwan.
Dikatakannya, pertemuan perwakilan MA dengan 10 anggota GNPF-MUI membahas empat isu inti. Salah satunya adalah dukungan terhadap prinsip independensi peradilan.
“Mereka berharap tidak ada permasalahan yang mempengaruhi hakim dalam mengusut dan memutus perkara,” ujarnya.
Panitera MA Made Rawa Aryawan menilai kehadiran massa GNPF-MUI di kantornya tidak akan mengganggu netralitas hakim. Ia mengatakan, hakim adalah hakim yang terpelajar dan berintegritas sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh faktor di luar pengadilan. Baca selengkapnya Di Sini.
Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama menyayangkan perubahan yang akan diterapkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada program Kartu Jakarta Pintar (KJP). Jika sebelumnya KJP tidak bisa dikonversikan menjadi uang tunai, mahasiswa bisa membayarnya di bawah pemerintahan gubernur yang baru.
Berdasarkan data di situs resmi Pemprov DKI, berdasarkan tahun 2015, mereka menganggarkan sekitar Rp210 ribu hingga Rp390 ribu setiap bulannya. Nominal tersebut diperuntukkan bagi siswa yang belajar dari SD hingga SMA di sekolah negeri.
Sedangkan dana KJP bagi siswa yang belajar di sekolah swasta berkisar antara Rp340 ribu hingga Rp630 ribu per bulan. Dana ini berlaku untuk siswa tingkat SD hingga SMA.
Ahok menilai kebijakan tersebut justru menjadi kemunduran bagi Kota Jakarta.
“Faktanya, kami bekerja sama dengan Bank Indonesia dalam mewujudkan cashless society. Kami ingin melatih masyarakat untuk tidak menggunakan uang tunai. “Kalau bisa diambil tunai, namanya suap,” kata Ahok saat ditemui di Jakarta.
Dia menjelaskan, kebijakan yang diambilnya bukan karena kecurigaan. Namun, dia bisa memperoleh data untuk perbaikan kebijakan lebih lanjut.
“Kalau RT dan RW sudah terdata bisa langsung turun untuk mencari tahu apakah ada masalah atau apa,” ujarnya lagi. Baca selengkapnya Di Sini.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membantah telah menghubungi Gubernur terpilih DKI Jakarta Anies Baswedan soal kelanjutan proyek reklamasi Teluk Jakarta. Meski demikian, dia mengaku akan mengumpulkan semua pihak yang mempunyai kewenangan untuk membahas reklamasi Teluk Jakarta.
“Saya sedang mempersiapkan (data kajian Bapenas), kalau sudah selesai saya akan undang seluruh pengambil keputusan, termasuk yang menentang daur ulang,” kata Luhut di Jakarta.
Menurut Luhut, dirinya akan mengajak semua pihak untuk berdiskusi mengenai data yang dimiliki masing-masing. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahan persepsi. Menurut Luhut, kebijakan yang diambilnya selama ini bertujuan untuk kepentingan semua pihak.
Selama ini pasangan gubernur dan wakil gubernur terpilih Anies Baswedan dan Sandiaga Uno diketahui menolak program daur ulang di Teluk Jakarta. Baca selengkapnya Di Sini.
– Rappler.com