Benarkah kelompok penentang kampanye Ahok-Djarot bukan warga sekitar?
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Karena mendapat perlawanan dari sekelompok masyarakat, Ahok dievakuasi dengan mikrolet
JAKARTA, Indonesia – Kampanye calon Gubernur DKI Jakarta saat ini Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama terus mendapat perlawanan dari sekelompok masyarakat. Selasa siang tadi, penolakan terjadi di Ciracas, Jakarta Timur.
Ahok tiba di Gang Mandiri, Ciracas pada Selasa sore, 15 November sekitar pukul 15.00 WIB. Ia langsung disambut sekitar 30 orang yang langsung berorasi dan menolak kehadirannya.
Tak hanya berorasi, mereka juga berusaha mendekati Ahok namun berhasil diusir petugas polisi. Ahok sendiri bergeming. Ia masih melayani warga sekitar yang mengajaknya berfoto bersama. 30 menit kemudian, Ahok meninggalkan lokasi.
Aksi penolakan ini merupakan yang kesekian kalinya dialami Ahok sejak kampanye gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta dimulai pada 28 Oktober lalu. Sebelumnya, Ahok ditolak di Jagakarsa, Kebon Jahe, Pejaten, dan Rawabelong.
Penolakan terparah terjadi pada 2 November di Rawabelong, Jakarta Barat. Saat itu, sekelompok orang menghadang Ahok sambil membawa spanduk bertuliskan kata-kata kasar. Akibat perbuatannya, Ahok terpaksa dievakuasi dengan mikrolet ke Mapolsek Kebon Jeruk.
Ahok menilai penolakannya akan merusak demokrasi. Namun, dia yakin penolakan tersebut bukan datang dari warga yang didatanginya. “Penduduk asli sangat menerimanya. “Mereka hanya segelintir orang yang berteriak-teriak,” kata Ahok.
Kecurigaan Ahok yang menolak kehadirannya bukan warga sekitar dibuktikan oleh Djarot Saiful Hidayat, cawapresnya di Pilgub dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Saat berkunjung ke Jalan Bangka, Pela Mampang, Jakarta Selatan, Selasa pagi 15 November, Djarot didatangi sekelompok masyarakat yang menolak kehadirannya di kawasan itu.
Mereka membawa beberapa plakat sambil meneriakkan Djarot, “Warga Pela Mampang tolak Ahok-Djarot!” Djarot ingin menemui mereka, namun warga sekitar melarangnya. “Jangan tangkap dia, Tuan. Bukan warga di sini,” kata warga tersebut.
Kapolsek Mampang M Syafii membenarkan pernyataan warga tersebut jika pengunjuk rasa bukan warga Pela Mampang. “Bukan dari sini pak, nanti kita tangkap,” kata Syafii. Saat itu Djarot hanya menjawab, “Oh, bukan dari sini ya?”
Tim pemenangan pasangan Ahok-Djarot tak tinggal diam menghadapi penolakan warga. Pada 10 November, mereka mendatangi Bawaslu untuk melaporkan serangkaian kejadian penolakan tersebut.
Wakil Kepala Bidang Media dan Opini Publik Tim Pemenangan Ahok-Djarot Wibi Andrino menduga massa yang menolak kehadiran Ahok atau Djarot dipersiapkan oleh kelompok tertentu. “Kami meminta Bawaslu proaktif,” kata Wibi.
Meski demikian, Ketua Bawaslu Muhammad tak mau terburu-buru memutuskan apakah penolakan Ahok dan Djarot dilakukan warga sekitar atau massa yang disiapkan kelompok tertentu.
“Kita tidak boleh terburu-buru mengambil kesimpulan bahwa ada pihak-pihak yang memimpin,” kata Muhammad di hotel IbisHayam Wuruk, Jakarta, Jumat 11 November 2016.—dengan laporan ANTARA/Rappler.com