• October 2, 2024
Presiden berbeda pendapat, Menteri Jonan koreksi larangan ojek online

Presiden berbeda pendapat, Menteri Jonan koreksi larangan ojek online

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Transportasi umum berbasis aplikasi dapat berfungsi


JAKARTA, Indonesia—Presiden Joko Widodo berselisih dengan Menteri Perhubungan Ignatius Jonan terkait larangan transportasi online. Ia mengatakan, ojek dibutuhkan masyarakat dan harus diatur, bukan dilarang.

Saya akan telepon Menteri Perhubungan sore ini, kata Jokowi kepada wartawan, Jumat, 18 Desember 2015.

Jokowi juga mentweet bahwa ojek dibutuhkan masyarakat:


Beberapa saat setelah cuitan presiden tersebut, Menteri Perhubungan mengirimkan siaran pers yang mengoreksi surat pemberitahuannya sendiri. “Ojek dan angkutan umum berbasis aplikasi lainnya dipersilakan untuk terus menjadi solusi hingga angkutan umum dapat tersedia dengan baik,” kata Ignatius Jonan dalam rilisnya, Jumat.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan melarang ojek dan taksi online beroperasi karena dianggap tidak memenuhi kebutuhan angkutan umum. Larangan beroperasi itu tertuang dalam surat yang ditandatangani Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pada 9 November 2015. “Sehubungan dengan maraknya kendaraan bermotor non-umum yang menggunakan aplikasi Internet untuk mengangkut orang dan/atau barang, perlu dilakukan tindakan pelarangan pengoperasiannya,” kata Dirjen. Transportasi Darat Kementerian Perhubungan Djoko Sasono mengatakan pada konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Namun Jokowi tidak sependapat. “Yang namanya ojek Gojek hadir karena masyarakat membutuhkannya. Ini yang harus digarisbawahi, kata Jokowi. Menurutnya, dia tidak ingin keberadaan aturan tersebut menimbulkan kerugian dan penderitaan bagi masyarakat.

“Siapa yang membuat peraturan itu? Apa yang kami buat. “Selama masyarakat membutuhkan, saya kira tidak akan ada masalah,” ujarnya. Aturan ini, kata Jokowi, bisa menjadi aturan transisi hingga Indonesia memiliki transportasi massal yang baik dan nyaman.

Ia pun mengaku tak ingin membungkam inovasi dan ide anak muda. Harus ada pengaturan, bisa dari Kementerian Perhubungan, dan pedoman untuk menentukan apakah keselamatan penumpang bisa tetap terjaga, kata Jokowi.

—Rappler.com

Sidney prize