• October 7, 2024
Mengapa jumlah pelaku bom Sarinah berubah?

Mengapa jumlah pelaku bom Sarinah berubah?

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Berubahnya jumlah terduga pelaku memicu spekulasi bahwa tidak semua teroris yang terlibat dalam serangan teror Sarinah tewas di tempat.

JAKARTA, Indonesia – Polda Metro Jaya mengungkap, dari tujuh korban tewas akibat serangan teroris di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat pada Kamis, 14 Januari, empat di antaranya diduga merupakan pelaku penyerangan wash.

Jumlah tersebut berkurang dari yang disampaikan Polda Metro sebelumnya yakni lima orang.

Berdasarkan Kepala Humas Kepolisian Daerah Komisaris Metro Jaya M. Iqbal, sebab Sugito yang semula diduga pelaku dipastikan warga biasa.

“Kalau Sugito kenapa kita ceritakan ke terduga pelaku, padahal dilihat oleh saksi mata dan juga ada rekaman CCTV, Sugito dan Dian (korban almarhum yang diduga pelaku) sedang berjalan bersama,” kata Iqbal kepada Rappler, Minggu, Januari lalu. . 17.

“Kemarin tim bekerja. Sepertinya kami sudah memastikan bahwa Sugito adalah warga negara. Korban karena tidak ada hubungannya dengan itu. Kami menganalisis, menyelidiki, mewawancarai. Kesimpulan kami sekarang, terduga pelaku yang meninggal dunia ada empat orang, ujarnya.

Lebih lanjut Iqbal menjelaskan, kebetulan nama Sugito cocok dengan nama tersangka jaringan teroris yang dicari polisi. Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa ia awalnya diidentifikasi sebagai terduga pelaku.

“Sepertinya hanya kebetulan namanya sama,” kata Iqbal.

Sebelumnya, sejumlah pejabat dan lembaga berwenang juga memberikan informasi berapa sebenarnya jumlah teroris yang terlibat dalam teror Sarinah. Dari lima menjadi enam lalu kembali menjadi lima dan sekarang empat, berikut kronologinya:

Kamis, 14 Januari

Beberapa jam setelah kejadian, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Panjaitan menyatakan lima teroris tewas dalam baku tembak dengan polisi.

Tidak lama kemudian, Jaya Krishna Murti, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro yang langsung memimpin pasukannya saat kejadian mengatakan, ada enam teroris yang tewas di tempat.

(BACA: Daftar Nama Korban dan Pelaku Teror Bom Sarinah)

Jumat, 15 Januari

Rilis Polda Metro Jaya pun kemudian menyebutkan, pelaku penyerangan berjumlah enam orang, senada dengan apa yang diungkapkan Krisna.

Dalam keterangannya, Polda Metro menyebutkan ada enam orang yang membawa ransel hendak masuk ke gedung Sarinah, namun dicegah petugas gedung karena diduga membawa bom.

Keenam orang itu dibawa ke kantor polisi lalu lintas di lampu merah perempatan Sarinah.

Tiga di antaranya langsung meledakkan diri di kantor polisi. Sisanya mengungsi ke kedai kopi Starbucks di Menara Cakrawala yang berseberangan dengan Gedung Sarinah.

Setelah tiba di depan Starbucks, satu orang meledakkan dirinya, sementara yang lain menodongkan pistol ke pengunjung kafe.

Selengkapnya dapat dibaca di sini.

Sabtu, 16 Januari

Pada Sabtu 16 Januari, Iqbal justru membantah pernyataan tersebut.

Dia menegaskan hanya ada lima teroris di lokasi kejadian. Empat pelaku tewas dalam baku tembak dengan polisi, sedangkan satu sisanya tewas karena meledakkan diri dengan bom.

“Tidak ada pelaku kecuali lima orang yang meninggal dunia,” kata Iqbal.

Minggu, 17 Januari

Setelah Sugito berdasarkan informasi Polda Metro membenarkan bahwa dirinya bukan terduga pelaku, jumlah terduga pelaku yang tewas dalam kejadian tersebut menjadi empat orang.

Kesimpangsiuran jumlah pelaku menimbulkan spekulasi bahwa ada pelaku yang tidak tewas dalam kejadian tersebut dan berhasil melarikan diri.

Selain itu, AKBP Untung Sangaji—polisi berkemeja putih yang terlihat dalam rekaman CCTV terlibat baku tembak dengan pelaku—menyatakan ada dua teroris yang berhasil melarikan diri.

Untung dan rekannya, Ipda Tamat, melihat kedua orang tersebut melarikan diri menuju Tanah Abang dengan menggunakan sepeda motor. Kedua polisi tersebut merupakan anggota tim Divisi Khusus (Densus) 88 yang kebetulan berada di dekat lokasi teroris.

Kepada Rappler, Iqbal membantah spekulasi tersebut. “Tidak ada (pelaku yang melarikan diri), saya bantah,” ujarnya. —Rappler.com

BACA JUGA:

Data Sydney