Vania Santoso melibatkan komunitas marginal, mengubah sampah menjadi uang
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Berkat usahanya, Vania Santoso berhasil menjuarai kompetisi Young Social Entrepreneurship di Singapura.
JAKARTA, Indonesia—Kamis malam, 3 Desember, saya berkesempatan bertemu dengan Vania Santoso, remaja putri yang aktif menjalankan bisnis. sosio-preneurheiSTARTIC.
Sebelum Vania bercerita tentang bisnis heySTARTIC-nya, ia terlebih dahulu bercerita tentang pengalamannya mengikuti kompetisi Young Social Entrepreneurship (YSE). Kegiatan ini berlangsung selama delapan bulan, bersama delegasi Indonesia lainnya dan peserta dari berbagai belahan dunia.
YSE diadakan setiap tahun oleh Singapore International Foundation (SIF). Khusus pada tahun ini, empat delegasi asal Indonesia terpilih sebagai pemenang dan mendapatkan sejumlah uang sebagai modal untuk menjalankan usaha yang mereka rintis.
“Anda cukup mendaftar secara online di situs web. Ada formulir yang harus diisi, tapi bentuklah rencana bisnis“Kami bebas,” kata Vania menjelaskan proses awal pendaftaran kompetisi YSE.
Vania sebelumnya telah mengikuti beberapa kompetisi kewiraswastaan, namun pengalaman bertanding di YSE sangat berbeda baginya.
“Karena waktunya delapan bulan. Jadi kami benar-benar merasa seperti keluarga, kata Vania.
Menurut perempuan berusia 22 tahun ini, YSE menyediakan wadah bagi para sosipreneur bertukar pikiran dan memberikan masukan. Suasana persaingan menjadi kurang dominan karena masing-masing peserta justru saling membantu.
“Jadi setiap bulannya ada laporan perkembangan. Meski berjauhan, kita saling mengingatkan ada apa,lanjut Vania.
Vania mengunjungi komunitas tersebut bersama rombongan peserta YSE sosipreneur di India dan Malaysia. Menurutnya, peluang tersebut sangat jarang didapat dari kompetisi bisnis lainnya.
HeySTARTIC: Ubah sampah menjadi uang
Vania menjadi salah satu pemenang di YSE berkat heySTARTIC, a sosipreneur yang fokus pada daur ulang sampah menjadi barang mode.
Sejak duduk di bangku SMP, Vania dan adiknya sudah aktif dalam proyek pengelolaan sampah sosial. Namun masih sebatas pendidikan di masyarakat.
“Saya awalnya aktif bersama kakak saya dalam membuat klub lingkungan AV Peduli dari tahun 2005, lebih pada itu proyek sosial “Untuk edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan hidup,” kata Vania.
Awalnya ia mencoba mendaur ulang sampah tersebut menjadi peralatan seperti ikat pinggang, kemudian ia mengembangkannya menjadi dompet dan tas.
Awalnya Vania mengaku kesulitan dalam membangun bisnis berbasis sosial ini. Sebab, ketika kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, bisnis hanya diajarkan untuk mengejar keuntungan.
Namun seiring berjalannya waktu, seiring dengan pengalaman berharga mengikuti kompetisi YSE, Vania mulai mengembangkan usahanya lebih besar.
Dari segi sosial, heySTARTIC memberdayakan masyarakat dari kelompok marginal sebagai pekerja.
“Kami mempekerjakan warga di pinggiran yang sebelumnya hanya berpenghasilan 200-300 ribu rupiah per bulan,” ujarnya.
Dari hasilnya bengkel disediakan oleh heySTARTIC, saat ini ada kurang lebih sebelas pekerja yang bisa memberikan pelatihan.
Vania berharap usahanya bisa memberikan keuntungan dampak lebih besar di masyarakat.
“Impian terbesar saya adalah membuat sesuatu seperti ini pusat eco-preneurpusat yang menjual barang ramah lingkungan dimana pengunjung juga dapat berpartisipasi bengkel dan belajar membuat barang daur ulang,” kata Vania.
heySTARTIC Produk: Dari tas hingga sepatu
Produk heySTARTIC dipasarkan melalui butik lokal di Surabaya dan beberapa kota lain di Indonesia.
Untuk memperluas pasar, heySTARTIC membuat situs toko on line.
Berikut item yang bisa kamu dapatkan, harganya bervariasi mulai dari 50 ribu rupiah hingga 600 ribu rupiah, mulai dari dompet, tas, dan sepatu.
—Rappler.com
BACA JUGA: