• November 28, 2025
Hentikan ‘menggoreng’ isu impor senjata

Hentikan ‘menggoreng’ isu impor senjata

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Wiranto mengatakan akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan seluruh lembaga di bawahnya terkait persoalan impor senjata

JAKARTA, Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto meminta masyarakat memberinya kesempatan untuk melakukan konsolidasi dengan lembaga di bawahnya terkait sengketa impor senjata yang diduga dibeli secara ilegal. Isu rahasia negara akhirnya mencuat ke publik setelah pertama kali dilontarkan Panglima TNI Gatot Nurmantyo pada Jumat, 22 September di Mabes TNI di Cilangkap.

Di hadapan purnawirawan TNI, Gatot mengatakan ada lembaga nonmiliter yang mengimpor 5.000 senjata. Meski tak bersedia menyebutkan siapa lembaga tersebut, namun seminggu kemudian ada kiriman yang datang ke Bandara Soekarno-Hatta berisi pesanan senjata dari Bulgaria. Faktanya, jumlah barang yang didatangkan dari luar tidak sebanyak pernyataan Gatot. (BACA: Mabes Pastikan Senjata yang Ditahan di Bandara Soetta Milik Polri)

Kargo yang diangkut maskapai Ukraina tersebut terdiri dari 280 peluncur granat self-propelled (SAGL) dan 5.932 butir amunisi RLV-HEFJ. Pihak yang memesan barang tersebut adalah PT Mustika Dutamas yang merupakan rekanan lama Polri.

Senjata tersebut pun mereka impor atas rekomendasi Polri. Namun pihak TNI belum mengeluarkan izin agar senjata tersebut bisa dilepas dan diserahkan ke Brimob Polri. Sehingga, kesan yang tercipta di mata publik seolah-olah terjadi miskomunikasi antara TNI dan Polri akibat peristiwa impor senjata tersebut.

Jika melihat hal tersebut, Wiranto akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan seluruh instansi di bawahnya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Menurutnya, dia belum bisa menyampaikan proses pembahasan tersebut kepada publik.

“Karena ada hal-hal yang sebenarnya tidak harus menjadi komoditas publik, apalagi jika koordinasi ini dilakukan. “Beri saya kesempatan untuk bekerja sama dengan Panglima TNI, Kapolri, Kepala BIN, Pindad dan siapapun yang terlibat dalam perolehan senjata agar kita berkoordinasi untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Wiranto yang berada di Monumen Pancasila Sakti, Lubang. bertemu, kata. Buaya, Jakarta Timur Minggu pagi, 1 Oktober kemarin.

Setelah menemukan titik temu, Wiranto berjanji akan menjelaskannya kepada media. Sembari berkoordinasi, Wiranto meminta semua pihak berhenti memanaskan suasana dan ‘menggoreng’ isu.

“Itulah sebabnya aku begitu TIDAK (Mau) bicara, Panglima TNI dan Kapolri juga sama TIDAK bicara. Mengapa? “Karena kalau kita ngomong pasti ‘goreng’ lagi,” ucapnya.

Wiranto berjanji isu impor senjata yang sedang dibicarakan tidak akan merugikan keamanan nasional. Sementara terkait perlunya impor senjata, Wiranto menjelaskan jika tidak ada perusahaan dalam negeri yang mampu menampungnya, maka tidak ada pilihan lain selain mengimpornya dari luar negeri. Namun, dia tentu akan memastikan seluruh prosedur dipatuhi, dari siapa impor itu dilakukan, pendanaannya, dan regulasinya.

“Tapi, sekali lagi, tidak perlu kita bahas secara terbuka, akan dibahas secara internal,” kata pria yang pernah menjabat Panglima ABRI itu.

Ia pun berjanji kisruh pengadaan senjata tidak akan mengganggu stabilitas ketiga lembaga tersebut. Sejak dulu baik Polri, TNI (dulu ABRI) maupun BIN mempunyai fokus masing-masing. Hubungan ketiga institusi tersebut masih baik.

Pemerintah akhirnya memisahkan ABRI dan polisi agar bisa fokus pada persoalan masing-masing dan profesionalisme. Begitu pula jenis dan karakter senjata yang digunakan untuk menunjang tugasnya.

“Jadi, saya minta ini (kekacauan pembelian senjata) dihentikan,” tegasnya. – Rappler.com

Data SGP Hari Ini