Manajemen Bandara Soetta telah meminta maaf atas runtuhnya plafon tersebut
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Angkasa Pura 2 diminta mengawasi lebih cermat para pekerja yang direkrut kontraktor untuk menyelesaikan pembangunan gedung Terminal 3
JAKARTA, Indonesia – Sejak diresmikan, Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta terkendala berbagai permasalahan infrastruktur. Mulai dari sistem drainase yang buruk sehingga menyebabkan genangan air hingga atap ruangan hingga keluhan masyarakat yang roboh.
Permasalahan serupa kini kembali terjadi. Plafon area kedatangan dekat pintu kantor kesehatan pelabuhan ambruk pada Kamis, 15 Desember sekitar pukul 10.00 WIB. Usai kejadian, calon penumpang lari meninggalkan lokasi
Senior General Manager Bandara Internasional Soekarno-Hatta Suriawan Wakan meminta maaf atas kejadian yang membuat calon penumpang tidak nyaman.
“Kami mohon maaf kepada seluruh pengguna jasa atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat ambruknya plafon di Terminal 3 pagi ini. Selanjutnya, kerusakan yang terjadi di wilayah tersebut akan segera kami perbaiki sambil melakukan penyelidikan bersama konsorsium KSO, kata Suriawan kepada media, Kamis, 15 Desember.
Dijelaskannya, gedung terminal 3 Bandara Internasional Soetta masih dipertahankan yang menjadi tanggung jawab konsorsium Kawahapejaya Indonesia KSO (Wijaya Karya atau Waskita Karya), sehingga saat ini PT Angkasa Pura II (Persero) bersama konsorsium masih mengusung keluar perbaikan langit-langit musim gugur.
Sementara itu, Project Manager Pembangunan Terminal 3 KSO Kawahapejaya, Yulianto mengatakan, penyebab ambruknya plafon tersebut karena beberapa waktu lalu dilakukan pekerjaan pemeliharaan terhadap fasilitas saluran tersebut.
Saat ini tim kami sedang sibuk dengan perbaikan plafon yang akan selesai malam ini, kata Yulianto.
Ia berjanji akan melakukan proses kendali mutu, agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Area yang terkena dampak jatuhnya plafon telah dilokalisasi oleh pihak pengelola bandara. Sisa-sisa puing juga telah dibersihkan sejak pukul 10.25 WIB agar tidak mengganggu pelayanan dan operasional bandara.
Tidak ada korban jiwa dari plafon yang ambruk pagi ini. Operasional Terminal 3 Internasional juga berjalan normal.
Kontraktor kurang selektif
Pengamat penerbangan Alvin Lie menilai berulangnya kejadian jatuhnya plafon bandara di Terminal 3 disebabkan oleh kurangnya kecermatan kontraktor dalam mengawasi pekerjanya. Hal ini mungkin disebabkan karena tenggat waktu penyelesaian bangunan terminal atau ingin mengambil jalan pintas agar cepat selesai.
Akibatnya, mereka mengabaikan faktor keselamatan yang menjadi poin penting dalam pembangunan gedung terminal. Gedung Terminal 3 sendiri, kata Alvin, saat ini masih dalam tahap pembangunan sehingga menyebabkan terganggunya operasional gedung yang digunakan.
Calon penumpang masih bisa melihat pekerja yang naik turun, lalu lalang dan mengerjakan pembangunan gedung terminal.
“Kalau begitu, Angkasa Pura 2 (sebagai operator bandara) harus meningkatkan pengawasan terhadap operasional kontraktor tersebut. Karena jika kejadian ini terulang kembali maka akan merusak nama baik AP 2, kata Alvin yang dihubungi Rappler melalui telepon, Kamis malam.
Pembangunan gedung terminal secara on-the-fly seperti yang dilakukan di Terminal 3 memiliki persyaratan keamanan dan keselamatan yang harus dipenuhi. Meski begitu, Alvin sendiri mengakui pembukaan Terminal 3 Ultimate pada Agustus lalu agak dipaksakan oleh AP 2.
“Bangunan induk belum selesai (dibangun), salah satunya di sisi barat. Selain itu, masih banyak pekerjaan konstruksi di dalamnya yang mengganggu kenyamanan pengguna jasa dan mereka yang bekerja di sana, kata pria yang juga anggota Ombudsman itu. – dengan pelaporan oleh Santi Dewi/Rappler.com