• November 23, 2024

Pesan untuk Bro Tito Karnavian sebelum demonstrasi 4 November

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Surat terbuka untuk Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang akan menjadi orang nomor satu mengamankan NKRI dari pengunjuk rasa pada Jumat, 4 November

Bro Tito (kami saling memanggil “Bro”), betapa cepatnya waktu berlalu sejak kami menunaikan ibadah haji bersama pada tahun 2004. Yang kuperhatikan saat itu, wajah Bro terlihat bersih, cerdas, rendah hati, sopan, bahkan mendekati “culun”. Mungkin karena rambut kita dipotong pendek.

“Cantik sekali,” kata ibu-ibu rombongan haji itu. Wajar.

Dari dulu, Saya telah mengikuti karir Anda dengan penuh minat. Meski jarang bertatap muka, kami saling bertukar pesan lewat telepon pintar. Perjalanan karir Bro Tito saya ikuti melalui teman-teman di Polri atau media, khususnya tentang aktivitas Bro bersama Densus 88 di Poso dan Papua. Profesionalisme dan dedikasi Bro sebagai Bhayangkara Negara membuat saya dan teman-teman haji lainnya takjub.

Saat saya bekerja di Manila dan Bro kuliah di Singapura, kami masih sempat “diskusi singkat” tentang topik tesis doktor Bro. Saat itu aku semakin yakin kalau Bro akan menjadi “Polisi Top” di Indonesia. Keyakinan saya itu terbukti ketika Presiden Joko “Jokowi” melantik Bro menjadi Kapolri berpangkat Jenderal Polisi tahun ini.

Dengan empat bintang di pundaknya dan hiasan di dadanya, Bro kini bukan lagi “lumayan”, melainkan “penuh Cantik”. Anda adalah salah satu orang paling berkuasa di negeri ini. Namun kekuasaan memerlukan cobaan dan tanggung jawab.

Bro Tito, Jumat tanggal 4 November mungkin adalah hari yang seru dan menegangkan – semoga tidak – bagi Jakarta dan Indonesia. Bro akan berada di garis depan komando melawan para pengunjuk rasa.

Ya, di tangan Jenderal Polisi Tito Karnavian, bukan presiden, mantan presiden, jenderal, mantan jenderal, pimpinan partai, apalagi Gubernur DKI yang sedang cuti, yang menentukan nasib Jakarta dan Indonesia nantinya. Saudara Tito akan diuji sebagai Bhayangkara negara, bukan sebagai pengawal presiden atau gubernur DKI, melainkan sebagai pengawal negara kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai.

Saya terkesan dengan komentar Bro Tito dan pembicara lainnya pada acara Mata Najwa, Rabu 2 November, bahwa demonstrasi tanggal 4 November pada dasarnya akan (dan seharusnya) berlangsung damai dan konstitusional; padahal ditengarai akan terjadi “penyusupan” yang harus dihindari/dijaga oleh Polri dan TNI.

Para pengunjuk rasa adalah saudara senegara yang merasa terhina atau terganggu dengan sifat, perkataan, dan tindakan seorang penyelenggara negara, namun saluran aspirasinya tertutup. Selain saluran partai ditutup, saluran DPR juga diblokir. Sama seperti banyak saluran air limbah di Jakarta.

Mereka tak bisa “tampil” di acara Mata Najwa. Lebih penting lagi, mereka menuntut keadilan karena premis tersebut persamaan di depan hukumatau tidak ada seorang pun yang kebal hukum di Indonesia.

Saya hanya bisa berdoa agar Bro Tito dan seluruh pihak yang memastikan aksi unjuk rasa 4 November itu terus diberi kesabaran dan kekuatan menghadapi emosi dan tekanan. Di sisi lain, para pengunjuk rasa juga dicegah untuk sengaja atau terprovokasi untuk menimbulkan kerusuhan.

Mengingat sejarah protes besar yang terjadi pada tahun 1966, tragedi Trisakti, pemakzulan Presiden Soeharto, dan lain sebagainya, sebutir peluru yang keluar dan menumpahkan darah akan menimbulkan kejadian yang tidak kita duga.

Betapa tragisnya nasib negeri dan bangsa kita tercinta jika pertumpahan darah, pembakaran dan kehancuran kembali terjadi.

Salam hormat dari saudaramu.

Dr. H.Rusdian Lubis

PS: Mohon perhatian/pengamanan khusus kepada polisi wanita yang berhijab. Mereka adalah pahlawan di garda depan. Salam.

—Rappler.com

Rusdian sekarang menjadi seseorang pemerhati lingkungan. Beliau pernah bekerja di pemerintahan, lembaga internasional (Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia) dan merupakan Eisenhower Fellow.

link alternatif sbobet