• October 2, 2024
Berapa Kekayaan Pimpinan KPK yang Baru?

Berapa Kekayaan Pimpinan KPK yang Baru?

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Irjen Basaria Panjaitan menjadi pimpinan KPK terkaya dengan Rp9,896 miliar

JAKARTA, Indonesia — Seberapa kenal Anda dengan kepemimpinan baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)?

Seperti diketahui, Komisi III DPR RI memilih lima pimpinan KPK periode 2015-2020 kemarin, Kamis, 17 Desember. Mtahun lalu Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Publik (LKPP) Agus Rahardjo terpilih menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi yang baru.

Agus akan didukung oleh empat komisaris lainnya, yaitu:

  • Widyaiswara Madya Sespimti Polri Brigjen Pol Basaria Panjaitan
  • Hakim Ad Hoc Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Alexander Marwata
  • Staf Ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Saut Situmorang
  • Akademisi Universitas Hasanuddin Laode Muhammad Syarif

Selain rekam jejak serta visi misinya yang bisa dibaca di sini, berikut daftar asetnya yang dirangkum Laporan Harta Kekayaan Negara (LHKPN).

Dan Rahardjo

Dan adalah mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Publik (LKPP).

Dia terakhir kali melaporkan harta kekayaannya ke KPK pada 27 Juli 2012. Saat itu, total asetnya sebesar Rp 2,481 miliar.

Namun dalam seleksi tersebut, anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan (Pansel) KPK Harkristuti Harkrisnowo mengungkapkan, Agus belum melaporkan seluruh harta kekayaannya ke KPK.

Padahal, menurut Pansel, Agus tergolong kaya sebagai PNS. Ia memiliki tanah luas di Cariu, Jonggol, di Bumi Serpong Damai dan Citra Raya, Tangerang. Dia juga memiliki beberapa mobil.

Menurut Agus, tanah tersebut dibelinya jauh sebelum krisis finansial 1998. Kemudian ia mencicil mobilnya dengan uang yang didapat dari Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Ia mengaku mendapat bayaran US$6.000 dengan menghadiri 8 sesi OECD.

Namun salah satu anggota Pansel menyela Agus. “Sepengetahuan saya, OECD tidak pernah memberikan upah,” ujarnya.

Basaria Panjaitan

Basaria merupakan satu-satunya polwan yang menjadi pimpinan KPK. Ia mendapat dukungan penuh dari Wakapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan.

Polisi wanita lulusan hukum ini kini mengajar di Sekolah Kepegawaian dan Pimpinan Polri di Lembang.

Sebelumnya menjabat Direktur Reserse Kriminal Polda Kepulauan Riau dan berpangkat AKBP.

Basaria terakhir kali melaporkan harta kekayaannya pada 12 Mei 2015. Saat itu, ia memiliki total harta sebesar Rp 9,896 miliar.

Dalam sesi wawancara, Harkristuti juga menanyakan tentang kasus pencurian 25 mobil mewah yang ditanganinya di Riau pada tahun 2007.

Kasus tersebut berakhir aneh karena mobil yang disita polisi dikembalikan kepada pencurinya, bukan pemiliknya.

Alexander Marwata

Alexander adalah Hakim Ad Hoc Tipikor PN Jakarta Pusat. Terakhir kali ia melaporkan kekayaannya pada 30 Juni 2011. Kekayaannya saat itu berjumlah Rp 770 juta.

Ia pernah dikritik karena berbeda pendapat (perbedaan pendapat) saat menjalani hukuman terhadap Dhana Widyatmika, pegawai Direktorat Jenderal Pajak, yang dinyatakan bersalah melakukan penggelapan pajak.

Alexander yakin Dhana tidak pernah menerima dan menikmati uang Rp 2 miliar seperti yang diklaimnya. Menurut dia, uang tersebut tidak ada kaitannya dengan tugas dan kewajiban Dhana dalam kapasitasnya sebagai petugas pajak.

Alexander pun punya pendapat berbeda dalam kasus mantan Gubernur Banten Ratu Atut Choisiyah. Ia berdalih Atut belum terbukti bersalah. Atut sendiri divonis 4 tahun penjara.

kata Situmorang

Saut merupakan staf ahli Kepala BIN. Ia juga merupakan mantan bawahan Menteri Politik, Hukum, dan Hak Asasi Manusia Luhut Panjaitan di KBRI Singapura.

Saut terakhir kali melaporkan kekayaannya pada 8 Oktober 2014, saat diketahui memiliki harta senilai Rp 1,735 miliar.

Namun saat wawancara seleksi, panelis pernah menanyakan kepada Saut tentang aset miliknya dan mobil Jeep Rubicon yang bernilai lebih dari Rp 1 miliar. Belum lagi nomor polisi yang dimodifikasi pada mobil tersebut, B S4 UTS.

“Gratis. Saya tidak membayar,” aku Saut.

Laode Muhammad Syarif

Laode adalah akademisi Universitas Hasanuddin Makassar. Ia satu-satunya pemimpin terpilih yang tidak tergolong penyelenggara negara. Hingga saat ini, Laode belum pernah mengumumkan harta kekayaannya. —Rappler.com

Togel Sydney