Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Rakhine dimulai
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Pembangunan rumah sakit ini merupakan proses rekonsiliasi dan pengurangan ketegangan komunal
NAYPYIDAW, Myanmar – Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi tiba di ibu kota pemerintahan Myanmar di Naypyidaw dan diberi pengarahan pada Senin pagi mengenai kemajuan pembangunan rumah sakit dukungan Indonesia di Mrauk U, Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
“Baru tiba di Naypyidaw, ibu kota Myanmar, sambil menunggu pertemuan dengan Panglima TNI, saya menerima sesi informasi “pembangunan RS Indonesia di Mrauk U, Rakhine State,” kata Retno dalam video yang diunggah di akun Twitter resmi Kementerian Luar Negeri, @Portal_Kemlu_RI, pada Senin, 4 September 2017.
(BA: Menlu Retno berangkat ke Myanmar untuk bertemu Aung San Suu Kyi)
Menurut Retno, pengerjaan pembangunan RS Indonesia sudah dimulai. Tahap 1 sudah selesai yakni pembongkaran lahan di lokasi RS agar tidak rawan banjir dan pembangunan pagar. Tahap 2 akan segera dimulai yaitu pembangunan ruangan dokter dan perawat yang akan selesai dalam 2 bulan. Setelah itu akan dimulai tahap ketiga yaitu pembangunan gedung induk rumah sakit.
Retno juga mengatakan, bangunan RS pembantu Indonesia ini berdiri di atas tanah seluas 8.000 meter persegi, dengan luas bangunan lebih dari 1.000 meter persegi. Menurut mantan Duta Besar Indonesia untuk Norwegia dan Belanda ini, keberadaan rumah sakit sangat diperlukan di wilayah Mrauk U, Rakhine, tempat mayoritas Muslim Rohingya tinggal di Myanmar.
“Pembangunan rumah sakit ini melibatkan pekerja di Rakhine, serta warga Muslim, sehingga melalui pembangunan rumah sakit serta proses rekonsiliasi, ketegangan komunal dapat dikurangi melalui aktivitas ekonomi pembangunan rumah sakit ini,” kata Retno.
Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di wilayah konflik Rakhine State merupakan langkah diplomasi kemanusiaan di dunia internasional yang bekerjasama dengan MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) dan PMI (Palang Merah Indonesia) yang didukung oleh pemerintah Rakhine State. Republik Indonesia.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyayangkan kekerasan yang terjadi di Rakhine State, Myanmar. Presiden menilai diperlukan tindakan nyata, bukan sekadar pernyataan kecaman, untuk mengatasi kekerasan yang menimpa masyarakat Rohingya.
Pemerintah berkomitmen untuk terus membantu mengatasi krisis kemanusiaan, bersinergi dengan kekuatan masyarakat sipil di Indonesia, dan juga dunia internasional, kata Presiden Jokowi dalam siaran pers di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu, September. 3, 2017. .
Presiden mengatakan, dirinya juga telah mengarahkan Menteri Luar Negeri untuk terbang ke Dhaka, Bangladesh untuk mempersiapkan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan para pengungsi di Bangladesh. Minggu ini pemerintah akan mengirimkan lebih banyak bantuan pangan dan obat-obatan. –Rappler.com