‘Bukan Perawan Maria’ mengajak kita pada relaksasi keagamaan
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Melalui karya fiksi serta pameran dan festival, Feby Indirani ingin meredam isu ketegangan agama
JAKARTA, Indonesia — Tafsir visual kumpulan cerita pendek (cerpen) karya Feby Indirani bertajuk Bukan Perawan Maria bertempat di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Acara ini merupakan pameran dan mini festival yang berlangsung selama 10 hari, mulai tanggal 15 hingga 25 Juli.
Bukan Perawan Maria adalah sebuah karya fiksi yang disajikan dalam kumpulan cerita pendek. Melalui kumpulan cerpen pertamanya, Feby mempunyai keinginan untuk mencoba melakukan detoksifikasi atau membersihkan racun.
Ada 19 cerita yang disajikan dalam buku ini. Semua ini merupakan tawaran untuk lebih santai, semacam relaksasi, melalui pendekatan empati terhadap berbagai keyakinan yang hidup dalam keberagaman di sekitar kita.
Memasuki area pameran, Anda akan disambut dengan berbagai karya seniman yang merespon 19 cerita di dalamnya Bukan Perawan Maria.
“Di sini kami semua dibantu oleh tujuh seniman yang semuanya adalah teman kami. “Mereka menyambut positif karya Feby,” kata kurator Factory Culture, Hikmat Darmawan.
Selain itu, Anda juga dapat menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang Anda miliki untuk para bidadari pada tempat yang telah disediakan. Hal tersebut merupakan bentuk interaksi antara pengelola pameran dengan pengunjung yang datang.
Uniknya, beberapa karakter dalam karya ini memiliki akun Twitter. Dalam pameran tersebut terdapat layar yang menampilkan percakapan para tokoh.
“Ketika membaca cerpen dan membuka Twitter, pengalamannya akan semakin kuat,” kata Hikmat.
Berbeda dengan acara peluncuran buku pada umumnya, Hikmat selaku penerbit merasa ini merupakan cara yang unik dalam menyajikan sebuah karya fiksi.
“Sama seperti yang lainnya, kami juga mengadakan acara diskusi buku. “Tetapi sayang sekali jika karya fiksi hanya menjadi bahan perbincangan saja,” ucapnya.
Melalui pameran ini, Feby dan Hikmat menggagas gerakan atau kampanye bertajuk Relaksasi Beragama. Gerakan ini diciptakan agar masyarakat yang terbiasa dengan rutinitas keagamaan dapat mencoba menyikapi dengan lebih santai dan berempati terhadap pihak lain yang memiliki pemahaman berbeda.
Feby sendiri mengaku mendapat banyak reaksi positif dari pembaca. “Ketika cerita seperti ini ditulis dalam bentuk fiksi, banyak orang yang membaca keseluruhannya dan memahami apa isi karya tersebut,” kata Feby.
Tak hanya di Jakarta, pameran ini juga mendapat sambutan baik di luar ibu kota.
“Kemarin ada yang bertanya di berbagai tempat untuk membuat pameran ini. “Kami senang karena responnya positif, namun rencana pihak-pihak di sana masih harus kami kaji ulang,” kata Hikmat. —Rappler.com