Hal yang perlu anda ketahui, 15 Mei 2018
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Halo! Inilah cerita yang tidak boleh Anda lewatkan pada hari Selasa ini
Selamat pagi, pembaca Rappler!
Sehari setelah pemilihan barangay, Presiden Rodrigo Duterte menjelaskan bahwa dia memilih pada hari Senin, 14 Mei karena ingin menghilangkan kecurigaan teman-teman kandidatnya apakah dia memilih mereka. Pemilu yang digelar pada hari Senin ini adalah yang pertama di bawah kepresidenan Duterte, dan yang pertama diadakan dalam 5 tahun setelah beberapa kali penundaan.
Di Kota Marawi, terdapat ketakutan di kalangan warga bahwa mereka akan kehilangan tanah ketika pemerintah memulai upaya rehabilitasi. Ketakutan ini berakar pada kepemilikan tanah yang berantakan di kota.
Sementara itu, Amerika Serikat membuka kedutaan besarnya di Yerusalem pada hari Senin – hari yang sama ketika pasukan Israel membunuh 55 warga Palestina di perbatasan Gaza. Ini adalah hari paling mematikan dalam konflik Israel-Palestina sejak perang Gaza tahun 2014.
Inilah berita utama hari ini.
Duterte, yang pernah menjadi Wali Kota Davao selama dua dekade, tidak hadir di tempat pemungutan suara di Sekolah Menengah Daniel R. Aguinaldo hingga sekolah tersebut ditutup pada hari Senin pukul 15.05.
Berikut serangkaian laporan yang disampaikan oleh koresponden kami, serta jurnalis warga di provinsi tersebut.
Penjabat Ketua Comelec Al Parreño mengatakan pada pukul 19.00 Senin, proklamasi 639 kandidat yang terkena dampak telah ditangguhkan.
Banyak penduduk yang tidak memiliki hak resmi atas tanah yang mereka tempati, sementara mereka yang memiliki hak milik mungkin tumpang tindih dengan klaim lain.
Juliana Chan Ilmuwan Asia pemimpin redaksi, mengatakan kepada Rappler, “Kedelapan ilmuwan ini telah membawa kebanggaan besar bagi Filipina dan mereka pantas mendapatkan pengakuan di tingkat nasional.”
Korban tewas termasuk 8 anak di bawah usia 16 tahun, menurut utusan Palestina untuk PBB.
Serentetan pemboman telah mengguncang Indonesia, dimana kelompok Negara Islam (ISIS) mengklaim serangan tersebut terjadi di gereja dan kantor polisi, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan pengaruhnya di Asia Tenggara seiring dengan memudarnya impian negara tersebut untuk mendirikan kekhalifahan di Timur Tengah.