• November 25, 2024
Apakah chiropraktik direkomendasikan untuk penderita kelainan tulang?

Apakah chiropraktik direkomendasikan untuk penderita kelainan tulang?

Cerita dari mereka yang pro dan kontra terhadap terapi chiropraktik

Jakarta, Indonesia – Chiropraktik sedang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini, setelah kasus meninggalnya Allya Siska Nadya usai menjalani terapi di Klinik First Chiropractic di Pondok Indah Mall 1 pada 7 Agustus 2015 mengemuka di media massa.

Pada Rabu 6 Januari, klinik tersebut disegel oleh pihak berwenang setelah diketahui bahwa bisnis tersebut tidak memiliki izin praktik.

Berdasarkan data dari State of California Board of Chiropractic Examiners, dr. Randalf Caffetery yang bekerja sebagai Chiropractor di klinik tersebut rupanya mendapat sanksi disiplin selama 3 tahun terhitung sejak 13 Maret 2013 karena terbukti melakukan tindakan tidak profesional dan menjadi tersangka tindak pidana.

Selain itu, klinik juga tidak mampu menyediakan layanan Dr. Marek Magnowski dari Polandia sebagai dokter pengganti Caffetery.

Sebenarnya apa itu chiropraktik?

Chiropractic pertama kali diperkenalkan oleh DD Palmer, seorang peneliti kelahiran Kanada yang membuka Palmer School of Chiropractic di Amerika Serikat pada tahun 1897.

Chiropraktik merupakan salah satu jenis pengobatan alternatif untuk memperbaiki kelainan tulang khususnya tulang belakang, dengan pemikiran bahwa kondisi saraf pada tulang belakang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Jenis pengobatan ini dilakukan Jet Damazo-Santos untuk mengatasi sakit punggung. Jet pernah mengunjungi klinik chiropraktik di Lotte Avenue, Jakarta.

“Saya direkomendasikan oleh dua teman saya,” kata Jet kepada Rappler, Kamis sore, 7 Januari. “Mereka mempunyai filosofi bahwa meningkatkan kesehatan tulang belakang juga dapat meningkatkan kondisi kesehatan tubuh kita secara keseluruhan.”

Jet kemudian berbagi pengalamannya saat pertama kali datang ke klinik.

“Awalnya Anda akan diminta untuk melakukan ujian sinar-x untuk melihat kondisi tulang dan kesehatan tubuh secara umum. Setelah hasilnya diketahui, mereka akan menjelaskan apa yang akan mereka lakukan untuk memperbaiki situasi.”

Setelah itu, Jet menjalani terapi selama kurang lebih satu bulan sebelum akhirnya berhenti karena kesibukannya.

“Ketika mereka melakukan terapi atau apa sebutannya pengaturan, akan terdengar seperti patah tulang. Tapi berdasarkan penjelasan mereka, mereka sebenarnya sedang memperbaiki tulang belakangnya.”

Jet merasa lebih baik untuk beberapa saat setelah menjalani terapi ChiropraCtic, tapi keadaan ini tidak berlangsung lama.

“Beberapa saat setelah menjalani terapi, leher saya terasa lebih baik. Saya melakukan terapi sekitar 2-3 kali seminggu selama satu bulan. Tapi setelah itu leher saya sakit lagi. “Mungkin karena terapi saya harus dilanjutkan sesuai anjuran yang diberikan,” jelas Jet.

Menurutnya, ia kemudian harus datang rutin selama dua hingga tiga bulan penyelidikan sebulan sekali pada bulan-bulan berikutnya. Meski lehernya kembali sakit, Jet merasa terapi chiropraktik cukup aman untuk dilakukan.

“Sebagian besar teman saya yang pernah mencoba chiropraktik merekomendasikannya. Meski ada beberapa kasus pasien yang melakukannya lumpuh dan cedera. Tapi menurut saya sama saja dengan jenis pengobatan lainnya. Dokter juga bisa membuat kesalahan. Chiropraktik telah lama dipraktikkan di seluruh dunia dan telah merawat banyak orang serta direkomendasikan oleh banyak pihak. “Jadi menurut saya Chiropraktik aman untuk dilakukan,” kata Jet panjang lebar.

Berbeda dengan Jet, penderita skoliosis Nur Fitri Izzati meyakini terapi chiropraktik tidak akan mampu menyembuhkan kelainan tulang yang dideritanya.

“Saya tidak yakin tentang terapi kayak Sehingga bisa menyembuhkan skoliosis (tulang belakang melengkung), menurunkan derajatnya, atau minimal lakukan derajat kurva stabil. “Sepertinya tidak mungkin dan tidak masuk akal,” kata Nur Fitri kepada Rappler, Kamis sore, 7 Januari, di Jakarta.

Namun menurutnya, banyak penderita skoliosis lain yang mencoba chiropraktik karena direkomendasikan oleh keluarganya sebagai pengobatan alternatif.

“Selama saya menderita skoliosis, pilihannya (yang diberikan dokter) adalah fisioterapi, berenang, yoga, pilates, atau operasi,” lanjut Nur Fitri.

Mungkin chiropraktik bisa menjadi salah satu pilihan. Namun biaya yang relatif mahal dan metode non medis yang digunakan membuat terapi ini masih belum sepopuler jenis terapi tulang lainnya. — Rappler.com

BACA JUGA:

Data Sydney