
Usahakan pada level tertinggi terlebih dahulu
keren989
- 0
Kemenangan akan memberi pengakuan pada United. Bahwa mereka kembali. Dan lebih kuat.
JAKARTA, Indonesia – Perlahan tapi pasti, Jose Mourinho kembali menyuntikkan DNA kuno ke dalam Manchester United: perjuangan meraih gelar. Hanya dalam kurun waktu satu tahun, ia membawa tiga trofi ke Old Trafford.
Gelar-gelar tersebut adalah Community Shield awal musim lalu saat mengalahkan Leicester City, lalu Piala Liga, dan gelar terakhir musim ini, Liga Europa.
Semuanya diraih dalam waktu singkat: hanya setahun.
Memang gelar-gelar tersebut bukanlah singgasana utama. Community Shield “hanya” pembuka musim. Sementara Piala Liga hanya menjadi target kesekian kalinya tim-tim Liga Inggris. Bahkan hanya bisa menyasar kalangan menengah ke bawah saja.
Begitu pula Liga Europa. Ini adalah kompetisi Eropa kelas dua. Secara umum, klub-klub besar mengincar gelar yang lebih monumental: Liga Champions.
Kekurangan United juga masih terlihat jelas. Mereka tertatih-tatih di klasemen Liga Inggris. Hanya finis di posisi keempat, banyak pihak yang tentu tak percaya Mourinho bisa langsung memberikan pengaruh.
Finis di posisi keempat tidak bisa dicapai oleh tim sebesar ini. Kami harus finis di posisi pertama. Atau setidaknya di posisi kedua,” aku gelandang United Henrikh Mkhitaryan.
Namun, sebuah gelar tetaplah sebuah gelar. Dan Mourinho adalah pelatih yang tidak pernah meremehkan gelar apa pun yang ada di depan matanya. Baginya, mentalitas kompetitif sudah menjadi budaya meski di wilayah terbatas. Seperti saat ia mengajak Romelu Lukaku hengkang dari Stamford Bridge karena tak ingin dicadangkan.
Saat itu, Mourinho masih melatih Chelsea. Lukaku yang jarang bermain sudah lelah dan ingin pergi ke Everton. “Para pemain harus berjuang untuk mendapatkan posisinya. “Lukaku ingin posisi itu diberikan kepadanya dengan karpet merah,” kata Mourinho mengungkap alasannya menjual striker Belgia itu.
Mentalitas kompetitif itulah yang menjadi paradigma Mourinho dalam melatih pasukannya. Sejarah United tidak setingkat dengan gelar-gelar divisi kedua tersebut. Namun, tim yang sedang krisis seperti Setan Merah seharusnya bisa mencapainya. Untuk segera membuktikan keseriusannya, mereka akan kembali menjadi lebih besar dan kuat.
Jika tahun lalu level mereka berada di “kasta” kedua, kali ini United menemukan habitatnya kembali. Mereka akan tampil di Liga Champions dan mengawali musim di Liga Inggris sebagai salah satu kandidat juara. Mereka bukan lagi tim yang terkutuk di papan tengah klasemen. Mereka sudah menjadi tim yang berjuang untuk supremasi sepak bola.
Soalnya di level baru ini, United harus menghadapi kenyataan paling pahit: salah satu tim terbaik dunia, Real Madrid, di Piala Super Eropa 2017, Rabu 9 Agustus pukul 01.45 WIB yang dihelat di Piala Super Eropa 2017. WIB. Skopje, Makedonia. Dan itu adalah pertandingan kompetitif pertama mereka musim ini sebelum pekan depan terjun ke liga domestik.
Laga ini jelas berbeda dengan bentrokan mereka pada 24 Juli lalu di Santa Clara, Amerika Serikat. Di International Champions Cup, United menang adu penalti 2-1 setelah sebelumnya bermain imbang 1-1.
Masalahnya, laga eksibisi ini tak banyak mendapat perhatian dari pasukan Los Blancos. Selain bukan merupakan pertandingan kompetitif, pertandingan tersebut juga lebih merupakan turnamen pemanasan. Terlalu serius di ajang ini bisa mengakibatkan cedera yang justru menjauhkan mereka dari target serius di musim kompetisi.
“Saya bergabung dengan United karena suatu alasan. Dan saya tahu bahwa tantangannya selalu semakin berat setiap tahunnya. Tapi tim juga semakin baik,” kata Mkhitaryan.
Tantangan terberat bukan hanya datang dari Real. Namun juga kondisi internal United. Setidaknya ada enam pemain Setan Merah yang akan absen pada laga ini. Mereka adalah Ashley Young, Marcos Rojo, Luke Shaw, Eric Bailly, Phil Jones dan Jesse Lingard.
Keenam pemain yang terancam absen jelas akan mengganggu kekuatan United. Apalagi Real hanya akan kehilangan Gareth Bale, pemain idaman Mourinho. Namun, meski tanpa Bale, skuad gemuk Real akan sangat memudahkan Zinedine Zidane mencari penggantinya. Mulai dari Isco, Marco Asensio, hingga Lucas Vazquez.
Situasi akan semakin sulit bagi United karena Cristiano Ronaldo sudah siap bermain. Desas-desus yang tersebar luas tentang keinginannya untuk pindah telah memudar seiring berjalannya waktu.
“Banyak hal yang terjadi. Dan itu semua hanyalah kebisingan. “Dia tetap tenang dan fokus pada tim ini,” kata Zidane.
Satu-satunya fakta yang dapat dipercaya mengenai situasi Ronaldo, kata Zidane, adalah ia masih bersama timnya. “Dan jika dia ada di sini, tidak ada alasan lain selain bermain,” ujarnya.—Rappler.com