• November 22, 2024
Gunung Agung kembali kembali mengalami getaran gempa

Gunung Agung kembali kembali mengalami getaran gempa

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Hal ini menandakan letusan Gunung Agung bisa terjadi kapan saja

JAKARTA, Indonesia – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat Gunung Agung terus mengalami getaran terus-menerus (overscaling) antara pukul 17:24 WITA hingga 18:00 WITA. Gempa bumi melebihi ambang batas alat yang mereka miliki.

Terdeteksi di seismograf hampir 52 menit, kata Ketua PVBMG Kasbani ditemui di posko pemantauan Gunung Agung, Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu, 29 November.

Diakuinya, aktivitas vulkanik Gunung Agung saat ini cenderung tinggi dan berfluktuasi sehingga berpotensi terjadi letusan sewaktu-waktu. Amplitudo gempa berskala besar ini melebihi 23 mm atau disebut mencapai titik maksimum yang terdeteksi survei seismograf.

Dia menjelaskan, Gunung Agung saat ini dalam kondisi kritis dan memasuki fase letusan magmatik.

“Saat ini magma telah memenuhi kawah gunung dan terlihat pancaran (glow) merah akibat dorongan magma,” ujarnya.

Hal lain yang semakin menegaskan letusan Gunung Agung bisa terjadi kapan saja adalah kandungan gas sulfur dioksida (SO2) hasil pemeriksaan Selasa 28 November masih cukup tinggi hingga mencapai 2.500 ton per hari.

“Angka ini masih sangat tinggi dan magma sudah keluar. Penyebab getaran ini adalah pergerakan cairan ke permukaan, ujarnya.

Gas cair dapat berupa gas, lava, batuan vulkanik atau magma itu sendiri. Sebelumnya, gunung setinggi 3.142 meter itu mengalami gempa terus menerus pada Selasa, 28 November antara pukul 13.30 WITA hingga pukul 14.00 WITA.

Fenomena tersebut, kata Kasbani, merupakan sesuatu yang langka dan menunjukkan Gunung Agung sedang memasuki fase kritis. Pada hari ini, kondisi Gunung Agung tidak terlihat secara kasat mata karena tertutup kabut dan hujan deras.

Namun, pada Selasa, asap tebal terlihat dari kawah Gunung Agung yang berwarna abu-abu kehitaman. Ketinggiannya mencapai 4.000 meter dari puncak kawah.

PVBMG meminta warga tetap berada di luar zona radius bahaya yakni 8 kilometer dan perluasan sektoral 10 kilometer.

Jangan sampai ada korbannya

Imbauan ini sejalan dengan permintaan Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat di sekitar gunung untuk tetap tenang dan segera mengungsi demi keselamatannya.

“Saya juga sudah perintahkan kepada Kepala BNPB, TNI, Polri, Basarnas dan kementerian terkait untuk bekerja dan memberikan dukungan kepada pemerintah daerah provinsi di Bali dalam rangka penanganan pengungsi. Semuanya harus dibackup. Saya mohon agar tidak ada korban jiwa akibat letusan tersebut, kata Jokowi pagi tadi di Hotel Raffles.

Sementara data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat pada 29 November sebanyak 43.358 orang mengungsi dan tersebar di 229 titik pengungsian. Namun jumlah pengungsi bisa saja bertambah karena diperkirakan terdapat 22 desa yang berada dalam radius bahaya antara 8-10 kilometer. Artinya, diperkirakan 90 ribu hingga 100 ribu jiwa akan mengungsi.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengimbau masyarakat untuk mengungsi hanya di sekitar wilayah Karangasem dan tidak pergi ke wilayah yang jauh dari tempat tinggalnya. Tujuannya untuk memudahkan penanganan pengungsi. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com

BACA JUGA:

Pengeluaran SGP hari Ini