• November 24, 2024
Laut masih menjadi kawasan rawan kejahatan pada tahun 2016

Laut masih menjadi kawasan rawan kejahatan pada tahun 2016

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Pencurian ikan menurun. Hal ini tidak lepas dari tekad pemerintah untuk menindak pelaku kejahatan

JAKARTA, Indonesia – Kualitas penegakan hukum dan keamanan pelayaran pada tahun 2015 dinilai semakin membaik. Namun Lembaga Keselamatan dan Keamanan Pelayaran (IK2MI) mengalami perbaikan dibandingkan tahun 2015, illegal fishing mengalami penurunan.

Namun berbagai tindakan ilegal di laut, termasuk pencurian ikan, diperkirakan masih akan terjadi pada tahun 2016.

“Pada tahun 2016, kasus penangkapan ikan ilegal mengurangi. IK2MI tidak punya nomornya. Namun dalam komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan, terdapat grafik yang menurun, kata Ketua Umum IK2MI Y. Didik Heru Purnomo, Selasa, 5 Januari 2016 di Jakarta.

Didik mengamini penurunan tersebut tidak lepas dari ketegasan pemerintah dalam menindak pelaku kejahatan di laut, termasuk dengan menenggelamkan kapal nelayan. “Kebijakan pemerintah yang menenggelamkan kapal pencuri ikan membawa dampak yang cukup besar,” kata Didik.

Pada tahun 2012-2014, IMB menyatakan wilayah maritim Indonesia rawan terhadap pembajakan. Didik berharap masyarakat tidak terlalu terpengaruh dengan informasi yang dikembangkan organisasi asing, seperti Biro Maritim Internasional (IMB) yang gemar mempublikasikan angka pembajakan di berbagai negara, termasuk di perairan Indonesia.

“IMB ini bersifat pribadi. Dan definisinya tentang privasi laut tidak begitu jelas. Ada yang melompati kapal, katanya pembajakan. Orang-orang menaiki kapal dan mencuri cat, dikatakan pembajakan. Bahkan disebut-sebut terjadi pembajakan di Dumai. Tapi pihak pengelola pelabuhan diminta tidak terjadi apa-apa, ujarnya.

Meski demikian, seluruh pihak terkait diminta tetap serius dalam pengelolaan keamanan maritim. Sebab jika tidak, rapuhnya situasi di laut akan semakin parah pada tahun 2016. Untuk itu, IK2MI meminta seluruh pemangku kepentingan maritim untuk meningkatkan koordinasi pada tahun 2016.

“IK2MI merekomendasikan pada tahun 2016 agar semua pihak kembali meningkatkan koordinasi. Bakamla perlu diperkuat. “Berikan kewenangan yang tumpang tindih pada satu lembaga,” ujarnya.

Untuk itu, Didik mendukung pembentukan Satgas Illegal Fishing berdasarkan Perpres 115 Tahun 2015, meski masih terdapat beberapa perdebatan mengenai kewenangan kelembagaan dalam Perpres tersebut.

Meski demikian, semangat kerja sama antarlembaga masih perlu diperkuat. Sebab laut Indonesia sangat luas dengan berbagai permasalahan didalamnya. — Rappler.com

BACA JUGA

Angka Sdy