
11 pemudik tewas karena terjebak kemacetan di Tol Brebes
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Di antara 11 korban tersebut, terdapat seorang bayi berusia 1 tahun 4 bulan yang meninggal setelah 6 jam menghirup udara beracun karbon dioksida.
JAKARTA, Indonesia – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data kematian selama perjalanan domestik di Kabupaten Brebes. Berdasarkan laporan yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) periode 29 Juni hingga 5 Juli, terdapat 17 orang meninggal dunia di wilayah tersebut.
Sebanyak 11 orang, kata BPBD, meninggal karena terjebak kemacetan di Tol Pejagan selama berjam-jam saat mencoba keluar di gerbang Brebes Timur atau disebut “Brexit”. Berikut data jumlah korban meninggal yang dirilis BNPB dan diterima Rappler pada Rabu 6 Juli:
1. 29 Juni
Taklim (46 tahun): kecelakaan sepeda motor yang melibatkan sepeda motor di Bojongsari. Korban membawa ayam dan menabrak sepeda motor yang melaju dari arah berlawanan. Dia meninggal di tempat kejadian
2. 30 Juni
1 orang meninggal dunia dan tidak diketahui namanya (24 tahun): kecelakaan sepeda motor menabrak truk yang berhenti di depan Restoran Amanda, Kecamatan Paguyangan. Korban dirawat oleh petugas Puskesmas Paguyangan kemudian dirujuk ke rumah sakit dengan ambulans RSUD Bumiayu.
3. 30 Juni
Okta Tri Utami (36 tahun): mobil yang dikendarainya menabrak pohon di Brebes. Tiga penumpang lainnya terluka dan selamat. Korban luka kemudian dirujuk ke Puskesmas Jatirokeh
4. 1 Juli
Taryona (39 tahun): korban tertabrak kereta api di Mundu-Tanjung. Jenazah korban dievakuasi ke Puskesmas Tanjung
5. 1 Juli
Komar (umur 40): korban meninggal dunia akibat kecelakaan mobil di rumah hingga menabrak becak. Kecelakaan tersebut ditangani oleh Puskesmas Kecipir, Brebes
6. 2 Juli
Khariri (40 tahun): korban tersengat listrik di Karangdempel. Petugas Puskesmas Kecipir yang merawat korban
7. 3 Juli
Azizah (1 tahun 4 bulan): korban berada di dalam mobil dengan AC menyala lebih dari 6 jam dalam kemacetan lalu lintas dan menghirup udara beracun karbon dioksida (CO2). Dia meninggal dalam perjalanan ke Puskesmas
8. 3 Juli
Yuni Yati (50 tahun): korban mengalami sakit parah dan kemudian dirujuk ke RS Bhakti Asih. Namun, sesampainya di rumah sakit, dia sudah meninggal
9. 3 Juli
Turinah (53 tahun): korban meninggal di rumah makan Minang Karangbale sekitar pukul 16.00. Korban dilarikan ke Puskesmas Larangan
10. 4 Juli
Sundari (58 tahun): korban meninggal dunia di dalam bus Pahala Kencana saat terjebak kemacetan di Purworejo. Dia diduga mengalaminya pembubaran hati
11. 4 Juli
Susyani (36 tahun): korban meninggal dunia setelah turun dari bus Rosalia Indah karena mengeluh pusing karena terjebak kemacetan di Jalan Karangbale. Ia jatuh pingsan dan dibawa ke Puskesmas Larangan
12. 4 Juli
Sariyem (45 tahun): korban dibawa keluar perjalanan karena pingsan dan kelelahan
13. 4 Juli
Suharyati (50 tahun): korban meninggal dunia setelah turun dari bus Sumber Alam karena terjebak kemacetan di Jalan Karangbale. Dia terjatuh, muntah dan pingsan. Saat dibawa ke Puskesmas, korban meninggal dunia
14. 4 Juli
Poniatun (46 tahun): korban meninggal setelah turun dari bus Zaki dan transit di Restoran Mustika Indah Ciregol
15. 5 Juli
Rizaldi Wibowo (17 tahun): korban meninggal di dalam bus, selanjutnya dibawa ke Puskesmas Larangan
16. 5 Juli
Suhartiningsih (49 tahun): korban meninggal di dalam mobil pribadinya kemudian dibawa ke Puskesmas Larangan
17. 5 Juli
Sumiatun (67 tahun): korban meninggal di dalam bus di Siramin Silatri
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengaku ragu dengan isi pemberitaan puluhan pemudik yang meninggal dunia karena terjebak kemacetan. Ia mengaku baru mendengar kemacetan bisa menyebabkan kematian.
“Kalau ada yang menyebut ada yang meninggal karena macet, kenapa seumur hidup saya hanya tahu itu. “Begini, kalau tidak sakit dulu, saya kira tidak akan meninggal,” kata Jonan ditemui di Istana Wakil Presiden, Rabu, 6 Juli.
(BACA: Menteri Perhubungan Jonan: Kemacetan Tidak Mungkin Bunuh Orang)
Mantan Direktur PT KAI ini menilai, kemacetan parah di sepanjang Tol Pejagang-Pemalang, terutama yang hendak keluar di gerbang Tol Brebes Timur, disebabkan euforia masyarakat terhadap jalan tol tersebut. Jalan tol tersebut baru diresmikan pada 16 Juni oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo.
“Masyarakat ingin mencoba jalan tol baru yang panjangnya sangat panjang. Itu saja,” katanya.
Akankah situasi serupa terjadi lagi ketika arus kembali lagi nanti? – Rappler.com
BACA JUGA: