• October 10, 2024

Dalang pengeboman Thamrin bukanlah Bahrun Naim

JAKARTA, Indonesia — Direktur Lembaga Analisis Kebijakan Konflik (IPAC), Sidney Jones mengatakan, penembakan dan ledakan bom di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta, pada 14 Januari kemungkinan besar bukan direkayasa oleh Bahrun Naim.

Melainkan dirancang oleh kelompok Jamaah Anshar Khilafah (JAK) yang secara ideologi dipimpin oleh Aman Abdurrahman.

“Sampai saat ini ke arah sana (Bahrun bukan dalang penyerangan),” kata Sidney kepada Rappler, Selasa, 1 Februari.

sebelumnya, Kapolda Jaya Irjen Tito Karnavian mengatakan, dalang penyerangan Sarinah adalah Bahrun Naim.

“Di Asia Tenggara ada beberapa tokoh yang bersaing memperebutkan kepemimpinan. Aksi di Indonesia, termasuk di Sarinah, dikendalikan oleh sosok bernama Bahrun Naim, kata Tito saat menggelar jumpa pers usai penyerangan di Istana Negara, 14 Januari malam.

Meski demikian, Sidney mengaku semakin yakin Bahrun bukanlah pelaku utama karena penyerangan tersebut direncanakan di tingkat lokal, bukan perintah langsung dari Suriah.

Apakah ini berarti Aman berada di balik pengeboman Sarinah?

“Belum diketahui secara pasti apakah peran Aman itu langsung atau tidak. Tapi kita tahu bahwa Aman menebusnya tausiyah (ceramah) kepada empat pelaku,” kata Sidney.

Keempat pelaku yang dimaksud adalah: Dian Juni Kurniadi, Muhammad Ali, Afif alias Sunakin, dan Ahmad Muhazan. Keempatnya merupakan anggota JAK.

Afif dikenal sebagai tukang pijat Aman, pemimpin ideologi yang kini mendekam di Lapas Nusakambangan, Cilacap. Mereka berempat diketahui sangat dekat dengan Aman, sebagai santri “mengaji” Al-Qur’an.

Bagaimana dengan Bahrun, apakah dia benar-benar tidak ikut serta dalam penyerangan di kawasan Thamrin?

Menurut Sidney, keterlibatan Bahrun dalam penyerangan Thamrin, meski bukan dalang, belum bisa dipastikan karena aliran uangnya belum jelas.

Namun Sidney membenarkan bahwa Bahrun adalah orang yang merencanakan penyerangan pada Agustus dan Desember 2015.

Persaingan antar elit politik di ISIS

Sementara itu, penyerangan kemarin di kawasan Thamrin juga merupakan bentuk persaingan politik di kalangan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia.

Dalam penyerangan di Jakarta, para pemimpin kelompok kecil pro ISIS ini, kata Sidney, sebenarnya berlomba-lomba membuktikan bahwa mereka pantas mendapatkan mandat untuk berperang.

Dalam laporan IPAC, Sidney juga membeberkan peta persaingan antara kubu Bahrumsyah, anggota ISIS asal Indonesia yang berada di Suriah yang juga Katibah Nusantara, kelompok militan ISIS di kawasan Indonesia-Australia, dan memimpin kubu Abu Jandal.

“Aman putus (kerjasama) dengan Bahrumsyah, dan lebih dekat dengan Abu Jandal, sehingga penyerangan kemarin membuat nama Abu Jandal dikenal,” kata Sidney, meski tak yakin Abu Jandal langsung memerintahkan penyerangan terhadap Aman.

Bahrun sejak awal membantahnya

Sementara Bahrun Naim sejak awal membantah keterlibatannya. Melalui rekaman berdurasi 6 detik yang diperoleh Rappler dari jaringan Solo yang diyakini sebagai suaranya, Bahrun menjawab tudingan dirinya mengendalikan serangan Sarinah dari Suriah.

Lha, tidak saya jarang on line, mungkin komunikasi, komunikasi dari Hong Kong?” Begitulah bunyi pernyataan Bahrun dalam rekaman tersebut.

Namun hingga saat ini rekaman tersebut belum terverifikasi secara resmi.

Namun polisi tak serta merta menyetujui pernyataan Bahrun. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti bahkan meminta tersangka dalang penembakan dan ledakan bom di Sarinah muncul ke publik dan menjelaskan bantahannya.

“Jika dia mau, dia bisa keluar dan berbicara di depan umum. biarkan kami menerbitkan,” kata Badrodin kepada Rappler pada 17 Januari.

Luhut Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, bahkan menegaskan ada hubungan antara Bahrun dan Aman.

Luhut mengaku mendapat kabar adanya komunikasi antara Bahrun dan Aman yang masih mendekam di Lapas Nusakambangan.

“Ada cerita Bahrun Naim sempat kontak dengan Aman di Nusakambangan. Kami akan menyelidikinya.” kata Luhut.

Lalu siapakah Aman Abdurrahman?

Aman dikenal sebagai pemimpin spiritual JAK yang juga merupakan tokoh ISIS di Indonesia. Ia mendekam di Lapas Nusakambangan setelah divonis sembilan tahun penjara pada tahun 2010 dalam kasus pelatihan militer di Jantho, Aceh.

Di kalangan penggiat jaringan Solo, Aman dikenal sebagai sosok yang tangguh namun bersuara lembut dalam menyampaikan ceramah. Ia bahkan lebih tangguh dibandingkan rekannya, Abu Bakar Ba’asyir. Ia dikenal cukup karismatik.

Aman-lah yang menurut sumber di Solo mempengaruhi Ba’asyir untuk mendukung ISIS. Ba’asyir kemudian menyatakan dukungannya terhadap ISIS.

Berikut posisi Aman dan Ba’asyir dalam jaringan dukungan ISIS di Indonesia:

Analisa Sidney dipertanyakan aktivis gerakan di Solo

Sekretaris Jenderal Pusat Kajian dan Aksi Islam Hendro Sudarsono yang juga bagian humas Laskar Umat Islam Surakarta dan staf pengajar Pondok Al Mukmin Ngruki meragukan analisa Sidney soal asal muasal kelompok teroris Thamrin.

“Menurut sumber kami, mereka bukan dari Jamaah Jamaah Anshar Khilafah (JAK),” kata Hendro kepada Rappler siang tadi.

Ia juga ragu JAK siap melancarkan serangan di Jakarta. Mengapa?

“Karena jemaah ini masih baru, belum dideklarasikan, strukturnya belum lengkap,” ujarnya.

Hendro menambahkan, JAK baru mendeklarasikan dukungannya terhadap wacana khilafah, namun belum amalia.

Lantas apakah keempat pelaku tersebut ada hubungannya dengan Aman Abdurrahman? Hendro juga belum bisa memastikannya.

“Karena semua petunjuknya hilang, asal muasal jaringan ini gelap,” kata aktivis gerakan Islam yang dikenal dekat dengan kalangan jihadis tersebut. —Rappler.com

Togel Sydney