• September 29, 2024

Gadis ‘Lajang’ menonton ‘Lajang’

Pengalaman saya menonton film terbaru Raditya Dika ‘Single’ sendirian

JAKARTA, Indonesia— “Satu tiket bioskop Lajang buat jam 5 ya mbak,” kataku kepada petugas bioskop XXI Kota Kasablanka yang disambut tatapan bingung pada Kamis, 17 Desember, hari tayang perdana film besutan Raditya Dika itu. Lajang.

Ya, saya menonton film dengan nama itu Lajang, sendiri. Dan secara kebetulan (juga bukan kebetulan mendesah) Saya juga belum punya pacar alias single lajang.

Saya ingin merasakan pengalaman menonton film berjudul Lajangdalam situasi tersebut lajang.

Setelah membeli tiket ternyata masih ada waktu sebelum film dimulai. Aku menunggu sambil mengerjakan pekerjaan kantor yang belum selesai. Sepuluh menit sebelum film dimulai, saya masuk ke teater lima.

Di dalamnya dipenuhi penonton yang sudah tidak sabar untuk menyaksikan film produksi Soraya Intercine Film ini. Saya perhatikan usia penontonnya berkisar dari remaja usia SMP hingga dewasa. Ada yang menonton bersama pasangan, sahabat, dan ada juga yang berangkat bersama keluarga. Tapi sepertinya itu hanya aku.

Tak lama kemudian, film dibuka dengan perbincangan antara Ebi yang dibintangi Raditya Dika dan sahabatnya, Wawan (Pandji Pragiwaksono), dan Victor (Babe Cabita). Wawan dan Victor masuk ke dalam mobil Ebi yang hendak berangkat ke ITC untuk menemui Vina, wanita yang ia taksir semasa SMA. Namun, Vina rupanya mengajak Ebi menemuinya untuk memberinya undangan ke pesta pernikahannya, bukan untuk mengajaknya berkencan seperti yang diharapkan.

Selanjutnya film ini menceritakan perjuangan Ebi dalam mencari cinta, dibantu oleh kedua temannya – Wawan yang sok tahu dan Victor yang pesimis. Pertarungan ini cukup sulit karena Ebi kesulitan memulai percakapan dengan wanita.

Perjuangan Ebi semakin berat karena orang tuanya terus menanyakan tentang jodohnya, ditambah lagi adiknya akan segera menikah. Selain permasalahan perkawinan, Ebi juga mengalami permasalahan ekonomi, bahkan diusir dari kediamannya.

Suatu hari, Ebi bertemu dengan seorang perempuan penghuni asrama baru, seorang mahasiswi kedokteran bernama Angel (Annisa Rawles). Saat pertama kali bertemu, Ebi langsung terpesona dengan kecantikannya. Ebi semakin jatuh cinta ketika mengenal Angel lebih dekat karena ia mempunyai hati yang tulus dan suka membantu orang lain.

Namun perjuangan Ebi untuk merebut hati Angel tidaklah mudah, ia harus bersaing dengan sosok Bang Joe (Chandra Liow) yang sudah menganggap Angel seperti saudaranya sendiri. Bang Joe kuliah di Belanda jurusan teknik mesin, jauh dari Ebi yang saat itu masih mencari pekerjaan alias menganggur.

Unsur drama film ini dibalut humor khas Raditya Dika hingga beberapa kali membuat seisi bioskop tertawa terbahak-bahak.

Salah satu adegan paling lucu yang saya ingat adalah saat Ebi pertama kali bertemu Angel.

Pagi harinya toilet di asrama rusak sehingga Victor yang baru saja buang air besar tidak bisa menyiram toilet. Ebi yang masuk ke toilet setelah Victor kaget dan langsung keluar, namun ternyata ada seorang wanita cantik—Angel—yang ingin ke toilet. Karena Ebi sangat gugup, akhirnya dia mengajak Angel ke toilet. Tak lama kemudian, dia menyadari masih ada sesuatu yang tertinggal di lubang toilet. Ebi pun langsung lari karena tidak tahan malu.

Bermacam-macam candaan Sikap ringan pun terus berlanjut di sepanjang film, seperti ibu Ebi yang bertingkah muda dan suka memanggil anaknya “pemalu!” dan “kawan!”, Victor yang sangat takut dengan hantu, ibu asrama super garang, dan tentu saja wajah lucu yang selalu ditampilkan Raditya Dika di setiap filmnya.

Menurut saya, jalan cerita yang ringan dan mudah dicerna menjadi daya tarik film ini, ditambah dengan pemandangan Bali yang menawan. Namun, jika Anda mengharapkan kualitas akting yang bagus atau pengeditan mana yang bagus, kalian akan kesulitan menikmati film ini.

Sebagai manusia lajang, Saat menonton film ini, saya teringat beberapa kejadian yang sepertinya sering terjadi di kehidupan nyata. Pria yang takut memulai percakapan, tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaannya, dan berusaha meminta maaf jika melakukan kesalahan.

Pada akhirnya, setidaknya dalam beberapa hal, film ini mampu menggambarkan kehidupan para laki-laki lajang dengan unsur drama dan humor yang seimbang. Jadi, meski Anda sendirian, jangan takut untuk melihatnya Lajangdari! —Rappler.com

BACA JUGA:

Pengeluaran SDY