Bobotoh bikin onar, seru Umuh Muchtar
- keren989
- 0
“Saya sedih melihat Bobotoh seperti ini.”
BANDUNG, Indonesia – Pertandingan Persib Bandung kontra Bhayangkara FC di Stadion Patriot Cahdrabhaga, Kota Bekasi, Minggu 4 Juni 2017 diwarnai dengan kejadian memalukan yang dilakukan sejumlah oknum Bobotoh – sebutan bagi suporter Persib Bandung.
Mereka menyala menyala, botol-botol air mineral dibuang, bahkan dilarikan ke lapangan. Dari mulut mereka pun keluar makian dan makian kekecewaan terhadap para pemain dan pelatih Persib Bandung.
Insiden tersebut disebabkan oleh kepemimpinan wasit yang dianggap bias. Kekecewaan Bobotoh bertambah seiring pemain Persib gagal mencetak satu gol pun ke gawang Bhayangkara FC. Akibat kericuhan tersebut, wasit terpaksa menghentikan pertandingan sekitar 10 menit hingga situasi kembali normal.
Kejadian ini membuat manajer Persib Bandung Umuh Muchtar kecewa dan sedih. Umuh mengungkapkan perasaannya sambil menangis.
“Aku menangis, itu sangat menyakitkan. Aku muak dengan kejadian ini. Sedih melihat Bobotoh seperti ini, kata Umuh dengan suara tercekat kepada wartawan di kediamannya, Jalan Kiaracondong, Kota Bandung, Senin, 5 Juni 2017.
Yang lebih menyakitkan hati Umuh adalah umpatan dan umpatan Bobotoh kepada pemain sekaligus pelatih Djadjang Nurdjaman. Menurutnya, Bobotoh seolah sudah melupakan jasa para pemain dan pelatih yang membawa tim Maung Bandung menjuarai LSI 2014 dan Piala Presiden 2015.
“Saya sedih Bobotoh tidak pantas seperti ini. Kalau Anak (Pemain) Putus, Persib Terdegradasi, Sakitkah? “Semua itu akan menjadi bumerang bagi Bobotoh yang setia,” kata Umuh, sapaan akrab ayah Bobotoh.
Namun Umuh menduga aksi memalukan kelompok Bobotoh itu memang direncanakan. Terbukti terdapat spanduk yang bertuliskan hujatan dan kekecewaan terhadap tim Maung Bandung. Umuh menduga kerusuhan itu direncanakan oleh Bobotoh yang ingin Persib hancur.
“Saya tahu Bobotoh mana yang pro dan kontra, mana yang benar dan menghancurkan Persib. Kemarin sepertinya sudah ada persiapan. Spanduk sudah siap. Kalau ada spanduk seperti itu berarti sudah siap, bukan spontan. Artinya sepertinya mereka mendoakan Persib kalah, kata Umuh geram.
Umuh meminta Bobotoh memaklumi kondisi Persib yang saat ini tengah berjuang meraih kemenangan karena tak punya pencetak gol. Memenangkan tiga pertandingan sejauh ini bagi Umuh sudah merupakan suatu keberuntungan dalam kondisi seperti itu.
“Kami senang masih bisa menang, karena kami tahu Persib tidak memilikinya pencetak gol, sehingga musuh akan semakin menggigit. Siapapun pelatihnya, dalam situasi ini akan sulit kecuali mereka sudah punya pencetak gol,” kata pria yang biasa disapa Pak Haji itu.
Gus Dul, pengurus Viking Persib Club (VPC) yang merupakan komunitas suporter Persib terbesar di Indonesia, mengungkapkan kekecewaannya atas tindakan kelompok Bobotoh. Gus Dul mengatakan semua pihak harus bisa mengendalikan emosi, apalagi saat Persib sedang tidak dalam posisi maksimal.
“Semua Bobotoh boleh kecewa melihat permainan dan hasil yang diraih Persib, mereka boleh mengungkapkan kekecewaan dan kekesalannya, tidak ada yang dilarang. “Tapi jangan sampai merugikan tim dan sesama Bobotoh,” kata Gus Dul.
Gus Dul pun menyayangkan aparat keamanan yang tidak siap mengantisipasi kejadian tersebut hingga Bobotoh berhasil masuk ke lapangan dan menimbulkan kericuhan. Menurutnya, kejadian tersebut tidak seharusnya terjadi.
Terkait rumor akan adanya boikot Bobotoh terhadap laga Persib Bandung melawan Persiba Balikpapan, Minggu 11 Juni mendatang, Gus Dul membenarkan tersebarnya rumor tersebut. Meski demikian, Gus Dul mengimbau para Bobotoh tetap memberikan dukungan kepada tim Pangeran Biru apalagi setelah mengalami dua kekalahan beruntun.
“Jadi kalau Bobotoh mau boikot silakan saja dan kalau mau nonton, silakan lakukan (Tolong). Tapi coba tanyakan pada hatimu sendiri, apakah tega meninggalkan Persib yang memang butuh dukungan, kata Gus Dul.
Laga Persib Bandung vs Bhayangkara FC dua hari lalu memang menjadi laga terburuk yang pernah dialami tim asuhan Djadjang Nurdjaman. Bukan hanya karena kekalahan yang dialami, namun juga kericuhan yang terjadi.
Apalagi, keputusan Djadjang mundur sebagai Pelatih Kepala tim Maung Bandung membuat suasana semakin haru.
Kondisi mental para pemain sedang terpuruk setelah mengalami dua kekalahan beruntun dan juga kemungkinan “hilangnya” sang pelatih yang oleh sebagian pemain dianggap sebagai ayah mereka sendiri. —Rappler.com