Sudah saatnya The Citizens membungkam kritik
- keren989
- 0
Pasukan Manuel Pellegrini berada dalam posisi lebih baik untuk lolos ke semifinal.
JAKARTA, Indonesia – Duel Paris Saint-Germain dan Manchester City memang menjadi pertarungan dua klub yang nyaris identik. Dua tim yang tidak memiliki tradisi kuat di Liga Champions, namun mampu melaju sejauh ini karena besarnya dana yang diberikan.
Manchester City menjadi raksasa baru Liga Inggris setelah diakuisisi oleh Abu Dhabi United Group Investment pada tahun 2008, sedangkan PSG pada tahun 2012 oleh Qatar Investment Authority.
Dukungan finansial yang besar tersebut membuat kedua tim sangat dominan di kompetisi domestik.
Namun, di Liga Champions, situasi yang sama tidak bisa ditransfer. PSG belum lolos ke semifinal dalam 21 tahun. Sedangkan City baru berhasil lolos ke babak perempat final musim ini.
Oleh karena itu, siapa pun yang memenangkan duel kedua tim pada Rabu 13 April pukul 01.45 WIB di Etihad Stadium, kandang City, akan menandai langkah bersejarah kiprah mereka di ajang juara Eropa tersebut.
Khususnya bagi Zlatan Ibrahimovic, lolos ke babak semifinal akan semakin mendekatkannya dengan Si Kuping Besar—julukan trofi Liga Champions. Sepanjang kariernya, penyerang asal Swedia itu belum pernah meraih prestasi sebanyak itu sekali pun.
Dengan beberapa kali berganti klub, Ibra hanya bisa menjadi raja rumah tangga. Bahkan ketika dia meninggalkan Inter Milan ke Barcelona pada tahun 2009, salah satu tujuannya adalah memenangkan piala.
Ternyata klub yang ditinggalkannya justru berhasil meraih gelar juara Liga Champions. Sementara itu, ia menjadi korban Pep Guardiola yang mengutamakan Lionel Messi.
Ambisi pribadi tentu akan menjadi motivasi ganda Ibra. Apalagi, meski masih dalam level permainan tinggi, mantan striker Juventus itu sudah tidak muda lagi. Dia sudah berusia 34 tahun.
.@PSG_binne bos Laurent Blanc dan Thiago Motta tiba untuk itu #stadvpsg konferensi pers. #MCFC pic.twitter.com/gFZkCSDJ8l
– Manchester City FC (@MCFC) 11 April 2016
Tim tamu semakin antusias
Namun, upaya tersebut akan sulit dilakukan, baik bagi PSG maupun Ibra. Pasalnya mereka dengan mudah kebobolan dua gol hingga membuat laga berakhir 2-2 di leg pertama.
Dua gol tersebut menjadi modal yang sangat berharga bagi City. Sebab, dengan hasil imbang 1-1 atau 0-0, klub tersebut mendapat julukan Masyarakat itu akan maju ke babak berikutnya.
Alhasil, PSG akan tampil lebih agresif. Mereka harus menang untuk lolos ke babak berikutnya. Kalaupun ada hasil imbang, skor harus di atas 2-2 karena aturan gol tandang.
Masalahnya, pertahanan City akan tampil ekstra solid.
Mendesain skenario seri memang akan sangat beresiko bagi tim tuan rumah. Apalagi mereka adalah tim yang terobsesi dengan penguasaan bola dan sepak bola menyerang.
“City adalah tim yang dibangun untuk mencetak gol. “Jika kami berpikir untuk bermain 0-0, maka kami pasti kalah karena itu bukan gaya permainan kami,” kata manajer City, Manuel Pellegrini. Situs web resmi UEFA.
City tidak terbiasa bermain bertahan. Meski demikian, mereka tetap bisa bermain cerdas seperti pada leg pertama.
Pada laga yang digelar di Paris, City tak banyak menguasai bola. Hanya 36 persen penguasaan bola. Mereka juga memasang garis pertahanan rendah. Salah satu strateginya adalah dengan tidak terlalu banyak memburu penguasaan bola.
Namun, para pemain PSG masih kesulitan menembus lini tengah City sekalipun. Pasalnya, tekanan ketat langsung diberikan saat bola dikuasai pertahankan gelandang Thiago Motta.
Gelandang asal Italia yang cenderung lamban itu tak mampu memberikan bola ke depan. Padahal posisinya sebagai penghubung antara lini bertahan dan lini depan (gelandang kotak ke kotak).
Tekanan tersebut membuat PSG lebih banyak menguasai bola, namun hanya di areanya sendiri. Di sisi lain, City tampil lebih efektif. Mereka disiplin dalam posisinya, menekan dengan kuat dan kemudian melakukan serangan balik dengan cepat.
Pola yang sama bisa saja terulang di Etihad Stadium.
“Setiap pertandingan berbeda. Namun kami ingin melanjutkan performa yang sama seperti yang kami lakukan di Paris,” kata Pellegrini.
Posisi PSG semakin sulit karena dua pemain utamanya tidak bisa tampil. Bek tengah David Luiz dan gelandang cepat Blaise Matuidi terkena akumulasi kartu. Sementara itu, Marco Verratti belum bisa dipastikan bisa diturunkan.
PSG kemungkinan akan kembali memasangkan Motta dengan gelandang muda PSG Adrien Rabiot. Mottra terancam kembali menjadi incaran jika Laurent Blanc, pelatih PSG, tidak melakukan perubahan strategi.
“Kami sedang mengevaluasi leg pertama. Ada kesalahan di lini pertahanan. Kami juga kurang bersatu. “Terlalu banyak ruang kosong yang bisa dieksploitasi City,” kata Blanc.
Dengan situasi tersebut, tak heran jika Pellegrini semakin optimistis timnya lolos ke babak semifinal untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.
“Sebelumnya, media mengira kami tidak punya peluang. Namun di leg pertama kami menunjukkan kemampuan kami. “Kami berada di level yang sama dengan PSG,” katanya. —Rappler.com
BACA JUGA: