Menunggu Ciletuh menjadi geopark kelas dunia
- keren989
- 0
BANDUNG, Indonesia — Tinggal selangkah lagi Geopark Nasional Ciletuh Palabuhanratu akan menjadi geopark kelas dunia. Tim Asesor UNESCO mengunjungi geopark di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat untuk melakukan penilaian.
Penilai Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB termasuk Alexandru Andrasanu dari Rumania dan Soo Jai Lee dari Korea Selatan. Mereka bertugas memberikan penilaian untuk memastikan Geopark Ciletuh Palabuhanratu layak ditetapkan sebagai geopark kelas dunia.
Inspeksi oleh tim Assessor UNESCO ini dilakukan selama empat hari, mulai 1 hingga 4 Agustus 2017. Penetapan Geopark Ciletuh Palabuhanratu sebagai UNESCO Global Geopark sedianya diumumkan pada September 2017, namun ditunda hingga Februari 2018.
Ketua Komisi Nasional Indonesia UNESCO Arief Rachman mengungkapkan, penetapan Ciletuh sebagai geopark kelas dunia terkendala kendala teknis. Namun pakar pendidikan ini memastikan Ciletuh akan meraih gelar tersebut.
“Ciletuh sudah dilamar dan insya Allah akan didapat berkas atau ada yang perlu disempurnakan dari gambaran Ciletuh. Jadi dikembalikan lagi, lalu kami kirim. Insya Allah keputusan akan diambil pada bulan kedua tahun 2018, kata Arief saat dihubungi melalui telepon, Kamis, 16 November 2017.
Arief mengatakan, pendirian geopark kelas dunia harus memenuhi sejumlah syarat, antara lain persyaratan keilmuan dan persyaratan pengelolaan kawasan, agar tidak terjadi kerusakan alam di kemudian hari.
Di Indonesia, lanjut Arief, terdapat dua geopark yang ditetapkan sebagai geopark kelas dunia oleh UNESCO, yaitu Geopark Gunung Sewu pada 19 September 2015 dan Gunung Batur, geopark global pertama di Indonesia yang ditetapkan pada 22 September 2012.
Sedangkan Ciletuh-Palabuhanratu dan Danau Toba masih dalam proses pengkajian.“Tapi meski dalam proses, sepertinya bisa terjadi,” kata Arief yakin.
Penetapan kedua kawasan geopark tersebut sebagai geopark global, kata Arief, akan memberikan manfaat bagi Indonesia. Salah satunya, status Indonesia di mata dunia akan semakin baik dan membaik. Karena untuk mendapatkan status tersebut, Anda harus mendapatkan pengakuan dunia.
“Geopark adalah kekuatan dan aset geologi yang tak tertandingi di dunia. Jadi nanti kita perlu tahu persis siapa yang menjalankannya, riset apa yang akan digunakan. “Kemudian ada potensi pariwisata,” jelas Arief.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menetapkan Geopark Ciletuh Palabuhanratu sebagai destinasi wisata. Tujuannya untuk melindungi kawasan seluas kurang lebih 126 ribu hektare dari kerusakan.
“Kalau tidak dibuka (sebagai objek wisata), rusaknya makin parah, tidak ada yang mengawasi. Kalau jadi objek wisata, diawasi,” kata Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar kata Rappler melalui telepon, Jumat, 17 November 2017.
Geopark Ciletuh Palabhanratu mempunyai potensi wisata karena keindahan alamnya. Kawasan yang terbentang dari Ujung Genteng hingga Cisolok ini memiliki ciri khas batuan yang terbentuk dari dua keping kerak bumi, yaitu lempeng samudera dan lempeng benua. Geopark Ciletuh juga memiliki pemandangan indah yang terdiri dari air terjun, bukit, dan hutan.
Pemprov Jabar, lanjut Deddy, telah membangun sejumlah sarana dan prasarana untuk menunjang kawasan tersebut sebagai objek wisata, termasuk memenuhi persyaratan untuk ditetapkan sebagai geopark kelas dunia.
Sejak pertengahan tahun ini, pihaknya telah melakukan perbaikan pada sejumlah aspek struktural dan infrastruktur pendukung seperti panel penerangan, pagar, pemasangan rambu-rambu jalan.
Akses jalan juga menjadi perhatian Pemda Jabar. Menurut Deddy, kondisi jalan menuju Ciletuh dalam kondisi baik. Saat ini, Pemkot Jabar Prof sedang menggenjot infrastruktur pendukung lainnya, terutama untuk memperlancar akses menuju kawasan konservasi.
“Itulah sebabnya kami akan membangun jembatan tahun depan. Sekarang jalannya bagus, kami perbaiki. Kemudian Tol Cisumdawu, (ditargetkan) selesai 2019. “Tahun depan kita akan mulai membangun bandara untuk menciptakan akses karena pariwisata adalah akses pertama,” kata Deddy.
Deddy berharap Geopark Ciletuh Palabuhanratu bisa meraih predikat Global Geopark UNESCO. Sebab menurutnya, syarat Ciletuh sebagai kawasan geopark sudah terpenuhi, yakni unsur geodiversity (keanekaragaman geologi), biodiversity (keanekaragaman hayati), dan keragaman budaya (cultural keragaman).
“Setidaknya dengan ditetapkannya Ciletuh sebagai geopark kelas dunia, kita punya satu destinasi yang berskala internasional. “Kenapa perlu penunjukan Global Geopark dari UNESCO, karena dengan dibangunnya infrastruktur bisa diarahkan dan fokus ke sana,” kata mantan aktor ini.
Namun Deddy mengingatkan agar Geopark Ciletuh dijadikan objek wisata dengan konsep Community Based Tourism yang bertumpu pada aspek konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat agar manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan.
“Keterlibatan masyarakat juga penting. Ada pelatihan tentang apa itu geopark. Partisipasi masyarakat di sana sangat besar, tidak hanya dari luar (masyarakat). Masyarakat sekitar jelas lebih terkena dampaknya. “Masyarakat setempat harus dilibatkan, kalau tidak, tidak ada gunanya,” ujarnya.
—Rappler.com