• October 11, 2024
Dana serangan teror Jakarta bukan dari Australia, kata duta besar

Dana serangan teror Jakarta bukan dari Australia, kata duta besar

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Paul Grigson, Duta Besar Australia untuk Indonesia, mengatakan tidak ada hubungan antara serangan teroris baru-baru ini dan Australia

JAKARTA, Indonesia – Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson, membantah adanya hubungan finansial antara serangan di Jakarta baru-baru ini dan Australia pada Rabu, 1 Februari.

Grigson menanggapi pernyataan sebelumnya dari Transaksi Keuangan Indonesia RePelabuhan dan Pusat Analisis (INTRAC) yang mengatakan ada transaksi mencurigakan antara jaringan terorisme di Indonesia dan Australia.

Pada bulan Maret 2015, INTRAC mengatakan pihaknya melacak US$500.000 (Rp 6,4 miliar) dari rekening yang terkait dengan ISIS di Australia hingga ke seorang teroris Indonesia.

Namun Grigson mengatakan uang tersebut tidak digunakan dalam serangan Jakarta 14 Januari.

“Bukti yang kami lihat sejauh ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kejadian terbaru ini dan Australia,” katanya kepada Rappler.

Dia menambahkan, “Pemerintah Indonesia dan Australia bekerja sama dengan sangat erat dan terus mencari kemungkinan adanya kaitan, namun pada tahap ini saya belum melihat bukti yang menunjukkan adanya kaitan (dengan serangan di Jakarta).”

Serangan di pusat kota ini merupakan yang terbaru dari sejumlah serangan teror di seluruh dunia, yang memicu kekhawatiran akan lebih banyak aktivitas teroris di kawasan Asia Tenggara.

Serangan tersebut menewaskan total 8 orang – 4 teroris dan 4 warga sipil – setelah pelaku bom bunuh diri meledakkan diri dan orang-orang bersenjata melepaskan tembakan.

Kelompok Negara Islam (ISIS) kemudian mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Bekerja sama

Pemerintah Australia telah memperingatkan warga Australia untuk berhati-hati saat bepergian ke dan di sekitar Indonesia mengingat serangan dan meningkatnya ancaman teroris.

Meskipun demikian, Grigson mengatakan warga Australia tidak putus asa untuk bepergian ke Indonesia, dengan lebih dari 1 juta wisatawan mengunjungi negara tersebut pada tahun lalu.

“Kami adalah pemasok wisatawan nomor satu di Bali, sesuatu yang sangat dibanggakan oleh Australia, dan saya berharap warga Australia akan terus mengunjungi Indonesia pada tahun ini,” ujarnya.

Grigson mengatakan Australia dan Indonesia berkomitmen untuk terus bekerja sama memerangi terorisme.

“Australia dan Indonesia memiliki sejarah kerja sama yang sangat panjang melawan terorisme, baik dalam berbagi informasi, bekerja sama dalam penyelidikan, dan saling belajar,” ujarnya.

Grigson mengatakan pemerintah Indonesia patut diberi ucapan selamat atas upayanya melawan terorisme baru-baru ini.

“Pemerintah Indonesia dan aparat keamanannya telah melakukan kemajuan besar dalam menangani isu terorisme selama setahun terakhir dan mereka patut bangga akan hal itu,” ujarnya.

Namun, ia menjelaskan bahwa masih ada jalan yang harus ditempuh kedua negara, dimana masing-masing negara dapat bekerja sama dan belajar satu sama lain.

“Saya pikir dalam beberapa tahun ke depan kita akan saling belajar satu sama lain, bertukar informasi dan memperluas kemampuan teknis kita bersama-sama.” – Rappler.com

BACA SELENGKAPNYA:

SDy Hari Ini