• October 2, 2024
10 berita terhangat tahun 2015

10 berita terhangat tahun 2015

JAKARTA, Indonesia—Tahun 2015 diawali dengan kedatangan pengungsi Rohingya asal Myanmar yang datang ke Aceh, setelah ibu-ibu asal Kendeng, Jawa Tengah, berjalan lebih dari 122 kilometer pada 17 November lalu untuk ‘mencari keadilan’ di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang.

Berikut rangkuman permasalahan sosial terbesar sepanjang tahun 2015:

Pengungsi Rohingya-Myanmar terdampar di Aceh

Ribuan pengungsi Rohingya asal Myanmar terdampar di provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Mereka melakukan perjalanan melalui laut selama dua hingga tiga bulan tanpa makanan yang cukup.

Sesampainya mereka di daratan Aceh, kondisi mereka sangat mengenaskan. Gizi buruk dan trauma akibat penyiksaan yang dilakukan nakhoda kapal.

Diantaranya ada orang tua, perempuan, bahkan anak-anak. Bahkan ada pula bayi yang masih berusia di bawah 6 bulan.

Mereka kemudian berlokasi di Kuala Cangkoi dan Kuala Langsa. Laporan lengkap Rappler dapat dibaca di sini.

Pernikahan sesama jenis di Bali dan Boyolali

Negeri Paman Sam sudah resmi mengakui pernikahan sesama jenis sejak September lalu. Isu pernikahan sesama jenis tidak hanya sedang hangat di Amerika Serikat, isu ini juga ramai diperbincangkan di Indonesia.

Apalagi setelah berita pernikahan sesama jenis di Bali dan Boyolali menjadi berita.

Pertama, foto pernikahan pasangan sesama jenis Joe Tully dan Tiko Mulya di Bali yang beredar di media sosial. Netizen Indonesia pun bereaksi keras setelah salah satu teman pasangan tersebut mengunggah foto mereka di media sosial. Banyak netizen yang mengkritiknya, namun tak sedikit juga yang memberikan ucapan selamat.

Di Boyolali, dua pria juga rupanya sudah menikah. Yakni Ratu Airin Karla dan pasangannya, Dumani. Namun Ratu membantah kabar yang beredar soal pernikahan sesama jenisnya dengan Dumani pada Senin, 12 Oktober.

Ratu menjelaskan, acara yang digelar pada Sabtu, 10 Oktober di rumahnya di Dusun Gegermoyo, Desa Cluntang, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, bukanlah sebuah pesta pernikahan melainkan sekedar syukuran.

Kekacauan di Tolikara

Surat edaran yang dikeluarkan Gereja Injili di Indonesia (GIDI) patut diduga penyebab utama pembakaran masjid di Tolikara, Papua. Salah satu poin dalam surat tersebut menyebutkan GIDI tidak mengizinkan perayaan Idul Fitri di Tolikara.

Namun diakui Ketua Badan Pekerja (BP) GIDI Dorman Wandikmo tidak pernah mengeluarkan surat edaran itu. Akibat kerusuhan tersebut, 1 anak dinyatakan tewas, dan 10 orang lainnya luka-luka. Baca berita ini Rappler.com.

Penggusuran warga Kampung Pulo

Pemprov DKI Jakarta melakukan penggusuran warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, pada pertengahan Agustus lalu pada hari ini. Persiapan penggusuran pun dilakukan dengan mulai melobi warga untuk memberikan ganti rugi.

Menurut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja “Ahok” Purnama, penggusuran kali ini merupakan harga mati. “Yang tidak mau tetap digusur,” ujar AhokRabu 19 Agustus.

Sebelum penggusuran dilakukan, Ahok beberapa kali berupaya membujuk warga Kampung Pulo agar pindah dari tempat yang sering terendam banjir karena letaknya di bantaran Sungai Ciliwung. Namun pada akhirnya berakhir dengan tabrakan.

Berikut gambaran kontroversi kepemilikan tanah di Kampung Pulo.

#Selamatkan JatiGede

Warga sekitar Waduk Jati Gede akhirnya dimukimkan kembali. Namun pemindahan warga tersebut menuai protes dari warga dan relawan. Mereka mendapat simpati dengan tagar #SaveJatiGede.

Meski demikian, pemukiman kembali warga masih terus berjalan. Satu demi satu desa-desa ditenggelamkan. Baca sejarah kasus pembangunan Waduk Jati Gede sejak masa Orde Baru di sini.

Meninggalnya Salim Kancil

Semasa hidupnya, Salim Kancil dikenal sebagai warga yang aktif menentang penambangan pasir di pantai dekat rumahnya. Dia tidak sendiri, warga salah satu kecamatan juga menentangnya.

Namun ia malah menemui nasib malang, diduga tewas di tangan Tim 12. Siapa saja yang terlibat dan bagaimana kejadian tersebut bisa terjadi?

Berikut catatan krusial yang dihimpun Koordinator Komisi Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS) Surabaya, Fathul Khoir, seperti disampaikan kepada Rappler, Selasa, 29 September.

Aksi #Panggilan Keadilan

Ratusan warga di sepanjang Pegunungan Karst, Kendeng, Jawa Tengah, menentang pembangunan pabrik semen milik PT Sahabat Mulia Sakti. perjalanan panjang sepanjang 122 kilometer menuju Semarang untuk menyambut sidang putusan gugatan warga di Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang pada 17 November.

Keputusan ini akan diambil hakim berdasarkan gugatan warga pada 15 Mei 2014 yang menolak pabrik semen di Pati, Jawa Tengah.

Mereka menilai pemberian izin lingkungan kepada PT SMS, anak perusahaan PT Indocement, seluas 2.868 hektare untuk industri semen tidak boleh dikeluarkan karena merusak lingkungan melalui penggalian di sekitar Pegunungan Karst, seperti saluran yang tidak dapat berfungsi lagi.

Warga yang menggelar jalan kaki ini berasal dari berbagai daerah seperti Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Rembang, Blora, Grobogan dan Kudus. Usia mereka pun beragam, mulai dari muda hingga tua.

Bagaimana perjalanan mereka? Baca di sini.

Lingkaran ujaran kebencian

Pengaturan melingkar re Kebencian, atau ujaran kebencian, disebarkan oleh Kapolda RI Jenderal Badrodin Haiti. Surat Edaran (SE) No. SE/6/X/2015 diterbitkan pada 8 Oktober dan dikirimkan ke Kepolisian Sektor dan Resor di seluruh tanah air.

Surat ini mendapat kecaman keras dari aktivis hak asasi manusia dan netizen. Baca ulasannya di sini.

Papua

Berbagai tragedi menimpa masyarakat Papua. Baik di negaranya sendiri maupun di ibu kota. Tujuh belas warga Papua ditangkap pada Sabtu 29 November.

Ketujuh belas warga itu ditangkap saat membersihkan tempat salat di Taman Bunga Bangsa Papua, Nabire, untuk persiapan ibadah pada 1 Desember. Setiap tanggal 1 Desember, masyarakat Papua merayakan ekspresi identitas.

Polisi Nabire diduga melakukan penangkapan tanpa surat perintah penangkapan atau penahanan.

Baca ulasan selengkapnya di sini.

Sementara di ibu kota, demonstrasi kebebasan berekspresi masyarakat Papua di Bundaran HI berakhir ricuh. Salah satu peserta unjuk rasa kebebasan berekspresi Nicko A Suhuniap yang digelar masyarakat Papua se-Jawa Bali di Bundaran Hotel Indonesia pada 1 Desember mengalami luka di bagian dada, bahu belakang, dan kepala sebelah kanan akibat terkena tembakan.

Baca laporannya di sini.

Suku Anak Batin

Niat Presiden Joko Widodo untuk “membantu” suku Anak Dalam di Sorolangun, Jambi, menuai kritik. Salah satu niat Jokowi adalah membangun rumah bagi mereka.

Niat tersebut disampaikan Jokowi usai mengunjungi Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, 30 Oktober 2015.

Suku Anak Dalam dikenal suka berpindah-pindah, sehingga Jokowi bahkan meminta kepada warga yang tinggal di tenda-tenda di perkebunan kelapa sawit agar tetap berada di rumah dan berhenti menjadi perantau.

Mereka, kata Jokowi, menyatakan akan melakukannya, namun dengan syarat rumahnya agak jauh dan memiliki tanah.

Baca ulasannya di sini. —Rappler.com

BACA JUGA:

Data Sydney