• April 20, 2025
Karena Pancasila dianggap menyinggung, Australia meminta maaf

Karena Pancasila dianggap menyinggung, Australia meminta maaf

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Permintaan maaf disampaikan Panglima Militer Angkatan Bersenjata Australia, Marsekal Mark Binskin dalam suratnya kepada Gatot Nurmantyo.

JAKARTA, Indonesia – Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengungkap alasannya menghentikan sementara kerja sama militer dengan Australia. Ia mengatakan, seorang instruktur Kopassus yang khusus dikirim TNI ke akademi militer Australia di Perth menemukan materi pengajaran dan kurikulum yang dianggap menyinggung Indonesia dan ideologi negara.

“Terlalu menyakitkan (isi kurikulum dan materinya). Soal tentara yang dulu bertugas (di) Timor Leste, Papua juga harus merdeka dan soal Pancasila yang diselewengkan menjadi Pancagila. “Itu sudah tidak berlaku lagi,” kata Gatot saat ditemui di Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis, 5 Januari.

Dari sana, Gatot memutuskan untuk segera memanggil instruktur tersebut pulang dan berhenti mengirimnya untuk saat ini. TNI pun langsung menyampaikan keberatannya kepada Angkatan Darat Australia dan mereka langsung meresponsnya.

“Marsekal Mark Binskin dari Angkatan Udara dan saya berteman. Terakhir, ia mengirimkan surat berisi empat hal. Pertama alasan, Kedua akan memperbaiki isi kurikulum, ketiga akan melakukan penyelidikan dan keempat “Akan kirimkan KSAD ke saya dan KASAD,” jelas Gatot.

Gatot mengaku sudah menanggapi surat yang berisi ucapan terima kasih atas respons Australia dan keputusan penghentian kerja sama selama proses penyelidikan berlangsung.

Kerja sama ini baru akan dilanjutkan setelah hasil penyelidikan selesai, ujarnya.

Ia mengatakan, kurikulum pengajaran bahasa di akademi militer sudah diterapkan sejak lama sehingga ia menyerukan adanya perubahan. Gatot juga menegaskan, selama proses penyidikan masih berjalan, dirinya tidak akan mengunjungi Negeri Kanguru.

“Jadi, jangan melakukan hal-hal yang aneh-aneh, kita tunggu saja,” ujarnya.

Sementara itu, kerja sama lain di bidang militer sedang dievaluasi. Keputusan ini akan diambil sambil menunggu hasil penyelidikan.

Ia juga membantah tidak menyampaikan keputusan tersebut kepada Presiden Joko “Jokowi” Widodo. (BACA: Panglima TNI Lapor ke Presiden Soal Penangguhan Kerjasama Militer dengan Australia)

“Presiden adalah bos dan pemimpin saya. “Saya pasti akan melaporkan apa yang saya lakukan padanya,” katanya.

Apakah Indonesia bereaksi berlebihan?

Ketua wadah pemikir Asosiasi Pertahanan Australia (ADA), Neil James menilai respons Indonesia terhadap temuan bahan ajar dan kurikulum akademi militer di Perth berlebihan. Menurut dia, materi ajar yang diberitakan hanya sedikit menyentuh Pancasila.

“Apapun materi ajarnya, masyarakat Indonesia menganggapnya menghina Pancasila. Namun, ini benar-benar merupakan reaksi berlebihan dalam hubungan kedua negara yang telah berlangsung sekitar 50 tahun, kata James seperti dikutip media Australia. 9 Berita.

Ia menambahkan, penghinaan ringan tersebut dilakukan oleh oknum TNI berpangkat letnan. Oleh karena itu, ia mengaku optimistis hubungan militer kedua negara akan pulih kembali meski membutuhkan waktu.

Ia pun menilai pergantian kepemimpinan TNI di tangan Gatot ikut andil memperparah persoalan ini.

Jenderal Gatot Nurmantyo bukanlah orang yang pro Australia seperti pendahulunya dan saya kira penting untuk mempertimbangkan semua penyebab masalah ini, ujarnya lagi.

Sementara itu, mantan pejabat tinggi militer Australia lainnya, Mayor (Purn) Jenderal Jim Molan, juga memperkirakan hubungan militer kedua negara akan segera pulih. Dia menduga penyebab permasalahan ini adalah kurangnya pemahaman terhadap budaya masing-masing.

“Kami tidak mengetahui secara detail apa yang menyebabkan hal ini, namun warga Australia mungkin kurang sensitif dan bertindak tidak pantas dalam insiden ini. Namun bisa juga masyarakat Indonesia terlalu sensitif dan inilah saatnya kita berada, ujarnya. – Rappler.com

lagu togel