• October 11, 2024
Kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pemerintah telah menurun sejak terpilihnya Jokowi

Kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pemerintah telah menurun sejak terpilihnya Jokowi

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Di Indonesia, kepercayaan terhadap pemerintah kini hanya sebesar 58%, turun 7 poin dari tingkat kepercayaan setelah terpilihnya Presiden Joko Widodo.

JAKARTA, Indonesia – Tampaknya masyarakat Indonesia kurang percaya pada institusinya.

Kepercayaan terhadap media, organisasi non-pemerintah (LSM), dunia usaha dan pemerintah berada pada tingkat yang tinggi di seluruh dunia, menurut Studi Global Edelman Trust yang dipresentasikan pada Selasa 2 Februari.

Namun masyarakat Indonesia menjadi kurang percaya diri terhadap keempat institusi tersebut, karena menurunnya tingkat positif yang terlihat pasca pemilu.

Tingkat rata-rata kepercayaan terhadap institusi di seluruh dunia meningkat dari 55% pada tahun 2015, menjadi 60% pada tahun 2016. Studi ini menemukan bahwa masyarakat di seluruh dunia lebih mempercayai dunia usaha dibandingkan pemerintah atau LSM dalam menghadapi perubahan kondisi.

Namun di Indonesia, kepercayaan terhadap pemerintah kini hanya sebesar 58%, turun 7 poin dari tingkat yang terlihat setelah terpilihnya Presiden Joko Widodo pada bulan Oktober 2014.

Wiwiek Santoso, Presiden Direktur Marga Mandalasakti (Astra Group), menekankan perlunya peningkatan kepercayaan dari pemerintah.

“Kami berharap kepercayaan pemerintah meningkat pada tahun ini dan mudah-mudahan masalah ini bisa kita selesaikan bersama-sama,” ujarnya.

Bisnis yang dapat diandalkan

Meskipun kepercayaan masyarakat menurun, masyarakat Indonesia masih menganggap bisnis sebagai organisasi yang paling tepercaya, kata Raymond Siva, CEO Edelman Indonesia.

“Bisnislah yang paling dipercaya untuk mengikuti perubahan zaman – baik itu kebutuhan masyarakat, perubahan teknologi, atau kelesuan perekonomian,” ujarnya.

Meski demikian, Siva yakin masih ada ruang bagi CEO dan pemimpin tingkat tinggi untuk memperbaiki perilaku dan perilaku mereka. (BACA: Tanya Jawab Mendag: Bagaimana Indonesia Memperbaiki Kebijakan Ekonomi yang ‘Sesat’)

“Setelah satu tahun para pemimpin tingkat tinggi terlihat berperilaku tidak etis, masyarakat Indonesia ingin para pemimpin bisnis memberikan contoh perilaku etis dan transparan,” kata Siva.

Studi ini juga menemukan bahwa di Indonesia dan di seluruh dunia, masyarakat mencari bisnis yang dapat lebih terlibat dalam isu-isu sosial dan menciptakan solusi.

“Masyarakat Indonesia ingin dunia usaha menjadi yang terdepan dalam mengatasi tantangan sosial dan mendorong Indonesia melewati masa-masa yang penuh gejolak dan ketidakpastian,” kata Siva.

Studi ini juga menemukan bahwa masyarakat Indonesia pada khususnya meminta lebih banyak tindakan dari para pemimpin bisnis terkait lingkungan hidup, khususnya dalam kaitannya dengan isu lingkungan hidup kebakaran di Sumatera bagian barat pada bulan September 2015.

Ketimpangan pendapatan

Namun meski dunia secara keseluruhan tampak lebih percaya dan telah kembali ke tingkat yang belum pernah terjadi sejak Krisis Keuangan Global tahun 2008, terdapat peningkatan kesenjangan kepercayaan antara masyarakat kelas atas dan masyarakat umum.

Kesenjangan kepercayaan meningkat di 16 dari 25 negara yang terlibat dalam penelitian ini, namun responden yang dianggap miskin memiliki tingkat kepercayaan yang lebih rendah terhadap institusi dibandingkan dengan responden yang lebih kaya.

Indonesia adalah salah satu dari tujuh negara yang mampu menutup kesenjangan tersebut, dengan peningkatan kepercayaan sebesar 2% yang terlihat pada masyarakat umum.

Amerika Serikat mencatat kesenjangan kepercayaan terbesar antara masyarakat berpendapatan tinggi dan rendah dengan selisih sebesar 31 poin.

Perancis dan Brasil berada di posisi tertinggal dalam hal kesenjangan kepercayaan, masing-masing mencatat perbedaan sebesar 29 poin dan 26 poin.

Hasil ini sejalan dengan laporan Oxfam yang mengungkapkan bahwa ketimpangan pendapatan semakin meningkat 62 orang terkaya di dunia memiliki kekayaan yang setara dengan separuh penduduk termiskin di dunia.

Naik ke atas

Meskipun kepercayaan Indonesia terhadap lembaga-lembaga telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, mereka masih merupakan salah satu negara yang paling percaya di dunia dengan rata-rata 70% lembaga yang mempercayai lembaga, turun dari 78% pada tahun 2015.

Jumlah negara yang kini diklasifikasikan sebagai negara ‘percaya’ meningkat dari 22% negara yang disurvei pada tahun 2015 menjadi 39% pada tahun 2016.

Negara-negara yang tidak percaya kini hanya berjumlah 6 dari 25 negara yang disurvei, turun dari 13 negara pada tahun lalu. – Rappler.com

Data Sydney