Indonesia mengadakan Women’s March sendiri untuk menyerukan kesetaraan
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Para peserta yang mengenakan pakaian ungu dan merah muda membawa plakat, dengan bangga menyatakan diri mereka feminis, mengutuk pelecehan seksual dan kekerasan terhadap perempuan dan menyerukan diakhirinya diskriminasi gender.
JAKARTA, Indonesia – Ratusan perempuan berbaris di jalan-jalan ibu kota Indonesia pada Sabtu, 4 Maret, untuk memperjuangkan kesetaraan perempuan.
Para peserta yang mengenakan pakaian ungu dan merah muda membawa plakat, dengan bangga menyatakan diri mereka feminis, mengutuk pelecehan seksual dan kekerasan terhadap perempuan dan menyerukan diakhirinya diskriminasi gender. Pesertanya tidak hanya perempuan, tapi LGBTQ, laki-laki dan anak-anak juga ikut parkir di bawah terik matahari dan juga menyerukan kesetaraan gender.
Pawai dimulai di pusat perbelanjaan bersejarah di Jakarta, Sarinah, yang menjual kerajinan tangan Indonesia dan merupakan pusat perbelanjaan modern pertama di ibu kota. Dari sana, peserta berjalan menuju Istana Negara dimana massa diberdayakan oleh pidato dan penampilan aktivis perempuan dari berbagai latar belakang.
Artis dan public figure pun ikut meramaikan acara tersebut. (DALAM FOTO: Poster Kreatif, Lautan Merah Muda di Indonesia Women’s March)
Hannah Al-Rashid, seorang aktris, mengatakan perempuan di Indonesia masih memiliki jalan panjang menuju kesetaraan.
“Acara seperti Women’s March ini perlu dan sangat penting, karena masih banyak hal yang harus diperjuangkan masyarakat Indonesia. Banyak hal yang harus kita perjuangkan. Kami (perempuan) masih tertindas, tertindas dan tidak mempunyai hak yang sama,” katanya kepada Rappler.
Nino Fernandez, seorang aktor yang ikut dalam aksi tersebut dan membawa tanda bertuliskan: “Saya melakukan ini demi calon istri dan calon putri saya,” kataMasyarakat Indonesia tidak dididik tentang bagaimana menghormati perempuan.”
“Bersiul dan berteriak, ‘Hei, cantik!’ sangat kuno. Itu hanya menunjukkan kurangnya pendidikan,” katanya.
Acara ini juga digunakan oleh para aktivis untuk menarik perhatian terhadap perjuangan mereka dan isu-isu yang mempengaruhi perempuan.
Beberapa diantaranya membawa tanda-tanda yang menyerukan keadilan bagi Mary Jane Veloso, seorang warga Filipina yang dijatuhi hukuman mati di Indonesia karena tuduhan perdagangan narkoba. Kelompok hukum mengatakan Veloso tidak diadili secara adil dan tidak bersalah atas tuduhan tersebut karena dia sendiri adalah korban perdagangan narkoba. Para aktivis mengatakan kepada Rappler bahwa mereka ingin menarik perhatian pada masalah perdagangan manusia, yang seringkali menargetkan perempuan.
Tanda lainnya bertuliskan, “Ibu Susi untuk Presiden,” mengacu pada Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan yang keras bicara dan berorientasi pada tindakan.
Meskipun cuaca panas dan lembab, para peserta tetap bersemangat dan bernyanyi, menari serta bernyanyi bersama penonton. Acara yang merupakan awal perayaan Hari Perempuan Internasional pada Rabu, 8 Maret itu diakhiri dengan tarian lagu “Run The World” karya Beyonce, yang merupakan lagu feminis.
Pawai perempuan mendapatkan momentumnya setelah terpilihnya Presiden AS Donald Trump. Aktivis di kota-kota besar di Amerika Serikat turun ke jalan untuk mendukung kesetaraan gender, sebuah gerakan yang telah menyebar ke kota-kota lain di seluruh dunia di negara-negara seperti Australia, Perancis, Inggris dan sekarang Indonesia.
Pengamat hak asasi manusia menyatakan bahwa Indonesia mempunyai masalah yang semakin besar dengan ‘budaya pemerkosaan’. Statistik menunjukkan agresi dan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak perempuan tersebar luas, dan para pelaku sering kali tidak dihukum atas kejahatan yang mereka lakukan.
Laporan Kesenjangan Gender Global 2016 dari Forum Ekonomi Dunia, yang mengukur kesenjangan gender di bidang-bidang utama seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi dan politik, menempatkan Indonesia pada peringkat setengah terbawah, peringkat 88 dari 144 negara. – Rappler.com
BACA SELENGKAPNYA: