Meski mendapat ancaman dari ormas, IAIN Surakarta akan tetap menyelenggarakan diskusi buku
- keren989
- 0
Penolakan antara lain datang dari perwakilan Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) dan Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS).
SOLO, Indonesia – Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta Mudhofir Abdullah memastikan pihaknya tetap menggelar diskusi dan bedah buku bertajuk ‘Islam Tuhan Islam Manusia’ karya Haidar Bagir meski mendapat penolakan dari sejumlah ormas.
Penolakan antara lain datang dari perwakilan Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) dan Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS). Mereka bahkan sudah beberapa kali menemui rektor untuk mendesak agar agenda bedah buku itu dibatalkan.
Alasannya, diskusi dan bedah buku dianggap sebagai wadah kelompok Syiah. Kedua ormas tersebut juga keberatan dengan kehadiran Haidar Bagir yang mereka anggap sebagai tokoh Syiah Indonesia.
Mudhofir mengatakan, penolakan terhadap kedua ormas tersebut hanya sebatas opini sepihak. Selain itu, sejauh ini belum ada keberatan dari dua ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Ia pun memastikan Haidar Bagir tetap datang karena ada jaminan keamanan dari pihak kepolisian, bahkan Kapolda Jateng dan Kapolres Sukoharjo juga dikabarkan turut hadir dalam acara tersebut.
“Diskusi ini merupakan kegiatan ilmiah untuk tujuan ilmiah, tidak dapat diintervensi oleh pihak luar. Padahal, bedah buku ini sangat kontekstual dengan kepentingan umat masa kini, membangun persatuan umat Islam di luar aliran Islam, dan mendalami dialog Sunni-Syiah, kata Mudhofir kepada Rappler, Senin, 8 Mei.
“Ormas-ormas tersebut keberatan dengan bab yang berisi takfiri (ajaran untuk membuat orang lain menjadi kafir) dan merasa bahwa buku tersebut meremehkan Ibnu Taymiyah – seorang ulama yang pemikirannya menjadi panutan mereka. Mereka juga menganggap kitab ini terlalu mengagungkan akal dalam penafsirannya. “Saya sudah baca, sebenarnya tidak begitu,” lanjut Mudhofir.
Diskusi yang digelar OSIS IAIN Surakarta bekerjasama dengan Penerbit Mizan ini rencananya akan berlangsung di Kampus IAIN Surakarta, Kartasura, Sukoharjo, Selasa, 9 Mei 2017 dan akan dihadiri kurang lebih 600 orang. Mudhofir juga dijadwalkan menjadi salah satu pembicara dalam diskusi tersebut bersama Haidar Bagir.
Mudhofir mengatakan, pihak rektorat menawarkan ormas yang menolak diskusi buku ini untuk mengirimkan pembicaranya. Namun hingga saat ini belum ada kepastian apakah mereka akan mengirimkan perwakilannya dalam diskusi tersebut.
Sejak sepekan lalu, seruan penolakan kedatangan Haidar Bagir tersebar melalui media sosial dan grup WhatsApp. Salah satunya berisi pesan ‘Boikot! Umat Muslim Solo menolak kedatangan raja Syiah Haidar Bagir. Batalkan atau kami bubar!’.
Haidar sendiri merupakan pemikir filsafat Islam kelahiran Solo, sekaligus pendiri penerbit buku Mizan. Namun, bagi beberapa ormas Islam Sunni yang berpandangan radikal, ia kerap dituding sebagai tokoh Syiah.
Di Solo, DSKS, ANNAS dan LUIS merupakan ormas yang paling aktif menyebarkan pandangan anti-Syiah dan sering mengadakan kajian di masjid-masjid tentang aliran yang dianggap sesat. Pada tahun 2014 misalnya, mereka membatalkan acara peresmian Iran Corner di IAIN Surakarta yang didukung Kedutaan Besar Republik Islam Iran karena dituduh menyebarkan ajaran Syi’ah.
Sebelumnya, Ketua DSKS Muinudinillah Basri mengatakan, umat Islam Solo Raya menolak kedatangan Haidar Bagir dalam acara bedah buku tersebut karena ia bersikukuh menganut ajaran Syiah, sedangkan Majelis Ulama Indonesia ( MUI) sendiri tidak mengakui Syiah sebagai penganutnya. bagian dari Islam.
“Kaum Syi’ah menghina, membenci dan memusuhi para sahabat Nabi. Ajarannya membahayakan keimanan umat Islam di Solo!” kata Mu’in.
Sementara itu, Ketua Panitia Bedah Buku Huda Rahman mengaku mendapat ancaman pembubaran dari pihak yang mengatasnamakan ANNAS jika tetap menggelar acara tersebut.
“Sejak dua hari pendaftaran dibuka, ada ancaman melalui WA. Intinya mereka jangan main-main jika berhadapan dengan Syiah, nyawa mereka yang jadi taruhannya, kata Huda. Ditegaskannya, kegiatan ini merupakan bagian dari kebebasan akademik kampus yang dilindungi, oleh karena itu panitia tidak akan menyerah pada ancaman.
Haidar Bagir melalui cuitannya mengatakan, dirinya akan tetap hadir pada acara bedah buku di Solo. Ia justru menyayangkan perwakilan ormas yang tidak bersedia datang sebagai pembicara untuk berdiskusi bersama. —Rappler.com