• November 22, 2024

Ukur duel ras darah biru NU di Jawa Timur

JAKARTA, Indonesia—Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto bergegas menuju kediaman Megawati Sukarnoputri di kawasan Teuku Umar, Jakarta Putri pada Sabtu sore, 6 Januari 2018. Begitu turun dari mobil, awak media yang sudah berkumpul di kediaman PDI Perjuangan. Ketua Umum segera mengepung Sekjen. Meski ditunggu kehadirannya, Hasto mau tidak mau harus menjawab terlebih dahulu rangkaian pertanyaan wartawan.

Sehari sebelumnya, pernyataan resmi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas beredar di kalangan jurnalis. Saat itu, Azwar menyatakan mundur dari pencalonan dirinya sebagai wakil gubernur Jawa Timur. Azwar yang seharusnya mendampingi Saifullah Yusuf diterpa rumor tak sedap setelah foto-foto hot dirinya bersama seorang wanita beredar di dunia maya.

Saat itu, Hasto dengan tegas menyatakan ‘bocoran’ foto tersebut merupakan kampanye hitam yang bertujuan untuk memakzulkan pasangan Syaiful Azwar yang diusung PDI-Perjuangan, bersama sejumlah parpol, dalam ‘drive a corner’. Hasto pun menitikkan air mata di hadapan para jurnalis. “Dia orang baik. “Dan dia harus mengundurkan diri dengan cara yang brutal,” ujarnya.

Performa pasangan Gus Ipul dan Azwar Anas saat itu tak sebanding. Hingga akhir tahun 2017, di papan rekaman, nama pasangan ini selalu muncul di urutan teratas. Tak heran jika Hasto merasa kesal. “Kami mengutuk orang-orang yang melakukan politik kotor seperti ini,” ujarnya.

Namun, citra Azwar tercoreng. Mau tidak mau, PDI-P dan mitra koalisinya harus segera menggantinya. Kurang dari seminggu, PDI-P mengumumkan Puti Guntur Soekarnoputri sebagai cawapres baru Gus Ipul. Puti berkantor di DPR setiap hari.

Bencana yang menimpa kubu tetangga menjadi berkah bagi pasangan lainnya, yakni Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. Perlahan tapi pasti elektabilitasnya terus melambung. Seminggu sebelum pemungutan suara, hampir semua orang Lembaga survei sepakat menempatkan pasangan Khofifah-Emil di atas pasangan Gus Ipul-Puti.

Meski mulus di puncak papan survei, perjalanan Khofifah-Emil tak bisa dibilang sempurna. Pasalnya, sebelum mendampingi Khofifah pada November 2017, Emil tercatat sebagai kader PDI-Perjuangan. Keputusannya menerima usulan Khofifah membuat geram para petinggi partai berlambang banteng moncong putih itu.

Emil pun sempat terdepak dari partai yang menjadi kendaraan politiknya saat menjabat sebagai Bupati Trenggalek pada 2016. “Kami menghormati pilihan masing-masing. Artinya, kalau tidak satu arah, kita hormati keputusannya dan berkompetisi secara sehat, kata Emil saat itu.

Keputusan penunjukan Emil bukan hanya milik Khofifah saja. Saat itu, nama Emil muncul setelah disaring oleh tim khusus yang beranggotakan sejumlah kyai di Jawa Timur atau disebut Tim 9. Menurut Ketua Tim 9 Salahuddin Wahid (Gus Solah), semangat dan energi Emil yang masih muda cocok dipadukan dengan Khofifah yang sudah berpengalaman panjang.

Kesaktian Khofifah-Emil

Khusus bagi Khofifah, ini merupakan ketiga kalinya ia bertarung di Pilgub Jatim. Sebelumnya Khofifah sudah dua kali mengikuti ajang yang sama, yakni pada Pilgub Jatim tahun 2008 dan Pilgub tahun 2013. Meski Khofifah memiliki basis massa Nahdlatul Ulama (NU) yang besar, namun Khofifah tak mampu memenangkan kontestasi pemilu melawan petahana Gubernur Jawa Timur Soekarwo atau yang akrab disapa Pakde Karwo.

Meski kalah, Khofifah memperoleh suara yang sangat besar dan nyaris menang. Pada tahun 2013, kekalahan Khofifah bahkan harus ditetapkan melalui keputusan Mahkamah Konstitusi (KC). Dengan dua keikutsertaannya tersebut, otomatis Khofifah akan tetap dikenal masyarakat Jatim.

Dari segi pengalaman, Khofifah memang memiliki rekam jejak yang panjang di dunia birokrasi dan politik. Selain berkantor di Senayan, Khofifah juga berulang kali terpilih menjadi menteri. Di era Kabinet Kerja, Khofifah diangkat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri Sosial. Selain Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti, sejumlah lembaga survei juga menempatkan Khofifah sebagai menteri dengan kinerja terbaik.

Di NU, Khofifah juga tercatat masih menjabat sebagai Ketua Muslimat NU. Pada pemilihan gubernur kali ini, ribuan ulama pun menyatakan dukungannya terhadapnya. Khusus di Jawa Timur, dukungan kyai dan ulama sangat berpengaruh dalam mengarahkan pilihan masyarakat.

Kini Khofifah kembali melangkah ke pentas Pilgub Jatim setelah resmi melepas jubah menterinya. Mengusung jargon ‘Wis Wayahe’ atau ‘saatnya’, bersama Emil, Khofifah berjanji akan membangun demokrasi, pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan menghidupkan kembali budaya Jawa Timur tanpa merusak ekologi dalam visi dan misinya.

Lalu bagaimana dengan Emil? Selain soal pemecatannya oleh PDI-Perjuangan, image Emil tergolong positif di mata publik. Meski kiprahnya di Trenggalek belum bisa diukur secara pasti, namun Emil dengan paras menawannya akan dengan mudah menjadi ‘idola’ perempuan di Jawa Timur.

Di sisi lain, sederet gelar akademis dan jabatan strategis yang disandangnya di usia relatif muda juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemilih. Bahkan, saat ini Khofifah bersama Emil mampu mendominasi papan rekaman dalam beberapa bulan terakhir.

Kesaktian Gus Ipul-Puti

Salah satu keunggulan Gus Ipul adalah posisinya sebagai petahana dua periode mendampingi Pakde Karwo sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur. Oleh karena itu, dari segi popularitas, wajar jika sejumlah lembaga survei malah menempatkan Gus Ipul di atas Khofifah khusus Jatim.

Sebagai cicit pendiri NU KH Bisri Syansuri, Gus Ipul juga punya potensi besar untuk meraih suara dari kalangan nahdiyin. Di sisi lain, Gus Ipul juga merupakan kader PKB. Selain PPP, PKB merupakan partai politik yang lahir dari rahim NU.

Sedangkan Puti Guntur Soekarnoputri merupakan cucu dari Proklamator Soekarno. Meski namanya terbilang jarang terdengar, Puti sudah dua periode berkantor di Senayan. Artinya, perempuan yang juga berpengalaman sebagai dosen ini sudah tidak asing lagi dengan aktivisme politik dan penggalangan opini publik.

Kekuatan lain yang dimiliki pasangan Gus Ipul dan Puti adalah militansi kader PDI-Perjuangan. Megawati sudah lama menginginkan Jawa Timur menjadi basis kekuatan PDI-Perjuangan. Apalagi Jawa Timur khususnya Blitar merupakan tempat kelahiran ayahnya, Soekarno.

Dari segi pembiayaan, Gus Ipul juga dinilai lebih kuat dibandingkan pasangan Khofifah Emil. Misalnya, pada masa awal kampanye, pasangan Gus Ipul-Puti melaporkan dana awal kampanye sebesar Rp 1,7 miliar ke KPUD Jawa Timur sementara pasangan tersebut Khofifah-Emil hanya memasukkan angka Rp 200 juta sebagai modal awal.

Pasangan nomor urut dua ini punya jargon ‘Kabeh Sadulur, Kabeh Makmur’ yang artinya semua bersaudara, sejahtera semua. Jika menang, Gus Ipul berjanji akan bekerja keras mengentaskan kemiskinan, memberikan akses kesehatan seluas-luasnya bagi masyarakat, serta memuliakan anak-anak dan lansia di Jatim.

Infografis Rappler Indonesia

Panas sampai akhir

Menang di lembaga survei bukan berarti Khofifah-Emil akan dengan mudah meraih kursi Jatim-1. Pasalnya, dari segi kekuatan politik di parlemen, pasangan tersebut masih kalah hanya dengan pasangan Gus Ipul-Puti. Empat parpol pengusung Gus Ipul-Puti meraih 58 kursi DPRD atau setara lebih dari 10 juta suara.

Pengamat politik Universitas Brawijaya, Romy Hermawan memperkirakan pertarungan keduanya akan berlangsung panas dan seru hingga hari pemungutan suara. Apalagi, Gus Ipul dan Khofifah bertarung di Pilgub Jatim pada dua periode sebelumnya. Khofifah adalah cawagub, sedangkan Gus Ipul adalah cawagub.

“Para pemilih sangat terpecah. Artinya, sampai mati memilih Khofifah, dan sebaliknya, sampai mati Gus memilih Ipul. Rivalitas Khofifah dan Gus Ipul memang sudah mengkristal, kata Romy.

Jika melihat hasil survei yang menempatkan elektabilitas keduanya hampir setara dan kekuatan parpol pengusung kedua pasangan di DPRD Jatim, menurut Romy, sulit menebak siapa yang akan keluar sebagai juara. . Strategi kompetitif dan pertarungan di lapangan, lanjutnya, akan menentukan kemenangan.

Peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam mengatakan Madura akan menentukan hasil akhir Pilgub Jatim. Selain kontribusi suara Madura yang besar, yakni bisa mencapai 12-20 persen suara, Maadura juga rentan terhadap mobilisasi.arena faktor politik mengikuti kasar dan politik menyapa atau mematuhi pelindungnya.

“Sebagian besar pemilih di Madura masih belum independen karena ada patron yang kuat, terutama tokoh agama, tokoh informal, dan tokoh pemerintah yang masih bisa mempengaruhi mereka. Pergerakan suara di Madura sangat lancar, bahkan hingga menit-menit terakhir, ujarnya.

Rabu, 20 Juni 2018

Sore harinya, sistem satu arah diterapkan di jalan tol menuju Jakarta

Irjen Kakorlantas Polri Pol Royke Lumowa menyatakan akan menerapkan sistem tersebut satu arah di tol arah Jakarta dari Palimanan hingga Cawang mulai pukul 15.00 WIB, Rabu, 20 Juni 2018. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan yang masuk tol menuju Jakarta saat arus balik Lebaran 2018.

Berdasarkan pantauan National Traffic Management Center (NTCM), arus balik di ruas Tol Jakarta-Cikampek menuju Jakarta hingga saat ini masih tergolong lancar. Terlihat kemacetan di kilometer 60, namun kendaraan masih bisa melaju.

PEMANTAUAN.  Pantauan arus balik di Tol Cikampek Rabu dini hari, 20 Juni 2018. Foto Twitter @NTMCLantasPolri

Seluruh GT Cipali ke Jakarta dibuka

PT Lintas Marga Sedaya (LMS) telah membuka seluruh Gerbang Tol (GT) Cipali hingga Jakarta. General Manager Operasi PT Lintas Marga Sedaya, Suyitno menegaskan, hal itu dilakukan karena polisi menerapkan sistem satu arah di jalan tol menuju Jakarta.

Sebanyak 23 gerbang dibuka di GT Palimanan. Sesuai dengan diskresi polisi yang menerapkan sistem satu arah, PT LMS juga menutup GT Sumberjaya, GT Cikedung, GT Kertajati, GT Subang, GT Kalijati untuk arah ke Jawa Tengah.

Rabu diperkirakan menjadi puncak kembalinya moda transportasi udara

Puncak kepulangan Idul Fitri 2018 melalui angkutan udara diperkirakan terjadi pada Rabu 20 Juni 2018. Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Agus Santoso, pemudik memilih hari ini dan Selasa lalu sebagai waktu ‘pulang ke luar negeri’ karena Kamis sudah memasuki hari kerja.

Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Perhubungan dari maskapai penerbangan pada arus mudik Lebaran 2018, menurut Agus, mayoritas pemudik yang menggunakan transportasi udara berasal dari kota-kota besar seperti Makassar, Jakarta, dan Medan. Tujuan penerbangan mereka adalah Yogyakarta, Semarang dan Surabaya.

Cikampek semakin ramai

Tercatat, ruas Tol CIkampek arah Jakarta dipenuhi kendaraan. Hingga pantauan National Traffic Management Center (NTCM), kecepatan kendaraan menurun hingga di bawah 40 kilometer per jam.

Kepala Posko Harian Mudik Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Agus Saptono mengatakan, kepadatan kendaraan di Cikampek tergolong normal karena Rabu, 19 Juni 2018 merupakan akhir masa libur Idul Fitri.

—Rappler.com