Candi Kidal dibobol mobil, arkeolog terpana
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Candi Kidal merupakan peninggalan utama Kerajaan Singhasari, tempat dimakamkannya Raja Anusapati
MALANG, Indonesia – Penjaga Candi Kidal yang di Desa Kidal, Tumpang, Kabupaten Malang, Imam Pinarto dikejutkan dengan suara benturan keras yang datang dari depan candi pada Selasa dini hari, 25 Juli 2017.
Imam bergegas menuju sumber suara dan melihat mobil KIA Karnaval bernomor polisi BE 2844 GH telah menerobos masuk ke dalam lingkungan Bait Suci. Imam juga melihat pagar gapura dan sebagian tangga masuk candi rusak, kemungkinan tertabrak mobil.
“Seperti ada suara palu yang membentur tembok. Lalu terdengar suara gemeretak seperti besi diseret, kata Imam. “Kejadiannya sekitar jam 12 malam.”
Akibat kejadian tersebut, pintu gerbang dan sebagian tangga masuk candi rusak. Sementara mobil yang diketahui bernama Joko Agus Gunawan (35), mengalami kerusakan bagian depan.
Agus tidak mengalami luka serius. Ia bahkan sempat keluar dari mobil yang dikendarainya sendiri. “Hanya mengalami luka lecet di bagian wajah,” kata Imam. Agus kini tengah diperiksa polisi untuk dimintai keterangan.
Kapolsek Tumpang, Wakil Kompol Yusuf Suryadi mengatakan, Joko berprofesi sebagai dokter. Saat kejadian, lanjut Yusuf, Joko mengaku berhalusinasi hingga mobilnya masuk ke dalam kompleks candi.
“Dia merasa seperti terbang seperti elang. “Saya baru sadar setelah menabrak candi,” kata Yusuf Suryadi. Joko juga mengatakan, sebelum kejadian ia merasa diikuti oleh orang berkulit putih.
Saat ditemui di rumahnya, Joko masih terlihat lemas. Dia enggan berbicara banyak. “Saya sadar tapi tidak tahu,” katanya. Joko yang berpraktik di salah satu rumah sakit di Malang dan aktif di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Malang mengatakan, kejadian itu terjadi saat dirinya hendak pulang dari rumah sakit.
Kerusakan kuil
Petugas Badan Pelestarian Peninggalan Budaya (BPCB) Jawa Timur dan arkeolog mengunjungi Candi Kidal. Mereka memeriksa sejauh mana kerusakan akibat kecelakaan itu.
Arkeolog M. Dwi Cahyono dari Universitas Negeri Malang meminta agar persoalan tersebut diusut tuntas. Investigasi juga harus terbuka untuk diketahui publik.
“Kejadian ini memang menimbulkan kerusakan arsitektural,” ujarnya. Sejumlah bagian konstruksi candi rusak dan hancur. Ada dua karya arsitektur, kata dia, yang mengalami kerusakan. Ada juga bagian arsitektur yang rusak seperti balok batu dan balok batu tambahan.
Selain itu, sejumlah struktur bangunan juga diundur. Oleh karena itu, perlu dilakukan pekerjaan perbaikan untuk merekonstruksi struktur bangunan candi.
Dwi menulis di laman Facebooknya bahwa dirinya terkejut dengan kejadian tersebut. Bagaimana mungkin sebuah kendaraan menerobos pagar candi setinggi 1,5 meter dan berhenti sekitar 100 meter setelah menabrak tangga atau langkan candi?
Meskipun pintu masuk ke halaman candi menurun dan memiliki tangga. Bahkan di ujung halaman candi, jalannya terjal, kedalamannya mencapai 1,5 meter. Dia meminta polisi mengusut kasus ini secara spesifik.
Apakah ada motif untuk menghancurkan atau mencuri artefak? “Sebagai catatan, beberapa tahun lalu pernah terjadi pencurian artefak di Candi Kidal. Beberapa patung kepala naga di ujung tangga hilang,” ujarnya. Beruntung peristiwa itu kembali ditemukan.
Bencana arkeologi tersebut, kata Dwi, menyebabkan rusaknya pagar dan gerbang depan situs. Dalam skala tertentu merusak bagian depan tangga candi induk, serta sisa struktur peron di depan candi induk. “Lebih dari itu, jelas melukai perasaan budaya,” ujarnya.
Candi Kidal merupakan peninggalan utama Kerajaan Singhasari, sebagai tempat pemujaan Raja Anusapati. Kuil ini telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Budaya Nasional. “Mudah-mudahan bencana serupa tidak terjadi dan tidak terjadi lagi di situs daerah lain sehingga menambah rentetan panjang perusakan situs,” kata Dwi. —Rappler.com